Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Riau 5 Besar Penyumbang Kasus Aktif

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Pemerintah mengklaim kasus positif dan aktif Covid-19 masih terkendali. Meski begitu, Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN)Airlangga Hartarto mengakui bahwa ada tren kenaikan pada beberapa hari terakhir pasca-Idulfitri.

Airlangga menyebut, kenaikan kasus aktif pasca-Idulfitri memiliki rata-rata kasus aktif dalam seminggu terakhir meningkat 0,85 persen dibandingkan dengan rata-rata minggu sebelumnya.

 "Kita perlu mewaspadai periode peningkatan kasus setelah libur Idulfitri yang diperkirakan terjadi pada 4-5 minggu setelahnya," ujar Airlangga pada Konferensi Pers usai Rapat Terbatas di Istana Negara, Jakarta, Senin (7/6).

Airlangga memerinci, tingkat kasus aktif di Indonesia per 6 Juni 2021 sebesar 5,3 persen, masih jauh lebih baik dari kasus aktif global di angka 7,5 persen. Sedangkan tingkat kesembuhan Indonesia berada di 91,9 persen (Global 90,3 persen); dan kematian sebesar 2,80 persen (Global 2,15 persen).

Kasus aktif nasional per 6 Juni 2021 yang berjumlah 98.455 kasus, mengalami penurunan sebesar 44,2 persen dibandingkan dari puncak kasus pada 5 Februari 2021. Jumlah kasus aktif terendah terjadi pada tanggal 18 Mei 2021 yakni sejumlah 87,514 kasus. Namun, sejak 19 Mei 2021 kembali mengalami tren peningkatan, bahkan pada 29 Mei – 2 Juni 2021 kasus aktif berada di atas 100.000 kasus.

Tren konfirmasi harian sebelum Idulfitri di kisaran 5.000-6000 kasus per hari, satu minggu pasca-Idulfitri yakni pada 13-19 Mei 2021 mengalami tren penurunan. Namun sejak 19 Mei terus mengalami peningkatan kembali ke angka 5.000-6.000 kasus per hari. Airlangga menekankan, ada 5 provinsi dengan kasus aktif terbesar yang berkontribusi atas 65 persen kasus aktif tingkat nasional.

"Di antaranya adalah Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Papua, dan Riau. Provinsi di Pulau Jawa berkontribusi sebesar 52,4 persen terhadap kasus aktif nasional, sedangkan provinsi di Sumatera berkontribusi sebesar 26,5 persen," tutur Ketum Partai Golkar itu.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menambahkan, dari sisi bed occupancy rate (BOR) nasional, per 6 Juni 2021 ada 22 provinsi yang mengalami tren peningkatan rata-rata pasien yang dirawat di rumah sakit dibandingkan rata-rata dua minggu sebelumnya. BOR Isolasi dan Intensif ICU di tingkat kabupaten/kota meningkat seiring dengan peningkatan kasus aktif yang terjadi. Ada beberapa daerah atau klaster yang memiliki kenaikan BOR cukup tinggi, contohnya di Kudus dan Bangkalan.

"Kenaikan yang tinggi ini karena ada peningkatan kasus yang spesifik di klaster ini, karena Kudus adalah daerah ziarah, sedangkan di Bangkalan banyak terdapat pekerja migran yang pulang dari negara tetangga," jelasnya.

Budi menyebut, pihaknya berupaya mengurai tekanan dan beban yang ada di RS dengan cara merujuk pasien yang berat dan sedang ke kota terdekat. "Untuk Kudus ke Semarang, sedangkan yang di Bangkalan dirujuk ke Surabaya," imbuh mantan dirut Bank Mandiri itu.

Baca Juga:  SKK Migas- KKKS Wilayah Riau Berikan Bantuan Sembako untuk  Masyarakat

Jubir Pemerintah untuk Covid-19 Wiku Adisasmito mengungkapkan bahwa saat ini bola pengendalian kasus Covid-19 ada di pemerintah daerah.  "Pada prinsipnya upaya pengendalian Covid-19 daerah merupakan otoritas pemerintah setempat. Namun diharapkan pimpinan daerah dapat mempertimbangkan aspek sosial masyarakat secara holistik untuk menetapkan kebijakan yang tepat," jelas Wiku, kemarin (7/6)

Sementara itu di Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat jumlah pasien positif Covid-19 juga terus bertambah. Angka terakhir yang dilaporkan kepada Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) I mencapai 2.734 orang. Jauh lebih besar apabila dibandingkan dengan total pasien pertengahan bulan lalu yang sempat menyentuh angka 900 orang.

Kepala Penerangan (Kapen) Kogabwilhan I Kolonel Marinir Aris Mudian menyatakan, laporan terakhir yang diterima oleh instansinya adalah jumlah pasien sampai pukul 08.00 kemarin. “Dengan perincian sebagai berikut, pasien rawat inap terkonfirmasi positif di tower 4, 5, 6, dan 7 (RSDC) Wisma Atlet 2.734 orang. Sebanyak 1.292 pasien pria, 1.442 pasien wanita," terang dia kepada awak media.

Total jumlah pasien yang dirawat di RSDC Wisma Atlet juga masih dalam tren naik. Menurut dia, data kemarin mencatat ada tambahan 65 pasien dari sehari sebelumnya (6/6) sebanyak 2.669 pasien. Serupa dengan pasien di rumah sakit darurat itu, jumlah pasien rawat inap di RSD Wisma Atlet Pademangan juga bertambah. “Pasien rawat inap 4.282 orang. Semula 3966 orang," ungkap Aris. Itu berarti ada penambahkan sebanyak 316 pasien dalam sehari. Sebagian besar di antara mereka merupakan pekerja migran yang direpatriasi.

Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid Sa’adi turut merespon adanya sejumlah daerah di Jawa Timur yang mengalami peningkatakan kasus Covid-19. Khususnya di wilayah Kabupaten Bangkalan, Pulau Madura. Perhatian tersebut dia sampaikan apalagi di wilayah Bangkalan banyak terdapat pesantren.

Zainut mengatakan meningkatkan kasus Covid-19 di Bangkalan tersebut, hampir bebarengan dengan musim santri kembali masuk pesantren. Setelah menjalani masa liburan Ramadan dan Idulfitri. "Pesantren-pesantren di Bangkalan, atau di daerah zona merah lainnya supaya lebih meningkatkan kedisiplinan menjaga protokol kesehatan," kata Zainut kemarin (7/6).

Politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu mendapatkan informasi sejumlah daerah di Jawa Timur yang mengalami peningkatan kasus Covid-19. Selain di Bangkalan, Zainut mengatakan ada laporan peningkatan juga di Kabupaten Lamongan. Kemudian peningkatan kasus Covid-19 di Kabupaten Kudus juga menjadi perhatiannya.

Zainut menjelaskan selepas Idulfitri seperti seakrang ini, para santri secara bertahap kembali ke pesantren untuk belajar dan mengaji. Dia berharap pesantren dapat mempersiapkan diri menyambut kedatangan para santri tersebut di tengah pandemi Covid-19 yang masih terjadi.

Baca Juga:  Gubri Raih Penghargaan Top Pembina BUMD

"Pesantren perlu memperketat penerapan protokol kesehatan untuk mengantisipasi terjadinya penyebaran Covid-19," jelasnya. Zainut mengatakan biasanya setelah masa liburan diikuti dengan peningkatan potensi penyebaran Covid-19. Dia juga mengingatkan dalam menyambut kedatangan santrinya, pengasuh pesantren supaya berkoordinasi dengan gugus tugas pengendalian Covid-19 setempat.

Untuk pesantren yang berada di zona merah, Zainut menegaskan supaya untuk lebih waspada.  "Sebagai langkah antisipasi, bila perlu menunda rencana pembukaan kegiatan belajar," tuturnya.

Menurut Zainut pandemi Covid-19 di Indonesia masih belum mengalami penurunan signifikan. Kasus harian pada 26-31 Mei rata-rata di atas 5.000 kasus. Kemudian kasus baru pada 1 Juni turun sedikti 4.824 kembali. Setelah itu kembali bergerak di angka 5.000 kasus harian.

Terpisah, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi kembali menyuarakan soal kesenjangan vaksin Covid-19 global saat ini. Kondisi tersebut akan berisiko memperlama pandemi, termasuk di Asia Tenggara.  Saat ini, kata dia, 75 persen vaksin dinikmati oleh 10 negara dan hanya 0,4 persen yang dinikmati oleh negara berpendapatan rendah. Sementara ASEAN sejauh ini baru memvaksinasi 7,8 persen populasinya.

Hal tersebut disampaikan Retno saat mengikuti Pertemuan Khusus para Menlu ASEAN dengan Menlu RRT, yang digelar secara fisik di Chongqing, RRT. Ini merupakan pertemuan fisik pertama Menlu ASEAN-RRT sejak Februari 2020. "Saya kembali tekankan, bahwa pandemi masih jauh dari selesai," ungkapnya, kemarin (7/6).

Karenanya, Retno menekankan pentingnya kerja sama RRC. Mengingat, dalam hal ini, negara pimpinan Xi Jin Ping ini memainkan peran yang sangat penting dalam meningkatkan kerjasama vaksin. Terlebih, setelah diterimanya persetujuan EUL WHO bagi Sinopharm dan Sinovac.

"Maka diharapkan RRC dapat melakukan kerjasama dosis sharing termasuk melalui Covax Facility," tuturnya.

Selain itu, ASEAN juga berharap peningkatan kerja sama dengan RRT dalam hal dukungan terhadap ASEAN Covid-19 Response Fund, berbagi lebih banyak dosis atau dosis sharing melalui COVAX Facility dalam rangkamemenuhi equal access for vaccines to all countries, dan peningkatan kerja sama untuk meningkatkan kapasitas produksi dengan cara memproduksi di negara-negara lain.

Pada kesempatan terpisah, Retno juga sempat melakukan pertemuan bilateral dengan Menlu RRT Wang Yi. Dalam pertemuan tersebut, isu vaksin turut dibahas kembali olehnya. Retno menekankan pentingnya melanjutkan kerjasama kesehatan dan vaksin Covid-19. Ia meminta Menlu Wang Yi untuk menugaskan tim agar dapat membahas secara detail kerjasama kesehatan sebagaimana pernah dibahas dalam kunjungan Menlu Wang Yi ke Indonesia yang terakhir. "Indonesia telah sampaikan kesiapannya untuk dapat menjadi hub produksi vaksin untuk kawasan," ujarnya.(dee/tau/syn/wan/mia/jpg)

 

 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Pemerintah mengklaim kasus positif dan aktif Covid-19 masih terkendali. Meski begitu, Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN)Airlangga Hartarto mengakui bahwa ada tren kenaikan pada beberapa hari terakhir pasca-Idulfitri.

Airlangga menyebut, kenaikan kasus aktif pasca-Idulfitri memiliki rata-rata kasus aktif dalam seminggu terakhir meningkat 0,85 persen dibandingkan dengan rata-rata minggu sebelumnya.

- Advertisement -

 "Kita perlu mewaspadai periode peningkatan kasus setelah libur Idulfitri yang diperkirakan terjadi pada 4-5 minggu setelahnya," ujar Airlangga pada Konferensi Pers usai Rapat Terbatas di Istana Negara, Jakarta, Senin (7/6).

Airlangga memerinci, tingkat kasus aktif di Indonesia per 6 Juni 2021 sebesar 5,3 persen, masih jauh lebih baik dari kasus aktif global di angka 7,5 persen. Sedangkan tingkat kesembuhan Indonesia berada di 91,9 persen (Global 90,3 persen); dan kematian sebesar 2,80 persen (Global 2,15 persen).

- Advertisement -

Kasus aktif nasional per 6 Juni 2021 yang berjumlah 98.455 kasus, mengalami penurunan sebesar 44,2 persen dibandingkan dari puncak kasus pada 5 Februari 2021. Jumlah kasus aktif terendah terjadi pada tanggal 18 Mei 2021 yakni sejumlah 87,514 kasus. Namun, sejak 19 Mei 2021 kembali mengalami tren peningkatan, bahkan pada 29 Mei – 2 Juni 2021 kasus aktif berada di atas 100.000 kasus.

Tren konfirmasi harian sebelum Idulfitri di kisaran 5.000-6000 kasus per hari, satu minggu pasca-Idulfitri yakni pada 13-19 Mei 2021 mengalami tren penurunan. Namun sejak 19 Mei terus mengalami peningkatan kembali ke angka 5.000-6.000 kasus per hari. Airlangga menekankan, ada 5 provinsi dengan kasus aktif terbesar yang berkontribusi atas 65 persen kasus aktif tingkat nasional.

"Di antaranya adalah Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Papua, dan Riau. Provinsi di Pulau Jawa berkontribusi sebesar 52,4 persen terhadap kasus aktif nasional, sedangkan provinsi di Sumatera berkontribusi sebesar 26,5 persen," tutur Ketum Partai Golkar itu.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menambahkan, dari sisi bed occupancy rate (BOR) nasional, per 6 Juni 2021 ada 22 provinsi yang mengalami tren peningkatan rata-rata pasien yang dirawat di rumah sakit dibandingkan rata-rata dua minggu sebelumnya. BOR Isolasi dan Intensif ICU di tingkat kabupaten/kota meningkat seiring dengan peningkatan kasus aktif yang terjadi. Ada beberapa daerah atau klaster yang memiliki kenaikan BOR cukup tinggi, contohnya di Kudus dan Bangkalan.

"Kenaikan yang tinggi ini karena ada peningkatan kasus yang spesifik di klaster ini, karena Kudus adalah daerah ziarah, sedangkan di Bangkalan banyak terdapat pekerja migran yang pulang dari negara tetangga," jelasnya.

Budi menyebut, pihaknya berupaya mengurai tekanan dan beban yang ada di RS dengan cara merujuk pasien yang berat dan sedang ke kota terdekat. "Untuk Kudus ke Semarang, sedangkan yang di Bangkalan dirujuk ke Surabaya," imbuh mantan dirut Bank Mandiri itu.

Baca Juga:  Rangkul Semua Pihak, Bersatu Majukan Inhu

Jubir Pemerintah untuk Covid-19 Wiku Adisasmito mengungkapkan bahwa saat ini bola pengendalian kasus Covid-19 ada di pemerintah daerah.  "Pada prinsipnya upaya pengendalian Covid-19 daerah merupakan otoritas pemerintah setempat. Namun diharapkan pimpinan daerah dapat mempertimbangkan aspek sosial masyarakat secara holistik untuk menetapkan kebijakan yang tepat," jelas Wiku, kemarin (7/6)

Sementara itu di Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat jumlah pasien positif Covid-19 juga terus bertambah. Angka terakhir yang dilaporkan kepada Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) I mencapai 2.734 orang. Jauh lebih besar apabila dibandingkan dengan total pasien pertengahan bulan lalu yang sempat menyentuh angka 900 orang.

Kepala Penerangan (Kapen) Kogabwilhan I Kolonel Marinir Aris Mudian menyatakan, laporan terakhir yang diterima oleh instansinya adalah jumlah pasien sampai pukul 08.00 kemarin. “Dengan perincian sebagai berikut, pasien rawat inap terkonfirmasi positif di tower 4, 5, 6, dan 7 (RSDC) Wisma Atlet 2.734 orang. Sebanyak 1.292 pasien pria, 1.442 pasien wanita," terang dia kepada awak media.

Total jumlah pasien yang dirawat di RSDC Wisma Atlet juga masih dalam tren naik. Menurut dia, data kemarin mencatat ada tambahan 65 pasien dari sehari sebelumnya (6/6) sebanyak 2.669 pasien. Serupa dengan pasien di rumah sakit darurat itu, jumlah pasien rawat inap di RSD Wisma Atlet Pademangan juga bertambah. “Pasien rawat inap 4.282 orang. Semula 3966 orang," ungkap Aris. Itu berarti ada penambahkan sebanyak 316 pasien dalam sehari. Sebagian besar di antara mereka merupakan pekerja migran yang direpatriasi.

Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid Sa’adi turut merespon adanya sejumlah daerah di Jawa Timur yang mengalami peningkatakan kasus Covid-19. Khususnya di wilayah Kabupaten Bangkalan, Pulau Madura. Perhatian tersebut dia sampaikan apalagi di wilayah Bangkalan banyak terdapat pesantren.

Zainut mengatakan meningkatkan kasus Covid-19 di Bangkalan tersebut, hampir bebarengan dengan musim santri kembali masuk pesantren. Setelah menjalani masa liburan Ramadan dan Idulfitri. "Pesantren-pesantren di Bangkalan, atau di daerah zona merah lainnya supaya lebih meningkatkan kedisiplinan menjaga protokol kesehatan," kata Zainut kemarin (7/6).

Politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu mendapatkan informasi sejumlah daerah di Jawa Timur yang mengalami peningkatan kasus Covid-19. Selain di Bangkalan, Zainut mengatakan ada laporan peningkatan juga di Kabupaten Lamongan. Kemudian peningkatan kasus Covid-19 di Kabupaten Kudus juga menjadi perhatiannya.

Zainut menjelaskan selepas Idulfitri seperti seakrang ini, para santri secara bertahap kembali ke pesantren untuk belajar dan mengaji. Dia berharap pesantren dapat mempersiapkan diri menyambut kedatangan para santri tersebut di tengah pandemi Covid-19 yang masih terjadi.

Baca Juga:  Gubri Raih Penghargaan Top Pembina BUMD

"Pesantren perlu memperketat penerapan protokol kesehatan untuk mengantisipasi terjadinya penyebaran Covid-19," jelasnya. Zainut mengatakan biasanya setelah masa liburan diikuti dengan peningkatan potensi penyebaran Covid-19. Dia juga mengingatkan dalam menyambut kedatangan santrinya, pengasuh pesantren supaya berkoordinasi dengan gugus tugas pengendalian Covid-19 setempat.

Untuk pesantren yang berada di zona merah, Zainut menegaskan supaya untuk lebih waspada.  "Sebagai langkah antisipasi, bila perlu menunda rencana pembukaan kegiatan belajar," tuturnya.

Menurut Zainut pandemi Covid-19 di Indonesia masih belum mengalami penurunan signifikan. Kasus harian pada 26-31 Mei rata-rata di atas 5.000 kasus. Kemudian kasus baru pada 1 Juni turun sedikti 4.824 kembali. Setelah itu kembali bergerak di angka 5.000 kasus harian.

Terpisah, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi kembali menyuarakan soal kesenjangan vaksin Covid-19 global saat ini. Kondisi tersebut akan berisiko memperlama pandemi, termasuk di Asia Tenggara.  Saat ini, kata dia, 75 persen vaksin dinikmati oleh 10 negara dan hanya 0,4 persen yang dinikmati oleh negara berpendapatan rendah. Sementara ASEAN sejauh ini baru memvaksinasi 7,8 persen populasinya.

Hal tersebut disampaikan Retno saat mengikuti Pertemuan Khusus para Menlu ASEAN dengan Menlu RRT, yang digelar secara fisik di Chongqing, RRT. Ini merupakan pertemuan fisik pertama Menlu ASEAN-RRT sejak Februari 2020. "Saya kembali tekankan, bahwa pandemi masih jauh dari selesai," ungkapnya, kemarin (7/6).

Karenanya, Retno menekankan pentingnya kerja sama RRC. Mengingat, dalam hal ini, negara pimpinan Xi Jin Ping ini memainkan peran yang sangat penting dalam meningkatkan kerjasama vaksin. Terlebih, setelah diterimanya persetujuan EUL WHO bagi Sinopharm dan Sinovac.

"Maka diharapkan RRC dapat melakukan kerjasama dosis sharing termasuk melalui Covax Facility," tuturnya.

Selain itu, ASEAN juga berharap peningkatan kerja sama dengan RRT dalam hal dukungan terhadap ASEAN Covid-19 Response Fund, berbagi lebih banyak dosis atau dosis sharing melalui COVAX Facility dalam rangkamemenuhi equal access for vaccines to all countries, dan peningkatan kerja sama untuk meningkatkan kapasitas produksi dengan cara memproduksi di negara-negara lain.

Pada kesempatan terpisah, Retno juga sempat melakukan pertemuan bilateral dengan Menlu RRT Wang Yi. Dalam pertemuan tersebut, isu vaksin turut dibahas kembali olehnya. Retno menekankan pentingnya melanjutkan kerjasama kesehatan dan vaksin Covid-19. Ia meminta Menlu Wang Yi untuk menugaskan tim agar dapat membahas secara detail kerjasama kesehatan sebagaimana pernah dibahas dalam kunjungan Menlu Wang Yi ke Indonesia yang terakhir. "Indonesia telah sampaikan kesiapannya untuk dapat menjadi hub produksi vaksin untuk kawasan," ujarnya.(dee/tau/syn/wan/mia/jpg)

 

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari