PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – HUJAN lebat mengguyur Kota Pekanbaru sejak Kamis (9/12) sore hingga Jumat (10/12) siang. Sejumlah ruas jalan pun terjadi banjir yang cukup parah hingga menyebabkan kemacetan panjang. Warga kota menyebut jalanan Pekanbaru kemarin seperti sungai karena dalamnya air merendam jalan.
Pantauan Riau Pos, Jumat (10/12), beberapa jalan yang terendam seperti Jalan HR Soebrantas, Jalan Riau, Jalan Dharma Bakti, Jalan Arifin Achmad, Jalan Parit Indah ujung, Jalan Imam Munandar, Jalan Hang Tuah ujung, Jalan Paus, dan beberapa ruas jalan lainnya.
Di Jalan HR Soebrantas, ketinggian air mencapai lutut orang dewasa. Aktivitas warga di pagi hari menjadi terganggu karena kemacetan tak bisa dihindarkan.
Tak hanya itu, sampah plastik terlihat mengotori badan jalan akibat terbawa arus air. Air bergelombang saat ada kendaraan melintasi genangan.
Hal yang sama juga terjadi di Jalan Riau ujung, Kecamatan Payung Sekaki dan Jalan Paus Kecamatan Marpoyan Damai. Tampak air merendam badan jalan dan hampir masuk ke dalam tempat usaha warga. Warga sekitar meletakkan sejumlah keranjang buah di pinggir jalan agar pengendara yang melintas menurunkan laju kendaraannya.
Salah seorang pengendara mobil yang melintas di Jalan HR Soebrantas, Doni, mengaku kota Pekanbaru saat ini sudah darurat genangan dan memerlukan penanganan yang optimal guna menyelesaikan masalah banjir yang kerap dikeluhkan oleh masyarakat.
Apalagi salah satu titik yang kerap menjadi langganan banjir walaupun hujan sebentar adalah Jalan HR Seobrantas yang setiap pekan selalu dibersihkan drainase dan lingkungannya oleh pasukan kuning dari dinas terkait.
Namun, tak semua drainase dan parit besar yang ada terkoneksi dan terhubung dengan baik, sehingga saat hujan deras mengguyur kawasan perbatasan Kota Pekanbaru dan Kabupaten Kampar tersebut berubah menjadi kolam renang dadakan bagi anak-anak.
“Seharusnya Wali Kota Pekanbaru Firdaus STMT itu turun ke jalan saat hujan mengguyur wilayahnya. Lihat secara rinci persoalan yang terjadi. Jangan asal memberikan izin pembangunan tanpa memikirkan masalah lingkungan yang bisa terjadi. Kami masyarakat butuh bukti bukan janji saat kampanye saja,” katanya.
Gita, salah seorang pengendara lainnya juga mengatakan hal serupa. Menurutnya Pemerintah Kota Pekanbaru dapat meniru program yang telah berhasil dijalankan oleh pemerintah daerah lain khususnya di Jakarta. Dimana, persoalan banjir disana bisa tertangani sedikit demi sedikit dan hanya bagian pesisir pantai saja yang kerap menjadi langganan banjir.
“Seharusnya program membuat ribuan sumur resapan itu yang ditiru bukan asal membersihkan drainase saja. Dibersihkan kalau tetap gk terhubung sama saja bohong. Kalau sumur resapan sudah jelas tiap kali hujan akan otomatis air itu diserah oleh tanah,” katanya.
8 Titik Jadi Prioritas
Sementara itu, penanganan banjir Kota Pekanbaru terus menuai sorotan. Pasalnya banjir dari tahun ke tahun bukannya berkurang, malah terindikasi meluas dan makin parah. Penanganan banjir harusnya masuk program prioritas pada tahun depan.
Hal ini diungkapkan praktisi tata kota Universitas Riau (Unri) Dr Muhammad Ikhsan. Ikhsan yang pernah menjadi Ketua Tim Perancang masterplan banjir Kota Pekanbaru ini menyebutkan, ada banyak titik banjir di tengah hingga tengah kota. Mulai penanganannya yang perlu anggaran besar hingga hanya butuh tenaga manusia.
"Ada banyak titik banjir, namun ada setidaknya delapan titik terparah yang harus masuk prioritas terdepan. Itu semua sudah ada di masterplan penanganan banjir Kota Pekanbaru," kata Ikhsan menanggapi serbuan banjir yang dialami Kota Pekanbaru sejak Jumat (10/12) pagi.
Adapun delapan titik banjir yang parah itu mulai dari Persimpang Pasar Pagi Arengka dekat flyover, persimpangan Tobek Godang, Jalan Putri Tujuh – Jalan Soebrantas, banjir Perumahan Bintungan – Sialang Munggu. Lalu banjir di Jalan Datuk Tunggul, Jalan Darma Bakti, genangan di Jalan Arifin Ahmad dan di sekitar Pasar Bawah. "Itu belum termasuk banjir di Sungai Sail dekat Sungai Batak dan banjir dekat Sungai Sibam. Ini semua titik banjir terparah dan harus menjadi prioritas untuk ditangani segera," sebut Ikhsan.
Ikhsan yang kini juga sedang mengkaji kondisi banjir di sekitar Siak Hulu, Kampar yang berbatasan dengan Kecamatan Marpoyan, Pekanbaru menegaskan penanganan sejumlah lokasi banjir itu lebih mudah. Karena Pemerintah Kota Pekanbaru sudah memiliki masterplan-nya. (ayi/end/yls)