- Advertisement -
PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Jumlah pasien terkonfirmasi positif Covid-19 terus bertambah. Hingga hari ini, Kamis (17/9/2020) tercatat penambahan kasus positif sebanyak 225 orang. Dengan jumlah korban meninggal sebanyak 9 orang.
Atas kondisi tersebut, anggota Komisi V DPRD Riau Ade Hartati yang membidangi kesehatan mengaku heran dengan pola penanganan penyebaran Covid-19 oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau.
- Advertisement -
"Saya bingung bagaimana pola penanganan pasien covid-19 di Riau? Siapa bertanggungjawab terhadap apa? Terkait kondisi fasilitas kesehatan? RSUD meminta kami menelpon langsung Diskes. Bagaimana dengan masyarakat yang tidak tau dengan Diskes? Kemana mereka harus mencari pelayanan kesehatan ketika mereka sudah di diagnosa menjadi pasien dalam pengawasan?" ujar Ade kepada Riaupos.co, Kamis (17/9/2020).
Ia juga merasa heran dengan penanganan pasien di rumah sakit milik pemerintah. Di mana sebagai salah satu kasus, ketika ada yang terkonfirmasi positif pasien tersebut hanya di tempatkan di instalasi gawat darurat (IGD) Pinere. Dengan menandatangani surat pernyataan bersedia menunggu hingga waktu yang tidak ditentukan. Pasien tersebut bergabung bersama pasien yang lainnya yang sudah menumpuk. Sedangkan kamar isolasi penuh. Begitu juga dengan RS lainnya.
"Saya menilai sangat buruk penanganan PDP. Yang bertanggungjawab terhadap ketersediaan fasilitas layanan kesehatan bagi pasien Covid-19 juga tidak jelas siapa. Belum lagi jika kita bicara tentang kesiapan fasilitas untuk test (rapid dan swab test). Apakah masyarakat harus bergerak sendiri-sendiri?" tanya Ade kesal.
- Advertisement -
Komisi V DPRD Riau sendiri, lanjut dia, telah sering menanyakan perihal buruknya penanganan serta antisipasi Covid-19 yang telah dilakukan oleh Pemprov Riau. Namun sampai saat ini pihaknya belum ada mendapat kejelasan dari dinas terkait.
Dengan semakin liarnya kondisi penyebaran virus saat ini, Ade kembali mengimbau pemerintah agar serius dan benar-benar memikirkan kesehatan masyarakat di Bumi Lancang Kuning.
Laporan: Afiat Ananda (Pekanbaru)
Editor: Rinaldi
PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Jumlah pasien terkonfirmasi positif Covid-19 terus bertambah. Hingga hari ini, Kamis (17/9/2020) tercatat penambahan kasus positif sebanyak 225 orang. Dengan jumlah korban meninggal sebanyak 9 orang.
Atas kondisi tersebut, anggota Komisi V DPRD Riau Ade Hartati yang membidangi kesehatan mengaku heran dengan pola penanganan penyebaran Covid-19 oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau.
- Advertisement -
"Saya bingung bagaimana pola penanganan pasien covid-19 di Riau? Siapa bertanggungjawab terhadap apa? Terkait kondisi fasilitas kesehatan? RSUD meminta kami menelpon langsung Diskes. Bagaimana dengan masyarakat yang tidak tau dengan Diskes? Kemana mereka harus mencari pelayanan kesehatan ketika mereka sudah di diagnosa menjadi pasien dalam pengawasan?" ujar Ade kepada Riaupos.co, Kamis (17/9/2020).
Ia juga merasa heran dengan penanganan pasien di rumah sakit milik pemerintah. Di mana sebagai salah satu kasus, ketika ada yang terkonfirmasi positif pasien tersebut hanya di tempatkan di instalasi gawat darurat (IGD) Pinere. Dengan menandatangani surat pernyataan bersedia menunggu hingga waktu yang tidak ditentukan. Pasien tersebut bergabung bersama pasien yang lainnya yang sudah menumpuk. Sedangkan kamar isolasi penuh. Begitu juga dengan RS lainnya.
- Advertisement -
"Saya menilai sangat buruk penanganan PDP. Yang bertanggungjawab terhadap ketersediaan fasilitas layanan kesehatan bagi pasien Covid-19 juga tidak jelas siapa. Belum lagi jika kita bicara tentang kesiapan fasilitas untuk test (rapid dan swab test). Apakah masyarakat harus bergerak sendiri-sendiri?" tanya Ade kesal.
Komisi V DPRD Riau sendiri, lanjut dia, telah sering menanyakan perihal buruknya penanganan serta antisipasi Covid-19 yang telah dilakukan oleh Pemprov Riau. Namun sampai saat ini pihaknya belum ada mendapat kejelasan dari dinas terkait.
Dengan semakin liarnya kondisi penyebaran virus saat ini, Ade kembali mengimbau pemerintah agar serius dan benar-benar memikirkan kesehatan masyarakat di Bumi Lancang Kuning.
Laporan: Afiat Ananda (Pekanbaru)
Editor: Rinaldi