PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Hari ini, Ahad (9/8), Provinsi Riau tepat berusia 63 tahun. Tak dapat dipungkiri, geliat pembangunan provinsi yang menjadi penghubung (hub) Pulau Sumatera ini pun kian berkembang pesat. Namun pekerjaan besar menghadapi globalisasi serta ancaman wabah Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) juga menjadi prioritas. Selain tiga sektor penting dalam kaitan publik, pelayanan kesehatan, pendidikan dan pembangunan infrastruktur yang perlu terus digesa.
Riau Bermarwah sebagai tema besar yang diangkat dalam Hari Jadi Ke-63 Provinsi Riau tahun ini, menjadi sebuah semangat dalam upaya sinergi bersama mewujudkan asa pembangunan ke arah Riau lebih baik.
Ketua Forum Komunikasi Pemuka Masyarakat Riau (FKPMR) Riau Dr drh Chaidir angkat bicara menyambut hari jadi Provinsi Riau. Menurutnya, secara umum sudah banyak yang dicapai selama ini, dan sudah bisa dikatakan lebih maju dibandingkan 20 tahun yang lalu. Namun menurutnya, harapan masyarakat Riau juga terus berkembang dan dinamis.
“Saat ini banyak harapan-harapan yang mungkin pada tingkat kemajuan di bidang pendidikan, pelayanan kesehatan, infrastruktur yang menurut saya harus menjadi perhatian dari Pemerintah Provinsi Riau,” katanya.
Lebih lanjut dikatakannya, dari sisi infrastruktur misalnya jalan dan jembatan, Provinsi Riau masih tertinggal dibandingkan provinsi tetangga. Di mana Insfratruktur jalan di Riau masih banyak yang rusak, dan hal itu harus jadi fokus pemerintah ke depan untuk memperbaiki hal tersebut. “Prasarana dasar seperti jalan itu, betul-betul menjadi dasar masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat,” sebutnya.
Khusus bidang ekonomi tersebut, lanjut Chaidir, untuk mengembangkannya saat ini juga menjadi tantangan bersama. Pasalnya saat ini masih terjadi pandemi Covid-19. Namun demikian, pemerintah harus tetap membantu masyarakat untuk bisa meningkatkan produktivitas di tengah pandemi.
“Pemerintah harus tetap memberikan stimulus terhadap UMKM supaya kegiatan UMKM tetap berjalan. Dan stimulus yang diberikan itu memang harus tepat sasaran,” ujarnya.
Apalagi dengan pola digitalisasi saat ini, seperti kegiatan belajar, bekerja dan berniaga juga sudah menggunakan digitalisasi. Hal tersebut harus diantisipasi oleh pemerintah, terutama untuk menolong masyarakat yang ada di daerah pelosok Riau.
“Masyarakat di pelosok atau di desa itu kan tidak memiliki jaringan, nah sekarang bagaimana masyarakat yang ada di pelosok itu bisa mendapatkan jaringan. Tentunya di sini pemerintah harus hadir memberikan bantuan,” katanya.
Terkait visi misi Gubernur dan Wakil Gubernur Riau saat ini, apakah sudah ada yang tercapai? Menurut Chaidir, tentunya sudah ada yang tercapai karena pemerintah saat ini juga harus melaksanakan visi dan misinya. “Cuma mungkin, begitu Pak Syamsuar dan Pak Edy menjabat, dihadapkan dengan pandemi Covid-19. Hal tersebut tentunya menjadi masalah. Semua aktivitas dan kapasitas menurun. Jadi ke depannya pemerintah memang harus bekerja keras,” sebutnya.
Sementara itu, Ketua Dewan Pimpinan Harian (DPH) Lembaga Adat Melayu (LAM) Riau Syahril Abubakar mengatakan, pihaknya mengajak masyarakat Riau untuk bersyukur bahwa saat ini Riau sudah lebih maju dan banyak hal yang sudah dicapai. “Namun yang pasti, kita melihat terlepas dari masih adanya kekurangan, kemajuan Riau sudah sangat luar biasa. Sudah terjadi pertumbuhan yang sangat pesat,” katanya.