BASERAH (RIAUPOS.CO) — Setelah jalur Pangeran Hilir Rantau Kuantan memastikan juara pertama. Penonton menunggu hilir perebutan peringkat dua dan tiga pacu jalur rayon 1 Kuansing di Tepian Lubuak Sobou Baserah. Antara jalur Marangin Montiak Tuah Lipai versus Limbago Sati Rantau Kuantan. Namun hilir itu gagal terwujud.
Pasalnya, perwakilan kedua jalur itu sepakat untuk tidak berpacu. Namun karena kedua perwakilan jalur sepakat, maka penentuan juara 2 dan 3 dilakukan dengan cara diundi. Panitia yang sebelumnya menawarkan supaya berpacu untuk penentuan ini, akhirnya mengikuti aspirasi perwakilan kedua jalur. Dari hasil pencabutan undian, akhirnya Marangin Montiak berhasil meraih peringkat kedua. Sedangkan Limbago Sati harus puas di peringkat ketiga.
“Alhamdulillah. Pacu jalur rayon 1 Kuansing sukses. Aman. Damai tanpa ada kendala yang berarti. Selamat kepada jalur-jalur dan semua yang ikut mensukseskan helat tradisi ini,†ucap Ketua Panitia Pacu Jalur Rayon 1 Kuansing 2019, Jasmadi SPd kepada Riau Pos di Telukkuantan, Ahad (7/7).
Sebelumnya, terlihat ada pendayung yang pecah. Pendayung itu pun hanyut bersama derasnya arus Sungai Kuantan. Ini diduga akibat dihempaskannya pendayung itu ke permukaan air oleh oknum atlit jalur Limbago Sati Rantau Kuantan dari Kopah, Kecamatan Kuantan Tengah, usai pengumuman pacu perebutan peringkat teratas rayon 1 Kuansing 2019 di Tepian Lubuak Sobou Baserah.
Ketua Umum Panitia Pacu Jalur Rayon 1 Kuansing, Jasmadi SPd menyampaikan, insiden meluapnya emosi para atlet dayung Limbago Sati Rantau Kuantan usai pengumuman pemenang laga grandfinal kontra jalur Pangeran Hilir Rantau Kuantan bukan sebagai bentuk protes kepada panitia atas hasil akhir pacu jalur rayon 1 Kuansing.
“Memang. Ada atlet Limbago yang marah-marah. Memukul pendayung ke permukaan air. Itu bukan bentuk kecewa terhadap panitia. Tapi mereka kecewa atas kekalahan yang dialami. Alhamdulillah, itu bisa mereda,†jelas Jasmadi menanggapi beragam tanggapan soal insiden tersebut, Ahad kemarin.(jps)