PANGKALANKERINCI (RIAUPOS.CO) — Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) RI menggelar focus group discussion (FGD) strategi dan kebijakan untuk pengembangan sistem integrasi sawit sapi, Kamis (10/10). Bekerjasama dengan Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Pelalawan, kegiatan tersebut diharapkan bisa menjawab kebutuhan daging sapi di Indonesia, khususnya Provinsi Riau yang masih kurang. Sehingga cita-cita untuk swasembada daging bisa diwujudkan.
Kegiatan yang dipusatkan di aula kantor Bappeda Pelalawan tersebut dibuka langsung Wakil Gubernur Riau Edi Natar Nasution didampingi Bupati Pelalawan HM Harris.
Wakil Gubernur Riau Edi Natar mengatakan Provinsi Riau memiliki perkebunan sawit yang sangat luas dan bisa dioptimalkan untuk mengembangkan ternak sapi guna memenuhi kebutuhan konsumsi protein hewani asal daging melalui integrasi sawit. Untuk itu, dirinya sangat mendukung kegiatan tersebut. Dengan harapan, percontohan pilot project yang akan diluncurkan bisa direplikasi ditempat lain di Provinsi Riau. Sehingga Riau selain menjadi pusat industri kelapa sawit, bisa juga menjadi pusat pengembangan sapi potong.
Sementara itu, Bupati Pelalawan HM Harris mengatakan FGD yang dilaksanakan ini merupakan peluncuran pilot project sistem integrasi sawit sapi pada skala peternakan rakyat dan peluncuran inovasi pakan ternak berbahan baku limbah sawit. Dan ini sebuah kebanggaan serta kado istimewa dari BPPT RI dalam menyambut hari jadi Kabupaten Pelalaaan yang ke-20. Daerah Kabupaten Pelalawan dinilai sangat potensial, karena kaya akan perkebunan kelapa sawit.
“Potensi ini belum dioptimalkan. Karena masih banyak hasil ikutan dan limbah sawit yang dapat digunakan untuk sektor lain seperti pengembangan ternak sapi melalui kegiatan integrasi kelapa sawit sapi. Pilot project ini akan dilaunching dikelompok Karya Lestari, Kecamatan Kerumutan. Ini bukti bahwa pengembangan ternak sapi sangat bisa diandalkan di perkebunan kelapa sawit melalui kegiatan integrasi sapi sawit,” ujarnya.
Harris menambahkan, kedepan, pilot project ini dijadikan contoh dan diduplikasi daerah lain. Namun demikian, kegiatan tersebut harus ditopang dan di support berbagai pihak. Khususnya pabrik kelapa sawit.(amn)
PANGKALANKERINCI (RIAUPOS.CO) — Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) RI menggelar focus group discussion (FGD) strategi dan kebijakan untuk pengembangan sistem integrasi sawit sapi, Kamis (10/10). Bekerjasama dengan Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Pelalawan, kegiatan tersebut diharapkan bisa menjawab kebutuhan daging sapi di Indonesia, khususnya Provinsi Riau yang masih kurang. Sehingga cita-cita untuk swasembada daging bisa diwujudkan.
Kegiatan yang dipusatkan di aula kantor Bappeda Pelalawan tersebut dibuka langsung Wakil Gubernur Riau Edi Natar Nasution didampingi Bupati Pelalawan HM Harris.
- Advertisement -
Wakil Gubernur Riau Edi Natar mengatakan Provinsi Riau memiliki perkebunan sawit yang sangat luas dan bisa dioptimalkan untuk mengembangkan ternak sapi guna memenuhi kebutuhan konsumsi protein hewani asal daging melalui integrasi sawit. Untuk itu, dirinya sangat mendukung kegiatan tersebut. Dengan harapan, percontohan pilot project yang akan diluncurkan bisa direplikasi ditempat lain di Provinsi Riau. Sehingga Riau selain menjadi pusat industri kelapa sawit, bisa juga menjadi pusat pengembangan sapi potong.
Sementara itu, Bupati Pelalawan HM Harris mengatakan FGD yang dilaksanakan ini merupakan peluncuran pilot project sistem integrasi sawit sapi pada skala peternakan rakyat dan peluncuran inovasi pakan ternak berbahan baku limbah sawit. Dan ini sebuah kebanggaan serta kado istimewa dari BPPT RI dalam menyambut hari jadi Kabupaten Pelalaaan yang ke-20. Daerah Kabupaten Pelalawan dinilai sangat potensial, karena kaya akan perkebunan kelapa sawit.
- Advertisement -
“Potensi ini belum dioptimalkan. Karena masih banyak hasil ikutan dan limbah sawit yang dapat digunakan untuk sektor lain seperti pengembangan ternak sapi melalui kegiatan integrasi kelapa sawit sapi. Pilot project ini akan dilaunching dikelompok Karya Lestari, Kecamatan Kerumutan. Ini bukti bahwa pengembangan ternak sapi sangat bisa diandalkan di perkebunan kelapa sawit melalui kegiatan integrasi sapi sawit,” ujarnya.
Harris menambahkan, kedepan, pilot project ini dijadikan contoh dan diduplikasi daerah lain. Namun demikian, kegiatan tersebut harus ditopang dan di support berbagai pihak. Khususnya pabrik kelapa sawit.(amn)