Rabu, 11 September 2024

Pelalawan Anggarkan Pembelian Dua Ekskavator Amphibius Antisipasi Banjir

PANGKALANKERINCI (RIAUPOS.CO) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pelalawan bekerja sama dengan PT Pindad melakukan demonstrasi uji coba alat berat ekskavator amphibius di Sungai Kerinci, Kecamatan Pangkalankerinci, Rabu (22/1/2020) siang.

Demo alat berat mirip tank baja sebagai alat antisipasi bencana banjir tersebut, dihadiri dan disaksikan langsung oleh Wakil Gubernur Riau (Wagubri) Edy Natar Nasution.

"Ya, Negeri Seiya Sekata ini 60 persennya adalah lahan rawa, sehingga kondisi ini menyebabkan Pelalawan menjadi daerah langganan banjir setiap tahunnya. Untuk itu, guna antisipasi banjir ini, maka kami bekerja sama dengan PT Pindad untuk melakukan uji coba alat berat ekskavator amphibius," terang  Harris kepada Riau Pos.

Diungkapkan mantan Ketua DPRD Pelalawan dua periode ini, alat berat ekskavator amphibius tersebut, dinilai sangat efektif untuk mengantisipasi banjir. Pasalnya, alat berat ini sangat efektif digunakan untuk melakukan normaslisasi sungai di Pelalawan yang telah terjadi pendangkalan.

- Advertisement -

"Jadi, dengan hadirnya teknologi dari PT Pindad ini, tentunya ini menjadi solusi tepat dan efektif bagi kita dalam mengatisipasi banjir tahunan. Pasalnya, alat berat dari PT Pindad ini, dapat bergerak cepat di darat dan mangapung di tengah sungai," jelas Harris lagi.

Baca Juga:  Banyak Bansos Tak Tersalurkan di Riau, Risma: Ini Hak Orang Miskin

Ditambahkannya,  dengan alat ini,  normalisasi sungai dan pembersihan daerah lahan rawa, tidak memakan waktu lama. Untuk itu  Pemkab Pelalawan akan mengalokasikan anggaran pembelian dua unit ekskavator amphibius tersebut pada APBD Perubahan tahun 2020 ini.

- Advertisement -

Harris juga berharap Pemprov Riau dapat mengalokasikan dana untuk pembelian alat berat tersebut untuk daerah yang sangat rawan bencana banjir.

Wagubri Edy Natar Nasution menjelaskan, ekskavator amphibius ini sangat ideal untuk membersihkan lahan rawa di sejumlah daerah Provinsi Riau, khususnya  Pelalawan. Untuk itu, dirinya akan segera menyampaikan hasil uji demo alat berat PT Pindad tersebut kepada Gubri Drs H Syamsuar MSi. 

"Jadi, penggunaan alat berat ini sangat efektif untuk membersihkan lahan rawa dan juga normalisasi sungai sebagai upaya antisipasi banjir. Dan nantinya, lahan rawa yang sudah dibersihkan khususnya di sungai Kerinci Pelalawan ini, dapat dijadikan sebagai objek wisata air. Apalagi, PT Pindad juga menyampaikan, alat berat itu telah membersihkan sungai di Citarum yang saat ini telah dijadikan objek wisata air,"  ujar Edy Natar.

Baca Juga:  AA-APP Sinar Mas Salurkan Beasiswa ke Mahasiswa Sakai

Terpisah, Vice President Bisnis Industrial PT Pindad, Wiweka, mengungkapkan, demonstrasi atau uji coba ekskavator amphibius ini akan berlangsung selama lima bulan di  Pelalawan. Saat ini, PT Pindad telah memproduksi sebanyak 20 unit alat berat tersebut yang 10 unit di antaranya sudah dipasarkan dan 10 unit lagi menjadi stok oleh perusahaan.
 
" Alat berat ini sangat efektif dalam membersihkan lahan rawa serta normalisasi sungai. Dan tentunya, jika Pemprov Riau berminat dengan teknologi yang kami ciptakan ini, maka alat berat ini akan kembali kami produksi. Harganya per unit Rp5,8 milar," jelas Wiweka. 

Laporan: M Amin (Pangkalankerinci)
Editor: Hary B Koriun

PANGKALANKERINCI (RIAUPOS.CO) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pelalawan bekerja sama dengan PT Pindad melakukan demonstrasi uji coba alat berat ekskavator amphibius di Sungai Kerinci, Kecamatan Pangkalankerinci, Rabu (22/1/2020) siang.

Demo alat berat mirip tank baja sebagai alat antisipasi bencana banjir tersebut, dihadiri dan disaksikan langsung oleh Wakil Gubernur Riau (Wagubri) Edy Natar Nasution.

"Ya, Negeri Seiya Sekata ini 60 persennya adalah lahan rawa, sehingga kondisi ini menyebabkan Pelalawan menjadi daerah langganan banjir setiap tahunnya. Untuk itu, guna antisipasi banjir ini, maka kami bekerja sama dengan PT Pindad untuk melakukan uji coba alat berat ekskavator amphibius," terang  Harris kepada Riau Pos.

Diungkapkan mantan Ketua DPRD Pelalawan dua periode ini, alat berat ekskavator amphibius tersebut, dinilai sangat efektif untuk mengantisipasi banjir. Pasalnya, alat berat ini sangat efektif digunakan untuk melakukan normaslisasi sungai di Pelalawan yang telah terjadi pendangkalan.

"Jadi, dengan hadirnya teknologi dari PT Pindad ini, tentunya ini menjadi solusi tepat dan efektif bagi kita dalam mengatisipasi banjir tahunan. Pasalnya, alat berat dari PT Pindad ini, dapat bergerak cepat di darat dan mangapung di tengah sungai," jelas Harris lagi.

Baca Juga:  Muhammad Ditangkap, Pemprov Usulkan Plt Bupati Bengkalis ke Mendagri

Ditambahkannya,  dengan alat ini,  normalisasi sungai dan pembersihan daerah lahan rawa, tidak memakan waktu lama. Untuk itu  Pemkab Pelalawan akan mengalokasikan anggaran pembelian dua unit ekskavator amphibius tersebut pada APBD Perubahan tahun 2020 ini.

Harris juga berharap Pemprov Riau dapat mengalokasikan dana untuk pembelian alat berat tersebut untuk daerah yang sangat rawan bencana banjir.

Wagubri Edy Natar Nasution menjelaskan, ekskavator amphibius ini sangat ideal untuk membersihkan lahan rawa di sejumlah daerah Provinsi Riau, khususnya  Pelalawan. Untuk itu, dirinya akan segera menyampaikan hasil uji demo alat berat PT Pindad tersebut kepada Gubri Drs H Syamsuar MSi. 

"Jadi, penggunaan alat berat ini sangat efektif untuk membersihkan lahan rawa dan juga normalisasi sungai sebagai upaya antisipasi banjir. Dan nantinya, lahan rawa yang sudah dibersihkan khususnya di sungai Kerinci Pelalawan ini, dapat dijadikan sebagai objek wisata air. Apalagi, PT Pindad juga menyampaikan, alat berat itu telah membersihkan sungai di Citarum yang saat ini telah dijadikan objek wisata air,"  ujar Edy Natar.

Baca Juga:  Hari Ini, Zetizen Menyala Digelar di Living World

Terpisah, Vice President Bisnis Industrial PT Pindad, Wiweka, mengungkapkan, demonstrasi atau uji coba ekskavator amphibius ini akan berlangsung selama lima bulan di  Pelalawan. Saat ini, PT Pindad telah memproduksi sebanyak 20 unit alat berat tersebut yang 10 unit di antaranya sudah dipasarkan dan 10 unit lagi menjadi stok oleh perusahaan.
 
" Alat berat ini sangat efektif dalam membersihkan lahan rawa serta normalisasi sungai. Dan tentunya, jika Pemprov Riau berminat dengan teknologi yang kami ciptakan ini, maka alat berat ini akan kembali kami produksi. Harganya per unit Rp5,8 milar," jelas Wiweka. 

Laporan: M Amin (Pangkalankerinci)
Editor: Hary B Koriun

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari