PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Sejumlah massa yang mengatasnamakan gabungan dari tokoh agama, adat, suku, ormas kepemudaan dan BEM, melakukan pernyataan sikap di depan kantor Gubernur Riau, Senin (23/11/2020). Salah satu pernyataan sikap massa saat itu yakni menolak kedatangan Habib Rizieq Syihab di bumi Lancang Kuning, Provinsi Riau.
Salah seorang peserta aksi yang juga Ketua NU Riau, Rusli Ahmad, mengatakan, tujuan dari aksi yang pihaknya lakukan tersebut yakni untuk tetap menjaga situasi kondusif di Riau. Total ada lima pernyataan sikap yang disampaikan massa saat itu.
"Pertama yakni NKRI adalah harga mati; kedua, menolak kedatangan Habib Rizieq ke Riau; ketiga menolak kerumunan yang akan menjadi penularan Covid-19; keempat menolak paham radikalisme; dan kelima mendukung pemerintah untuk menjaga keamanan NKRI," katanya.
Khusus untuk poin penolakan kedatangan Habib Rizieq, Rusli menjelaskan bahwa jika Habib Rizieq datang, dikhawatirkan, akan terjadi situasi yang tidak kondusif.
"Kita tentunya ingin Riau ini aman dan tenang, untuk itu silahkan Habib Rizieq ceramah di daerah lain tapi tidak di Riau," sebutnya.
Sementara itu, Ketua Front Pembela Islam (FPI) Kota Pekanbaru, Husni Thamrin, mengatakan, pihaknya kecewa dengan pernyataan sikap tersebut, karena selama ini di Riau khususnya Pekanbaru, masyarakatnya damai. Karena itu, pihaknya meminta isu radikalisme jangan dibawa ke Riau.
"Tidak ada ulama yang radikal, yang radikal itu adalah menghilangkan Pancasila. Jangan jadikan Habib Rizieq sebagai orang yang radikal," katanya.
Sempat terjadi aksi saling dorong antara pihak kepolisian dengan massa dari FPI yang datang ke lokasi pernyataan sikap. Namun akhirnya dapat dilerai dan massa kemudian membubarkan diri.
Laporan : Soleh Saputra (Pekanbaru)
Editor : M Ali Nurman