(RIAUPOS.CO) — Di tengah pekatnya kabut asap, para pelajar diliburkan, demikian juga dengan anak didik di PAUD. Namun, tidak dengan sejumlah guru. Mereka tetap wajib masuk dan siaga di sekolah.
Kepala PAUD TPA dan TK Islamic Centre Zhurotul Hayati SPd mengatakan, kondisi itu tentu menimbulkan tanya bagi para guru. Sebab mereka juga makhluk yang perlu dilindungi dari pekatnya asap. Jika pelajar dan anak didik diliburkan, guru sebaiknya ikut libur.
“Ini bukan karena kami ingin libur, tapi karena kami juga makhluk yang perlu dilindungi dari jerebu,” ungkapnya.
Apa jadinya jika saat pelajar dan anak didik sudah kembali ke sekolah karena jerebu sudah menipis, namun gurunya yang sakit karena harus tetap masuk dan menghirup jerebu, tentu semua pihak tidak menginginkan hal itu. “Saat ini, peserta didik kami berjumlah 300 sedang libur. Kami masih tetap masuk dan siaga di sekolah. Untung ada NGO dari Jikalahari memberikan masker N95. Kami sangat berterima masih,” ungkapnya.
Staf Advokasi dan Kampanye Jikalahari Arfian Sagita atau Aldo mengatakan, sasaran mereka anak PAUD dan murid SD karena mereka lebih rentan.
“Kami sudah membagikan masker di Kampar, Pekanbaru Siak dan Inhil. Setiap kabupaten kota ada beberapa titik dan setiap titik kami bagikan 250 masker berikut susu beruang,” ungkapnya. Lebih jauh dikatakannya, untuk di Siak pihaknya menggandeng Forum Siak Hijau diwakili Aminsya.
Meski anak PAUD di Islamic Centre libur, tapi setidaknya para guru yang tidak libur dapat menggunakan masker N95, sehingga mereka dapat terbebas dari jerebu. “Mereka juga harus dilindungi dari jerebu, karena mereka makhluk hidup sama dengan anak didiknya,” ungkapnya.(adv/a)
(RIAUPOS.CO) — Di tengah pekatnya kabut asap, para pelajar diliburkan, demikian juga dengan anak didik di PAUD. Namun, tidak dengan sejumlah guru. Mereka tetap wajib masuk dan siaga di sekolah.
Kepala PAUD TPA dan TK Islamic Centre Zhurotul Hayati SPd mengatakan, kondisi itu tentu menimbulkan tanya bagi para guru. Sebab mereka juga makhluk yang perlu dilindungi dari pekatnya asap. Jika pelajar dan anak didik diliburkan, guru sebaiknya ikut libur.
- Advertisement -
“Ini bukan karena kami ingin libur, tapi karena kami juga makhluk yang perlu dilindungi dari jerebu,” ungkapnya.
Apa jadinya jika saat pelajar dan anak didik sudah kembali ke sekolah karena jerebu sudah menipis, namun gurunya yang sakit karena harus tetap masuk dan menghirup jerebu, tentu semua pihak tidak menginginkan hal itu. “Saat ini, peserta didik kami berjumlah 300 sedang libur. Kami masih tetap masuk dan siaga di sekolah. Untung ada NGO dari Jikalahari memberikan masker N95. Kami sangat berterima masih,” ungkapnya.
- Advertisement -
Staf Advokasi dan Kampanye Jikalahari Arfian Sagita atau Aldo mengatakan, sasaran mereka anak PAUD dan murid SD karena mereka lebih rentan.
“Kami sudah membagikan masker di Kampar, Pekanbaru Siak dan Inhil. Setiap kabupaten kota ada beberapa titik dan setiap titik kami bagikan 250 masker berikut susu beruang,” ungkapnya. Lebih jauh dikatakannya, untuk di Siak pihaknya menggandeng Forum Siak Hijau diwakili Aminsya.
Meski anak PAUD di Islamic Centre libur, tapi setidaknya para guru yang tidak libur dapat menggunakan masker N95, sehingga mereka dapat terbebas dari jerebu. “Mereka juga harus dilindungi dari jerebu, karena mereka makhluk hidup sama dengan anak didiknya,” ungkapnya.(adv/a)