Selasa, 17 September 2024

Antre Lama, Pengendara Beli Bio Solar Eceran

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Kesal karena tidak mendapatkan bahan bakar minyak (BBM) jenis bio solar di sejumlah SPBU di Kota Pekanbaru, sejumlah pengendara mobil mulai membeli BBM eceran. Pantauan Riau Pos, Selasa (15/3) di Jalan Rimbo Panjang dan Jalan HR Soebrantas tampak sejumlah pengendara mobil membeli bio solar secara eceran yang dijual sejumlah pedagang.

Untuk bisa mendapatkan bio solar tersebut para pengendara harus merogoh kocek berkisar Rp9.000 per liter yang dijual para pedagang. Salah seorang pedagang Hilmi mengaku, dirinya memperoleh bio solar sejak beberapa hari yang lalu dengan ikut mengantre panjang menggunakan kendaraan miliknya hanya agar bisa mendapatkan BBM berjenis bio solar tersebut.

Menurut Hilmi, tak semua bio solar yang ia peroleh dijual secara eceran kepada para pengendara mobil lainnya, karena sebagian lainnya ia pergunakan untuk keperluan kendaraan bermotor miliknya.

"Ini kemarin sengaja ngisi penuh jadi sebagian dijual melihat banyak pengendara yang antre panjang tapi malah kehabisan minyak di jalan," kata dia.

- Advertisement -

Sementara itu, salah seorang pengendara mobil Hendri mengaku sangat terbantu dengan adanya penjualan bio solar secara eceran yang dilakukan oleh sejumlah pedagang. Pasalnya, sudah beberapa hari dirinya mengantre di sejumlah SPBU di Kota Bangkinang dan Kota Pekanbaru, namun tidak kunjung mendapatkan bio solar untuk kendaraannya.

"Sangat terbantu tapi saya berharap masyarakat dipermudahlah dalam memperoleh bio solar. Kalau tidak ada bio solar kita mau menghidupkan kendaraan yang kita pakai untuk bekerja menggunakan apa," ucapnya.

- Advertisement -

Antre Berjam-jam, Stok Habis
Antrean solar terus saja terjadi di sejumlah SPBU di Kabupaten Siak, seperti di Kecamatan Siak dan Bungaraya. Bahkan untuk di Kecamatan Bungaraya kendaraan mengular dari dua sisi, jadi masuknya secara bergantian. Dikatakan salah seorang sopir pengangkut tandan buah segar (TBS) kelapa sawit Toni (28), pernah sudah antre berjam-jam, dia tidak mendapatkan solar.

Baca Juga:  Anggota DPRD Didominasi Wajah Baru

"Saat giliran saya, solarnya sudah habis. Sementara saya sudah antre berjam-jam. Mau marah, marah sama siapa coba," ucap Toni.

Jadi setiap beberapa hari, mengantre solar ini, menjadi dilema tersendiri baginya. Sudahlah harus mengantar TBS ke PKS, agar mobil bisa jalan, harus mengantre seperti itu.

"Saya heran juga melihat situasi seperti ini. Bertanya tanya dalam hati, kenapa bisa sampai antre seperti ini," ucap Toni.

Tapi menurutnya, dia enggan berkomentar lebih jauh, sebab pemikiran itu tak pernah diungkapkannya, dia sadar diri, hanya seorang sopir yang harus rela antre berjam-jam. Hal yang tak jauh beda diungkapkan Jono. Bahkan dia mengantre tak kenal waktu. Tak jarang dia sudah mengantre ketika SPBU belum buka, dan hal itu ternyata dilakukan sopir lain.

"Meski SPBU belum buka, kami sudah mengantre. Bagi kami yang terpenting, bagaimana kami mendapatkan solar untuk kendaraan kami," katanya.

Atas situasi ini, dikatakan Jono, dia berusaha tidak boros. Dia hanya membawa kendaraannya ke tempat tujuan saja. Kendaraan dibawanya sesuai peruntukannnya. Pengelola SPBU Bungaraya Helmy mengakui bahwa pasokan dikurangi 8 ribu kiloliter. Sebelumnya pasokan masuk 16 ribu kiloliter, kini hanya tinggal 8 ribu kiloliter.

Sementara kendaraan berbahan bakar solar terus saja bertambah. Menurutnya, antrean memang sudah terjadi sejak sebulan terakhir, dan belakangan semakin mengular.

"Kami tidak bisa berbuat banyak. Kami sudah usulkan penambahan kuota, namun belum ada solusi," ucap Helmy.

Dikatakan Helmy, dia merasa kasihan dengan para sopir, sebab kebanyakan dia mengenal mereka. Sudah antre lama, malah kehabisan.

Baca Juga:  Danrem Minta Panitia Seleksi Cata Terbuka dan Jujur

Hal yang sama dikatakan Ria, bagian keuangan di SPBU Kecamatan Siak. Kuota mereka memang terbatas, hanya 8 ribu kiloliter dari 16 ribu selama ini.

Hal ini sudah terjadi sejak 2021 lalu. Dan 2022  ini, sudah ada edarannya berlaku selama setahun. Sepekan solar tiga kali masuk. Masuk lagi pada Kamis (17/3) mendatang. Kemarin, antrean mengular sampai Kantor Kodim 0322/ Siak, sementara dari arah kota, antrean sampai bundaran.  "Banyak yang kecewa, sudah antre berjam jam, akhirnya kehabisan," ucap Ria.

Sementara dexlite belum ada pasokan. Ke depan dikatakan Ria, pihaknya akan mengupayakan keberadaan jenis itu, sehingga para sopir dan pemilik mobil ada pilihan.

Pasokan Dinilai Aman
Pasokan bio solar untuk masyarakat secara umum di wilayah Rokan Hilir (Rohil) dinilai relatif cukup. Hal itu ditandai dengan tidak adanya lagi antrean pengisian untuk pengisian solar di SPBU yang ada.

Di mana sebelumnya sempat terjadi antrean kendaraan di sejumlah SPBU seperti di Ujung Tanjung, Tanah Putih karena tidak adanya pasokan solar. Namun saat ini kondisi yang sama tidak lagi terjadi.

"Untuk mencegah terjadinya kelangkaan kami selalu koordinasi dan melakukan pengawasan," kata Plt Kadisperindag Rohil Firdaus melalui Kabid Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Rohil, Delta Norantika di Bagansiapiapi, Senin (14/3).

Dikatakannya, dengan langkah yang telah dilakukan itu guna mencegah terjadinya kelangkaan di tengah masyarakat. Namun memang terangnya diperkirakan terjadi kenaikan harga yang dipengaruhi karena berkurangnya pasokan.

"Di samping itu ada pembatasan kuota dan dipengarui oleh jasa transportasi," katanya.(ayi/mng/fad)

 

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Kesal karena tidak mendapatkan bahan bakar minyak (BBM) jenis bio solar di sejumlah SPBU di Kota Pekanbaru, sejumlah pengendara mobil mulai membeli BBM eceran. Pantauan Riau Pos, Selasa (15/3) di Jalan Rimbo Panjang dan Jalan HR Soebrantas tampak sejumlah pengendara mobil membeli bio solar secara eceran yang dijual sejumlah pedagang.

Untuk bisa mendapatkan bio solar tersebut para pengendara harus merogoh kocek berkisar Rp9.000 per liter yang dijual para pedagang. Salah seorang pedagang Hilmi mengaku, dirinya memperoleh bio solar sejak beberapa hari yang lalu dengan ikut mengantre panjang menggunakan kendaraan miliknya hanya agar bisa mendapatkan BBM berjenis bio solar tersebut.

Menurut Hilmi, tak semua bio solar yang ia peroleh dijual secara eceran kepada para pengendara mobil lainnya, karena sebagian lainnya ia pergunakan untuk keperluan kendaraan bermotor miliknya.

"Ini kemarin sengaja ngisi penuh jadi sebagian dijual melihat banyak pengendara yang antre panjang tapi malah kehabisan minyak di jalan," kata dia.

Sementara itu, salah seorang pengendara mobil Hendri mengaku sangat terbantu dengan adanya penjualan bio solar secara eceran yang dilakukan oleh sejumlah pedagang. Pasalnya, sudah beberapa hari dirinya mengantre di sejumlah SPBU di Kota Bangkinang dan Kota Pekanbaru, namun tidak kunjung mendapatkan bio solar untuk kendaraannya.

"Sangat terbantu tapi saya berharap masyarakat dipermudahlah dalam memperoleh bio solar. Kalau tidak ada bio solar kita mau menghidupkan kendaraan yang kita pakai untuk bekerja menggunakan apa," ucapnya.

Antre Berjam-jam, Stok Habis
Antrean solar terus saja terjadi di sejumlah SPBU di Kabupaten Siak, seperti di Kecamatan Siak dan Bungaraya. Bahkan untuk di Kecamatan Bungaraya kendaraan mengular dari dua sisi, jadi masuknya secara bergantian. Dikatakan salah seorang sopir pengangkut tandan buah segar (TBS) kelapa sawit Toni (28), pernah sudah antre berjam-jam, dia tidak mendapatkan solar.

Baca Juga:  Pengurus dan Atlet NPC Riau Jalani Vaksinasi

"Saat giliran saya, solarnya sudah habis. Sementara saya sudah antre berjam-jam. Mau marah, marah sama siapa coba," ucap Toni.

Jadi setiap beberapa hari, mengantre solar ini, menjadi dilema tersendiri baginya. Sudahlah harus mengantar TBS ke PKS, agar mobil bisa jalan, harus mengantre seperti itu.

"Saya heran juga melihat situasi seperti ini. Bertanya tanya dalam hati, kenapa bisa sampai antre seperti ini," ucap Toni.

Tapi menurutnya, dia enggan berkomentar lebih jauh, sebab pemikiran itu tak pernah diungkapkannya, dia sadar diri, hanya seorang sopir yang harus rela antre berjam-jam. Hal yang tak jauh beda diungkapkan Jono. Bahkan dia mengantre tak kenal waktu. Tak jarang dia sudah mengantre ketika SPBU belum buka, dan hal itu ternyata dilakukan sopir lain.

"Meski SPBU belum buka, kami sudah mengantre. Bagi kami yang terpenting, bagaimana kami mendapatkan solar untuk kendaraan kami," katanya.

Atas situasi ini, dikatakan Jono, dia berusaha tidak boros. Dia hanya membawa kendaraannya ke tempat tujuan saja. Kendaraan dibawanya sesuai peruntukannnya. Pengelola SPBU Bungaraya Helmy mengakui bahwa pasokan dikurangi 8 ribu kiloliter. Sebelumnya pasokan masuk 16 ribu kiloliter, kini hanya tinggal 8 ribu kiloliter.

Sementara kendaraan berbahan bakar solar terus saja bertambah. Menurutnya, antrean memang sudah terjadi sejak sebulan terakhir, dan belakangan semakin mengular.

"Kami tidak bisa berbuat banyak. Kami sudah usulkan penambahan kuota, namun belum ada solusi," ucap Helmy.

Dikatakan Helmy, dia merasa kasihan dengan para sopir, sebab kebanyakan dia mengenal mereka. Sudah antre lama, malah kehabisan.

Baca Juga:  Danrem Minta Panitia Seleksi Cata Terbuka dan Jujur

Hal yang sama dikatakan Ria, bagian keuangan di SPBU Kecamatan Siak. Kuota mereka memang terbatas, hanya 8 ribu kiloliter dari 16 ribu selama ini.

Hal ini sudah terjadi sejak 2021 lalu. Dan 2022  ini, sudah ada edarannya berlaku selama setahun. Sepekan solar tiga kali masuk. Masuk lagi pada Kamis (17/3) mendatang. Kemarin, antrean mengular sampai Kantor Kodim 0322/ Siak, sementara dari arah kota, antrean sampai bundaran.  "Banyak yang kecewa, sudah antre berjam jam, akhirnya kehabisan," ucap Ria.

Sementara dexlite belum ada pasokan. Ke depan dikatakan Ria, pihaknya akan mengupayakan keberadaan jenis itu, sehingga para sopir dan pemilik mobil ada pilihan.

Pasokan Dinilai Aman
Pasokan bio solar untuk masyarakat secara umum di wilayah Rokan Hilir (Rohil) dinilai relatif cukup. Hal itu ditandai dengan tidak adanya lagi antrean pengisian untuk pengisian solar di SPBU yang ada.

Di mana sebelumnya sempat terjadi antrean kendaraan di sejumlah SPBU seperti di Ujung Tanjung, Tanah Putih karena tidak adanya pasokan solar. Namun saat ini kondisi yang sama tidak lagi terjadi.

"Untuk mencegah terjadinya kelangkaan kami selalu koordinasi dan melakukan pengawasan," kata Plt Kadisperindag Rohil Firdaus melalui Kabid Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Rohil, Delta Norantika di Bagansiapiapi, Senin (14/3).

Dikatakannya, dengan langkah yang telah dilakukan itu guna mencegah terjadinya kelangkaan di tengah masyarakat. Namun memang terangnya diperkirakan terjadi kenaikan harga yang dipengaruhi karena berkurangnya pasokan.

"Di samping itu ada pembatasan kuota dan dipengarui oleh jasa transportasi," katanya.(ayi/mng/fad)

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari