PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau akan mendirikan posko di perbatasan provinsi untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19 saat mudik Idulfitri 2021. Posko ini akan memantau pergerakan orang dari dan menuju Riau karena saat Idulfitri nanti, kegiatan mudik dilarang.
Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar mengatakan, posko pemantauan perbatasan ini akan dibuka mendekati Idulfitri. Posko tersebut penting dibuat agar bisa mengendalikan arus orang keluar masuk Riau untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19.
"Posko perbatasan akan tetap kami buka, tujuannya untuk mengantisipasi orang keluar masuk Riau. Karena saat ini masih dalam kondisi pandemi Covid-19," katanya.
Menurut Gubri, dengan pembatasan kegiatan mudik yang sudah diberlakukan tahun lalu, terbukti bisa mengatasi penyebaran Covid-19 di Riau. Untuk itu tahun ini akan diadakan lagi.
"Tahun lalu kita berhasil menekan penyebaran covid-19 setelah Idulfitri. Hal itu imbas pembatasan kegiatan mudik. Untuk itu harus diterapkan lagi tahun ini," ujarnya.
Sementara itu Kepala Dinas Perhubungan Riau Andi Yanto mengatakan, pembukaan posko perbatasan tersebut juga sekaligus menindaklanjuti keputusan pemerintah pusat terkait larangan aktivitas mudik tahun ini. Karena itu, posko akan didirikan di lokasi perbatasan Riau dengan provinsi tetangga.
"Posko akan didirikan di lokasi perbatasan seperti tahun lalu. Kami juga akan bekerja sama dengan pihak TNI-Polri, BPTD wilayah Riau-Kepri serta tim Satgas Covid-19 Riau," katanya.
Dijelaskan Andi, kemungkinan untuk lokasi pendirian posko pemantauan perbatasan sama seperti tahun lalu yakni ada lima posko. Seperti di lintas utara Riau-Sumatera Utara tepatnya di Kabupaten Rokan Hilir. Kemudian posko di lintas barat Riau-Sumatera Barat yang didirikan di Kabupaten Kampar.
Untuk posko ketiga, berada di lintas barat Riau-Sumatera Utara yang didirikan di Kabupaten Rokan Hulu.
"Posko keempat berada di lintas Selatan Riau -Sumatera Barat yang didirikan di Kabupaten Kuantan Singingi. Dan terakhir posko kelima lintas timur Riau-Jambi yang didirikan di Kabupaten Indragiri Hilir," katanya.
Karena itu, dalam waktu dekat pihaknya akan melakukan rapat koordinasi untuk menentukan pelaksanaan pembukaan posko bersama personelnya. Pihaknya juga akan membuat surat edaran ke kabupaten/kota sebagai tindak lanjut dari instruksi pemerintah pusat.
"Dalam waktu dekat ini akan kami rapatkan, Pak Gubernur juga akan membuat surat edaran. Intinya posko ini akan menjaga agar orang tidak keluar atau masuk ke Riau untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19," katanya.
Larangan Mudik Tuai Kekecewaan
Kekecewaan tampak dari raut wajah N Napitupulu. Agen Bus Handoyo ini mengaku sulit menerima keputusan pelarangan mudik yang disebutkan pemerintah.
Hal tersebut menurutnya merugikannya yang meraup untung dari usaha perjalanan.
Momen mudik dikatakannya adalah kesempatannya untuk meraup rezeki lebih. Namun, aturan tersebut justru membuat harapannya akan tambahan rezeki tersebut harus pupus.
"Kami sangat berlawanan dengan aturan itu. Karena cari makan kami dengan usaha agen bus ini. Kami harap, kalaupun memang dilarang, adalah dikasih keringanan atau dispensasi. Misalnya pembatasan atau solusi lain," ujarnya.
Karena itu, ia berharap keputusan tersebut diiringi dengan solusi untuk agen bus seperti mereka. Sehingga, mereka tetap bisa mengais rezeki untuk keluarga menjelang Idulfitri.
Sementara itu, pemudik bernama Luis mengaku cukup resah dengan aturan pelarangan mudik. Karena menurutnya, mudik tahun ini menjadi momen yang sudah ditunggu sejak awal pandemi tahun lalu. Namun, jika memang pemerintah sudah bulat dengan keputusan tersebut, ia hanya bisa pasrah dan ikut aturan.
"Mudah-mudahan jangan dilarang. Tapi, kalau sudah dilarang ya kita hanya bisa ikut aturan pemerintah saja," terangnya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Koordinator Satuan Pelayanan Terminal Bandar Raya Payung Sekaki (BRPS) Pekanbaru Henry Tambunan, mengaku masih belum bisa memastikan apakah agen bus di terminal akan ditutup atau tetap beroperasi. Sebab, hingga kini pihaknya masih menunggu informasi terkait hal tersebut.
"Kami masih menunggu informasi dari pusat. Kebijakan seperti apa yang nantinya akan diterapkan di terminal ini. Semoga keputusannya bisa diterima oleh semua pihak nantinya,’’ tutupnya.
Penambahan Pasien Positif Covid-19 di Riau 231 Orang
Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Riau Mimi Yuliani Nazir menginformasikan, per Jumat (9/4) terdapat penambahan 231 pasien positif Covid-19. Dengan demikian, total penderita Covid-19 di Riau sebanyak 36.538 orang.
"Sementara itu, untuk pasien yang sembuh bertambah 127 pasien, sehingga total 33.735 orang yang sudah sembuh," katanya.
Untuk kabar dukanya, juga terdapat empat pasien yang meninggal. Sehingga total pasien yang meninggal akibat Covid-19 di Riau sebanyak 897 orang. Dari total pasien positif Covid-19 Riau, yang masih menjalani perawatan di rumah sakit sebanyak 554 orang. Sementara yang menjalani isolasi mandiri sebanyak 1.352 orang.
"Sehingga saat ini jumlah pasien yang masih menjalani perawatan baik di rumah sakit maupun isolasi mandiri tinggal 1.906 orang," ujarnya.
Sementara itu, untuk suspek yang menjalani isolasi mandiri 1.494 orang dan yang isolasi di rumah sakit 122 orang. Total suspek yang selesai menjalani isolasi 78.275, meninggal dunia 258 orang. "Untuk informasi lainnya, sampai hari ini laboratorium biomolekuker RSUD Arifin Achmad sudah memeriksa sebanyak 246.897 sampel swab pasien," ujarnya.
Mimi juga berpesan, dengan terus bertambahnya pasien positif Covid-19 di Riau, pihaknya mengajak masyarakat untuk terus menerapkan protokol kesehatan. Meskipun beberapa orang sudah dilakukan vaksinasi, namun protokol kesehatan harus tetap dijalankan.
"Mari kita sama-sama dapat menjaga diri dan orang sekitar kita dengan terus menerapkan protokol kesehatan. Mencuci tangan, jaga jarak dan menggunakan masker," ajaknya.(sol/azr)