Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Pintu Masuk ke Riau Kembali Diperketat

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Penambahan kasus baru pasien positif Covid-19 di Riau membeludak, Sabtu (19/9). Tercatat, sebanyak 303 kasus baru terkonfirmasi dan ini rekor penambahan harian ter­banyak sejak kasus pertama kali terjadi di Riau, Maret lalu. Jumlah ini sekaligus menem­patkan Riau di peringkat empat penambahan kasus positif harian terbanyak secara nasional.

Kemarin, posisi teratas penambahan masih ditempati DKI Jakarta dengan 988 orang. Diikuti Jawa Barat dengan 470 kasus baru dan Jawa Timur dengan tambahan 379 orang. Peringkat kelima ditempati Jawa Tengah dengan 271 kasus baru. Secara total, per Sabtu (19/9), kasus positif di Riau menjadi 4.990 orang, 2.084 orang sembuh, dan 96 meninggal dunia.

Menyikapi penambahan pasien positif Covid-19 yang terus meningkat tersebut, Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar mengambil beberapa kebijakan yang diharapkan bisa memutus rantai penyebaran Covid-19. Kebijakan tersebut di antaranya kembali memperketat pintu-pintu masuk ke Provinsi Riau serta menambah daerah untuk dilakukan pembatasan sosial berskala mikro (PSBM).

"Untuk evaluasi PSBM, kami juga sudah melakukan rapat koordinasi dengan Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru karena saat ini yang sudah menerapkan PSBM yakni Pemko Pekanbaru," kata Gubri Syamsuar kepada Riau Pos, Sabtu (19/9).

Dalam rapat koordinasi tersebut, pihaknya sepakat bahwa PSBM yang sudah dilakukan di Kecamatan Tampan akan dijadikan percontohan sebagai daerah penanganan Covid-19. Apalagi, Kecamatan Tampan juga berbatasan langsung dengan Kabupaten Kampar yang juga cukup tinggi angka pasien positif Covid-19.

"Saat ini Kecamatan Tampan jadi percontohan pelaksaaan PSBM. Senin (21/9), akan kembali dilakukan rapat untuk evaluasi PSBM dan sekaligus membahas daerah mana lagi yang akan menerapkan PSBM. Saya dapat informasi, Tembilahan juga akan menerapkan PSBM," sebutnya.

Baca Juga:  Gubri Tunjuk Indra Putrayana Plt Kadishub Riau

Langkah lainnya, lanjut Gubri, pihaknya akan kembali memperketat pintu-pintu masuk ke Provinsi Riau, terutama yang berbatasan langsung dengan provinsi yang cukup tinggi penularan Covid-19. Saat ini, pihaknya juga sudah menugaskan tim untuk menilai daerah mana yang akan kembali diketatkan pengawasan perbatasannya.

"Tapi tidak semua pintu akan dijaga ketat, khusus yang berbatasan dengan provinsi yang tinggi kasusnya seperti berbatasan dengan Sumatera Utara, Sumatera Barat. Kalau Jambi kan angka penularannya termasuk kecil," ujarnya.

Khusus untuk penanganan pasien positif Covid-19 yang tanpa gejala atau orang tanpa gejala (OTG). Pihaknya akan mendata pasien isolasi mandiri yang kurang mampu, yang akan ditempatkan di tempat fasilitas kesehatan di luar rumah sakit seperti balai diklat dan juga hotel.

"Untuk melakukan pengawasan di tempat isolasi mandiri tersebut, kami bekerja sama dengan tenaga medis dari rumah sakit tentara dan juga rumah sakit kepolisian," jelasnya.

Dalam kesempatan tersebut, Gubri Syamsuar juga menyampaikan bahwa saat ini kapasitas rumah sakit rujukan di Riau, dari 48 rumah sakit yang masih tersedia 348 kamar. Sedangkan kapasitas ruang isolasi mandiri sebanyak 1.521 ruangan.
"Kemarin ada informasi bahwa kapasitas rumah sakit sudah penuh. Ini perlu saya luruskan bahwa kamar isolasi di rumah sakit masih tersedia. Ini perlu dipahami agar masyarakat tidak mendapatkan informasi yang salah sehingga khawatir," sebutnya.

Namun, dilihat dari data yang disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Riau Mimi Yuliani Nazir, Sabtu (19/9), jumlah orang menjalani isolasi mandiri justru lebih banyak dari kapasitas ruang isolasi yang disampaikan Gubri. Hingga kemarin, sebanyak 1.959  orang menjalani isolasi mandiri. Sedangkan perawatan di rumah sakit sebanyak 851.

Baca Juga:  Satu Dosen UIR Meninggal Karena Covid-19

Sementara itu, dari penambahan 303 orang kemarin, Pekanbaru kembali yang tertinggi dengan 190 pasien. Dikuti Pelalawan 42 pasien, Dumai 28 pasien, Kampar 16 pasien, Siak 13 pasien, Bengakalis tujuh pasien,  Rokan Hilir empat pasien, Rokan Hulu dua pasien, dan Indragiri Hulu satu pasien.

"Secara keseluruhan, Kota Pekanbaru masih yang terbanyak total pasien positif Covid-19 yakni 2.272 pasien. Siak 642 pasien, Kampar 566 pasien, Dumai 521 pasien, Pelalawan 411 pasien, Indragiri Hilir 110 pasien, Bengkalis 126 pasien, Kuansing 100 pasien, Kepulauan Meranti 43 pasien, Rokan Hulu 73 pasien, Indragiri Hulu 28 pasien, Rokan Hilir 75 pasien dan dari luar provinsi Riau 25 pasien," jelasnya.

Sementara itu, Wali Kota Pekanbaru Firdaus yang juga hadir dalam rapat tersebut mengatakan, sebagai bentuk antisipasi jika penambahan pasien positif Covid-19 di Pekanbaru terus bertambah, pihaknya saat ini sedang merekrut 200 tenaga medis, mulai dari dokter, perawat dan tenga pendukung lainnya.

"Juga untuk membantu pengawasan pasien positif yang isolasi mandiri," katanya.

Selain itu, Pemko Pekanbaru juga saat ini tengah melakukan pengadaan alat untuk pemeriksaan sampel swab. Hal tersebut untuk membantu pemeriksaan sampel swab yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Riau.

"Saya dapat laporan bahwa laboratorium biomolekuler RSUD Arifin Achmad saat ini setiap harinya bisa menerima sampel hingga 4.000-an, sementara kapasitas hanya 1.600. Untuk membantu pemeriksaan sampel swab agar lebih cepat maka kami juga sekarang sedang mengadakan alat pemeriksa sampel swab dengan kapasitas 1.000 sampel per hari," ujarnya.

 

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Penambahan kasus baru pasien positif Covid-19 di Riau membeludak, Sabtu (19/9). Tercatat, sebanyak 303 kasus baru terkonfirmasi dan ini rekor penambahan harian ter­banyak sejak kasus pertama kali terjadi di Riau, Maret lalu. Jumlah ini sekaligus menem­patkan Riau di peringkat empat penambahan kasus positif harian terbanyak secara nasional.

Kemarin, posisi teratas penambahan masih ditempati DKI Jakarta dengan 988 orang. Diikuti Jawa Barat dengan 470 kasus baru dan Jawa Timur dengan tambahan 379 orang. Peringkat kelima ditempati Jawa Tengah dengan 271 kasus baru. Secara total, per Sabtu (19/9), kasus positif di Riau menjadi 4.990 orang, 2.084 orang sembuh, dan 96 meninggal dunia.

- Advertisement -

Menyikapi penambahan pasien positif Covid-19 yang terus meningkat tersebut, Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar mengambil beberapa kebijakan yang diharapkan bisa memutus rantai penyebaran Covid-19. Kebijakan tersebut di antaranya kembali memperketat pintu-pintu masuk ke Provinsi Riau serta menambah daerah untuk dilakukan pembatasan sosial berskala mikro (PSBM).

"Untuk evaluasi PSBM, kami juga sudah melakukan rapat koordinasi dengan Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru karena saat ini yang sudah menerapkan PSBM yakni Pemko Pekanbaru," kata Gubri Syamsuar kepada Riau Pos, Sabtu (19/9).

- Advertisement -

Dalam rapat koordinasi tersebut, pihaknya sepakat bahwa PSBM yang sudah dilakukan di Kecamatan Tampan akan dijadikan percontohan sebagai daerah penanganan Covid-19. Apalagi, Kecamatan Tampan juga berbatasan langsung dengan Kabupaten Kampar yang juga cukup tinggi angka pasien positif Covid-19.

"Saat ini Kecamatan Tampan jadi percontohan pelaksaaan PSBM. Senin (21/9), akan kembali dilakukan rapat untuk evaluasi PSBM dan sekaligus membahas daerah mana lagi yang akan menerapkan PSBM. Saya dapat informasi, Tembilahan juga akan menerapkan PSBM," sebutnya.

Baca Juga:  Tambah 130 Kasus Baru di Riau, Lima Meninggal Dunia

Langkah lainnya, lanjut Gubri, pihaknya akan kembali memperketat pintu-pintu masuk ke Provinsi Riau, terutama yang berbatasan langsung dengan provinsi yang cukup tinggi penularan Covid-19. Saat ini, pihaknya juga sudah menugaskan tim untuk menilai daerah mana yang akan kembali diketatkan pengawasan perbatasannya.

"Tapi tidak semua pintu akan dijaga ketat, khusus yang berbatasan dengan provinsi yang tinggi kasusnya seperti berbatasan dengan Sumatera Utara, Sumatera Barat. Kalau Jambi kan angka penularannya termasuk kecil," ujarnya.

Khusus untuk penanganan pasien positif Covid-19 yang tanpa gejala atau orang tanpa gejala (OTG). Pihaknya akan mendata pasien isolasi mandiri yang kurang mampu, yang akan ditempatkan di tempat fasilitas kesehatan di luar rumah sakit seperti balai diklat dan juga hotel.

"Untuk melakukan pengawasan di tempat isolasi mandiri tersebut, kami bekerja sama dengan tenaga medis dari rumah sakit tentara dan juga rumah sakit kepolisian," jelasnya.

Dalam kesempatan tersebut, Gubri Syamsuar juga menyampaikan bahwa saat ini kapasitas rumah sakit rujukan di Riau, dari 48 rumah sakit yang masih tersedia 348 kamar. Sedangkan kapasitas ruang isolasi mandiri sebanyak 1.521 ruangan.
"Kemarin ada informasi bahwa kapasitas rumah sakit sudah penuh. Ini perlu saya luruskan bahwa kamar isolasi di rumah sakit masih tersedia. Ini perlu dipahami agar masyarakat tidak mendapatkan informasi yang salah sehingga khawatir," sebutnya.

Namun, dilihat dari data yang disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Riau Mimi Yuliani Nazir, Sabtu (19/9), jumlah orang menjalani isolasi mandiri justru lebih banyak dari kapasitas ruang isolasi yang disampaikan Gubri. Hingga kemarin, sebanyak 1.959  orang menjalani isolasi mandiri. Sedangkan perawatan di rumah sakit sebanyak 851.

Baca Juga:  Tangis Haru Iringi Pelepasan JCH Riau

Sementara itu, dari penambahan 303 orang kemarin, Pekanbaru kembali yang tertinggi dengan 190 pasien. Dikuti Pelalawan 42 pasien, Dumai 28 pasien, Kampar 16 pasien, Siak 13 pasien, Bengakalis tujuh pasien,  Rokan Hilir empat pasien, Rokan Hulu dua pasien, dan Indragiri Hulu satu pasien.

"Secara keseluruhan, Kota Pekanbaru masih yang terbanyak total pasien positif Covid-19 yakni 2.272 pasien. Siak 642 pasien, Kampar 566 pasien, Dumai 521 pasien, Pelalawan 411 pasien, Indragiri Hilir 110 pasien, Bengkalis 126 pasien, Kuansing 100 pasien, Kepulauan Meranti 43 pasien, Rokan Hulu 73 pasien, Indragiri Hulu 28 pasien, Rokan Hilir 75 pasien dan dari luar provinsi Riau 25 pasien," jelasnya.

Sementara itu, Wali Kota Pekanbaru Firdaus yang juga hadir dalam rapat tersebut mengatakan, sebagai bentuk antisipasi jika penambahan pasien positif Covid-19 di Pekanbaru terus bertambah, pihaknya saat ini sedang merekrut 200 tenaga medis, mulai dari dokter, perawat dan tenga pendukung lainnya.

"Juga untuk membantu pengawasan pasien positif yang isolasi mandiri," katanya.

Selain itu, Pemko Pekanbaru juga saat ini tengah melakukan pengadaan alat untuk pemeriksaan sampel swab. Hal tersebut untuk membantu pemeriksaan sampel swab yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Riau.

"Saya dapat laporan bahwa laboratorium biomolekuler RSUD Arifin Achmad saat ini setiap harinya bisa menerima sampel hingga 4.000-an, sementara kapasitas hanya 1.600. Untuk membantu pemeriksaan sampel swab agar lebih cepat maka kami juga sekarang sedang mengadakan alat pemeriksa sampel swab dengan kapasitas 1.000 sampel per hari," ujarnya.

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari