Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Warga Berisiko Terserang Kanker

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Riau belum juga teratasi. Dampaknya sebagian besar wilayah Provinsi Riau diselimuti kabut asap. Kondisi ini menimbulkan keresahan masyarakat. Pasalnya, dampak dari terpapar kabut asap ini akan menimbulkan berbagai macam gejala penyakit. Salah satu gejala itu berupa infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang .

 

Dokter Spesialis Paru Rumah Sakit (RS) Awal Bros Pekanbaru dr Herman Darmawan SpP yang ditemui Riaupos.co juga mengatakan hal itu, Rabu (14/8). Menurutnya, terdapat banyak dampak akibat dari terhirup kabut asap tersebut. Untuk jangka pendek, katanya, masyarakat akan terserang gangguan ISPA.

 

Untuk jangka panjang risikonya lebih parah lagi. Apabila seseorang terpapar kabut asap dalam jangka panjang, maka orang tersebut memiliki risiko yang lebih tinggi menderita kanker paru-paru, sekalipun dia bukan perokok. Karena, kabut asap mengandung banyak partikel penyebab kanker (karsinogen).

Baca Juga:  Media Punya Peran dalam Pemulihan Ekonomi

 

Tak hanya menimbukan gangguan pada organ dalam, seperti saluran pernapasan dan jantung, polusi udara dan kabut asap juga dapat merusak kulit. Dalam jangka panjang kabut asap juga akan berkaitan erat dengan meningkatnya risiko penyakit jantung koroner, dan penumpukan plak pada pembuluh darah yang diduga berkaitan dengan proses peradangan yang muncul karena paparan partikel di dalam kabut asap.

 

Menurut Herman, yang paling rentan mengalami dampak kabut asap sudah pasti anak-anak, bayi dan orang tua atau lansia hingga ibu hamil yang berisiko tidak baik untuk perkembangan janinnya.

 

“Dampak langsung dari kabut asap ini bisa berupa infeksi paru, infeksi saluran pernapasan. Kemudian juga iritasi lokal pada selaput lendir di hidung, mulut dan tenggorokan, kemudian juga menyebabkan reaksi alergi, peradangan dan yang paling berat menjadi pneumonia,” tegasnya.

Baca Juga:  Ingat, 8 Hari Tak Konfirmasi Tilang ETLE, Kendaraan Diblokir

 

Langkah pencegahan yang bisa dilakukan masyarakat adalah menggunakan masker. Pencegahan dari dalam guna meningkatkan stamina tubuh adalah mengkonsumsi makanan yang cukup gizi, dan minum air putih yang banyak.

 

>>Berita selengkapnya baca Riau Pos hari ini.

 

Laporan : Tim Riaupos.co
Editor : Rinaldi

 

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Riau belum juga teratasi. Dampaknya sebagian besar wilayah Provinsi Riau diselimuti kabut asap. Kondisi ini menimbulkan keresahan masyarakat. Pasalnya, dampak dari terpapar kabut asap ini akan menimbulkan berbagai macam gejala penyakit. Salah satu gejala itu berupa infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang .

 

- Advertisement -

Dokter Spesialis Paru Rumah Sakit (RS) Awal Bros Pekanbaru dr Herman Darmawan SpP yang ditemui Riaupos.co juga mengatakan hal itu, Rabu (14/8). Menurutnya, terdapat banyak dampak akibat dari terhirup kabut asap tersebut. Untuk jangka pendek, katanya, masyarakat akan terserang gangguan ISPA.

 

- Advertisement -

Untuk jangka panjang risikonya lebih parah lagi. Apabila seseorang terpapar kabut asap dalam jangka panjang, maka orang tersebut memiliki risiko yang lebih tinggi menderita kanker paru-paru, sekalipun dia bukan perokok. Karena, kabut asap mengandung banyak partikel penyebab kanker (karsinogen).

Baca Juga:  Ingat, 8 Hari Tak Konfirmasi Tilang ETLE, Kendaraan Diblokir

 

Tak hanya menimbukan gangguan pada organ dalam, seperti saluran pernapasan dan jantung, polusi udara dan kabut asap juga dapat merusak kulit. Dalam jangka panjang kabut asap juga akan berkaitan erat dengan meningkatnya risiko penyakit jantung koroner, dan penumpukan plak pada pembuluh darah yang diduga berkaitan dengan proses peradangan yang muncul karena paparan partikel di dalam kabut asap.

 

Menurut Herman, yang paling rentan mengalami dampak kabut asap sudah pasti anak-anak, bayi dan orang tua atau lansia hingga ibu hamil yang berisiko tidak baik untuk perkembangan janinnya.

 

“Dampak langsung dari kabut asap ini bisa berupa infeksi paru, infeksi saluran pernapasan. Kemudian juga iritasi lokal pada selaput lendir di hidung, mulut dan tenggorokan, kemudian juga menyebabkan reaksi alergi, peradangan dan yang paling berat menjadi pneumonia,” tegasnya.

Baca Juga:  Anggota PWI Meranti Ikuti Pelatihan Jurnalistik Industri Hulu Migas

 

Langkah pencegahan yang bisa dilakukan masyarakat adalah menggunakan masker. Pencegahan dari dalam guna meningkatkan stamina tubuh adalah mengkonsumsi makanan yang cukup gizi, dan minum air putih yang banyak.

 

>>Berita selengkapnya baca Riau Pos hari ini.

 

Laporan : Tim Riaupos.co
Editor : Rinaldi

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari