Sabtu, 26 Juli 2025

Al Azhar: Pendidikan BMR di Sekolah Upaya Menghadapi Globalisasi

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Narawita Swarna Persada menggelar web-seminar (webinar) membahas tentang pendidikan Budaya Melayu Riau (BMR) di sekolah. 

Webinar diikuti 450 peserta dengan menampilkan tiga pembicara yakni Ketua Umum Majelis Kerapatan Adat Lembaga Adat Melayu Riau (Ketum MKA LAMR) Datuk Seri H Al Azhar, Pengawas Madya Dinas Pendidikan Riau sekaligus mewakili Dinas Pendidikan Riau Drs Joyosman MM, dan budayawan Taufik Ikram Jamil,  Senin (20/7/2020).

Datuk Seri Al Azhar mengatakan, pelaksanaan BMR merupakan salah satu upaya menghadapi globalisasi yang tak bisa dan tak perlu dielak. Setiap insan disuguhkan keberadaan dirinya untuk bersama-sama dengan pihak lain berupaya memuliakan sesama manusia.

"Lembaga pendidkan, tentu saja merupakan sisi utama untuk menyalurkan pewarisan keberadaan pemuliaan terhadap manusia itu sendiri,"ujar Datuk Seri Al Azhar.

Baca Juga:  13, 5 Ton Bawang Dimusnahkan

Sementara Taufik Ikram Jamil mengatakan, berbagai kalangan menyebutkan bahwa abad ke-21 ini adalah abad agama dan tradisi. Di sisi lain, gempuran teknologi informasi bisa menyebabkan kebudayaan suatu kawasan tergilas. 

Untuk itu perlu dijawab dengan pewarisan agar penggilasan itu tidak terjadi, apalagi tunjuk ajar Melayu memang mewajibkan tindakan pewarisan tersebut.

Pengawas Madya Dinas Pendidikan Riau sekaligus mewakili Dinas Pendidikan Riau Drs Joyosman MM menambahkan, Dinas Pendidkan dan LAMR telah berusaha dengan berbagai cara mewujudkan pendidikan muatan lokal di sekolah. 

Segala perangkatnya yang menjadi wewenang daerah seperti payung hukum dan kurikulum telah disediakan sejak setahun terakhir.

"Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung," ujar Joyosman.
 
Menjawab pertanyaan peserta, seminar yang dipandu Syaiful Anuar, SPd MPd itu, Joyosman mengatakan, bahwa mewujudkan BMR dalam data pokok pendididikan memang tidak mudah.  

Baca Juga:  Program Ramadan YBM PLN UIP Sumbagteng, Berbagi Kebahagiaan Menebar Kebaikan

Misalnya, harus ada perguruan tinggi yang melahirkan tenaga pendidikan muatan lokan BMR. Tapi ini bisa dilaksanakan karena kita memiliki beberapa perguruan tinggi yang dapat digesa untuk itu.

Direkturnya Narawita Swarna Persada Masrinur SPdi mengatakan, acara yang dihelat adalah sebagai media untuk membumikan budaya Melayu di Riau. 

"Kekuatan kebudayaan di masa mendatang, bergantung pada upaya-upaya yang kita lakukan kemarin dan hari ini," ujarnya yang didampingi Ketua Panitia Webinar Syaiful Anuar SPd MPd.

Laporan: Dofi Iskandar (Pekanbaru)
Editor: Eko Faizin

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Narawita Swarna Persada menggelar web-seminar (webinar) membahas tentang pendidikan Budaya Melayu Riau (BMR) di sekolah. 

Webinar diikuti 450 peserta dengan menampilkan tiga pembicara yakni Ketua Umum Majelis Kerapatan Adat Lembaga Adat Melayu Riau (Ketum MKA LAMR) Datuk Seri H Al Azhar, Pengawas Madya Dinas Pendidikan Riau sekaligus mewakili Dinas Pendidikan Riau Drs Joyosman MM, dan budayawan Taufik Ikram Jamil,  Senin (20/7/2020).

Datuk Seri Al Azhar mengatakan, pelaksanaan BMR merupakan salah satu upaya menghadapi globalisasi yang tak bisa dan tak perlu dielak. Setiap insan disuguhkan keberadaan dirinya untuk bersama-sama dengan pihak lain berupaya memuliakan sesama manusia.

"Lembaga pendidkan, tentu saja merupakan sisi utama untuk menyalurkan pewarisan keberadaan pemuliaan terhadap manusia itu sendiri,"ujar Datuk Seri Al Azhar.

Baca Juga:  Diduga Korban Kabut Asap, ASN Pemprov Riau Meninggal, Ini Penjelasan Rumah Sakit

Sementara Taufik Ikram Jamil mengatakan, berbagai kalangan menyebutkan bahwa abad ke-21 ini adalah abad agama dan tradisi. Di sisi lain, gempuran teknologi informasi bisa menyebabkan kebudayaan suatu kawasan tergilas. 

- Advertisement -

Untuk itu perlu dijawab dengan pewarisan agar penggilasan itu tidak terjadi, apalagi tunjuk ajar Melayu memang mewajibkan tindakan pewarisan tersebut.

Pengawas Madya Dinas Pendidikan Riau sekaligus mewakili Dinas Pendidikan Riau Drs Joyosman MM menambahkan, Dinas Pendidkan dan LAMR telah berusaha dengan berbagai cara mewujudkan pendidikan muatan lokal di sekolah. 

- Advertisement -

Segala perangkatnya yang menjadi wewenang daerah seperti payung hukum dan kurikulum telah disediakan sejak setahun terakhir.

"Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung," ujar Joyosman.
 
Menjawab pertanyaan peserta, seminar yang dipandu Syaiful Anuar, SPd MPd itu, Joyosman mengatakan, bahwa mewujudkan BMR dalam data pokok pendididikan memang tidak mudah.  

Baca Juga:  Gubernur Diminta Turun Tangan Soal Perusahaan Pelanggar

Misalnya, harus ada perguruan tinggi yang melahirkan tenaga pendidikan muatan lokan BMR. Tapi ini bisa dilaksanakan karena kita memiliki beberapa perguruan tinggi yang dapat digesa untuk itu.

Direkturnya Narawita Swarna Persada Masrinur SPdi mengatakan, acara yang dihelat adalah sebagai media untuk membumikan budaya Melayu di Riau. 

"Kekuatan kebudayaan di masa mendatang, bergantung pada upaya-upaya yang kita lakukan kemarin dan hari ini," ujarnya yang didampingi Ketua Panitia Webinar Syaiful Anuar SPd MPd.

Laporan: Dofi Iskandar (Pekanbaru)
Editor: Eko Faizin

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos
spot_img

Berita Lainnya

spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Narawita Swarna Persada menggelar web-seminar (webinar) membahas tentang pendidikan Budaya Melayu Riau (BMR) di sekolah. 

Webinar diikuti 450 peserta dengan menampilkan tiga pembicara yakni Ketua Umum Majelis Kerapatan Adat Lembaga Adat Melayu Riau (Ketum MKA LAMR) Datuk Seri H Al Azhar, Pengawas Madya Dinas Pendidikan Riau sekaligus mewakili Dinas Pendidikan Riau Drs Joyosman MM, dan budayawan Taufik Ikram Jamil,  Senin (20/7/2020).

Datuk Seri Al Azhar mengatakan, pelaksanaan BMR merupakan salah satu upaya menghadapi globalisasi yang tak bisa dan tak perlu dielak. Setiap insan disuguhkan keberadaan dirinya untuk bersama-sama dengan pihak lain berupaya memuliakan sesama manusia.

"Lembaga pendidkan, tentu saja merupakan sisi utama untuk menyalurkan pewarisan keberadaan pemuliaan terhadap manusia itu sendiri,"ujar Datuk Seri Al Azhar.

Baca Juga:  PPKM Level 4 di Pekanbaru, Mal dan Tempat Wisata Dilonggarkan

Sementara Taufik Ikram Jamil mengatakan, berbagai kalangan menyebutkan bahwa abad ke-21 ini adalah abad agama dan tradisi. Di sisi lain, gempuran teknologi informasi bisa menyebabkan kebudayaan suatu kawasan tergilas. 

Untuk itu perlu dijawab dengan pewarisan agar penggilasan itu tidak terjadi, apalagi tunjuk ajar Melayu memang mewajibkan tindakan pewarisan tersebut.

Pengawas Madya Dinas Pendidikan Riau sekaligus mewakili Dinas Pendidikan Riau Drs Joyosman MM menambahkan, Dinas Pendidkan dan LAMR telah berusaha dengan berbagai cara mewujudkan pendidikan muatan lokal di sekolah. 

Segala perangkatnya yang menjadi wewenang daerah seperti payung hukum dan kurikulum telah disediakan sejak setahun terakhir.

"Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung," ujar Joyosman.
 
Menjawab pertanyaan peserta, seminar yang dipandu Syaiful Anuar, SPd MPd itu, Joyosman mengatakan, bahwa mewujudkan BMR dalam data pokok pendididikan memang tidak mudah.  

Baca Juga:  Kehadiran Kodim Baru di Siak Diyakini Bawa Kemajuan Daerah

Misalnya, harus ada perguruan tinggi yang melahirkan tenaga pendidikan muatan lokan BMR. Tapi ini bisa dilaksanakan karena kita memiliki beberapa perguruan tinggi yang dapat digesa untuk itu.

Direkturnya Narawita Swarna Persada Masrinur SPdi mengatakan, acara yang dihelat adalah sebagai media untuk membumikan budaya Melayu di Riau. 

"Kekuatan kebudayaan di masa mendatang, bergantung pada upaya-upaya yang kita lakukan kemarin dan hari ini," ujarnya yang didampingi Ketua Panitia Webinar Syaiful Anuar SPd MPd.

Laporan: Dofi Iskandar (Pekanbaru)
Editor: Eko Faizin

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari