Jumat, 22 November 2024

Masjid As Sajadah Terinspirasi Bangunan di Turki

- Advertisement -

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Sebagai tempat ibadah kaum muslim, masjid tidak saja sebagai tempat yang diagungkan dan disucikan. Tetapi, masjid juga dibangun dengan desain yang indah maupun unik.

Terletakdi Jalan Lintas Kubang Raya, Masjid As Sajadah memiliki ciri identik bangunannya yang menyerupai persegi dengan bangunan khas timur tengah, terutama daripada negara Turki.

- Advertisement -

Bila diperhatikan, area masjid didominasi dengan warna kesukaan Nabi Muhammad SAW, yakni hijau. Bangunan masjid sendiri terdiri dari dua lantai. Yang mana, lantai dua bisa digunakan untuk belajar mengaji anak-anak maupun menunaikan salat lima waktu, jika di lantai satu penuh untuk jamaah laki-laki.

Sementara, tempat berwudhu antara laki-laki dan perempuan terletak tepat di sebelah kanan dan kiri dengan konsep alam yang kental. Dinding pembatas tampak seperti batu-batu alam yang dihiasi tanaman rambat yang menambah cantik bangunan masjid.

Baca Juga:  Kecelakaan Menurun, Titik Macet Berkurang, Arus Mudik-Balik Terkendali

Sebagai pengurus Masjid As Sajadah Dedi Sumardi SE mengungkapkan, pemilik membangun masjid awalnya  terinspirasi dari sebuah bangunan yang ada di negara Turki. Dari situlah, H Idrus kemudian membeli lahan dan membangun masjid dengan bangunan yang unik.

- Advertisement -

“Awalnya banyak yang mengira ini gereja karena bentuknya yang tidak seperti masjid biasanya,” cerita Dedi kepada Riau Pos, Senin (20/5).

Terletak di jalan lintas, tak heran jika kebanyakan warga berhenti untuk beribadah ataupun sekadar melepas penat dari perjalanan. Kendati begitu, jamaah dari masyarakat sekitar juga tak kalah banyak, sebab masjid yang telah berdiri selama empat tahun itu juga digunakan untuk melaksanakan Salat Idul Fitri setiap tahunnya.

“Terinspirasi dari sebuah masjid yang berada di Provinsi Turki, beliau pernah ke sana dulu,” ucapnya.

Baca Juga:  Anhar Dilantik Jadi Anggota DPRD

Untuk membangun masjid sesuai dengan aslinya, lanjut Dedi, pemilik masjid mendatangkan langsung arsitek dari salah satu perguruan tinggi di Indonesia, yakni Institut Teknologi Bandung untuk mengerjakan bangunan masjid.

“Kegiatan selama Ramadan sama seperi masjid lainnya, ada pengajian, wirid, tausiyah, kultum subuh, tadarus Alquran dan lainnya,” imbuhnya.

Yang membedakan masjid As Sajadah dengan masjid lainnya ialah adanya kegiatan setiap pagi Jumat mengadakan Salat Sajadah. Sama dengan namanya, Dedi menerangkan, bangunan masjid dari depan ke belakang memang nampak seperti seseorang sedang sujud salat, kecil di depan dan lebar di belakang.

“Siapa saja yang ingin melaksanakan (Salat Sajadah,red). Tidak diharuskan. Ada pengajian umum juga, siapa saja,” pungkasnya.(*1)


Editor: Eko Faizin

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Sebagai tempat ibadah kaum muslim, masjid tidak saja sebagai tempat yang diagungkan dan disucikan. Tetapi, masjid juga dibangun dengan desain yang indah maupun unik.

Terletakdi Jalan Lintas Kubang Raya, Masjid As Sajadah memiliki ciri identik bangunannya yang menyerupai persegi dengan bangunan khas timur tengah, terutama daripada negara Turki.

- Advertisement -

Bila diperhatikan, area masjid didominasi dengan warna kesukaan Nabi Muhammad SAW, yakni hijau. Bangunan masjid sendiri terdiri dari dua lantai. Yang mana, lantai dua bisa digunakan untuk belajar mengaji anak-anak maupun menunaikan salat lima waktu, jika di lantai satu penuh untuk jamaah laki-laki.

Sementara, tempat berwudhu antara laki-laki dan perempuan terletak tepat di sebelah kanan dan kiri dengan konsep alam yang kental. Dinding pembatas tampak seperti batu-batu alam yang dihiasi tanaman rambat yang menambah cantik bangunan masjid.

- Advertisement -
Baca Juga:  Dekan Fisip Unri Siap Ikuti Proses Hukum yang Berjalan

Sebagai pengurus Masjid As Sajadah Dedi Sumardi SE mengungkapkan, pemilik membangun masjid awalnya  terinspirasi dari sebuah bangunan yang ada di negara Turki. Dari situlah, H Idrus kemudian membeli lahan dan membangun masjid dengan bangunan yang unik.

“Awalnya banyak yang mengira ini gereja karena bentuknya yang tidak seperti masjid biasanya,” cerita Dedi kepada Riau Pos, Senin (20/5).

Terletak di jalan lintas, tak heran jika kebanyakan warga berhenti untuk beribadah ataupun sekadar melepas penat dari perjalanan. Kendati begitu, jamaah dari masyarakat sekitar juga tak kalah banyak, sebab masjid yang telah berdiri selama empat tahun itu juga digunakan untuk melaksanakan Salat Idul Fitri setiap tahunnya.

“Terinspirasi dari sebuah masjid yang berada di Provinsi Turki, beliau pernah ke sana dulu,” ucapnya.

Baca Juga:  Positif Narkoba, 38 Pegawai Pemprov Bakal Disanksi

Untuk membangun masjid sesuai dengan aslinya, lanjut Dedi, pemilik masjid mendatangkan langsung arsitek dari salah satu perguruan tinggi di Indonesia, yakni Institut Teknologi Bandung untuk mengerjakan bangunan masjid.

“Kegiatan selama Ramadan sama seperi masjid lainnya, ada pengajian, wirid, tausiyah, kultum subuh, tadarus Alquran dan lainnya,” imbuhnya.

Yang membedakan masjid As Sajadah dengan masjid lainnya ialah adanya kegiatan setiap pagi Jumat mengadakan Salat Sajadah. Sama dengan namanya, Dedi menerangkan, bangunan masjid dari depan ke belakang memang nampak seperti seseorang sedang sujud salat, kecil di depan dan lebar di belakang.

“Siapa saja yang ingin melaksanakan (Salat Sajadah,red). Tidak diharuskan. Ada pengajian umum juga, siapa saja,” pungkasnya.(*1)


Editor: Eko Faizin
Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari