Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Demo Mahasiswa Berujung Penyegelan Ruangan Rektor Unri

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Tim Advokasi dan Aliansi Mahasiswa Universitas Riau (Unri) menggelar aksi yang ketiga kalinya terkait kasus dugaan pelecehan seksual yang melibatkan Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) SH, Senin (6/12). Menjelang akhir aksi, sekitar pukul 17.23 WIB petang, mahasiswa menyegel ruang Rektor Unri yang berada di lantai 2 gedung rektorat perguruan tinggi negeri tersebut.

Aksi penyegelan ini bermula ketika ratusan mahasiswa meminta bertemu Rektor Unri Prof Dr Aras Mulyadi DEA, guna menuntut kejelasan penyelesaian kasus yang melibatkan, SH. Mahasiswa sudah mendatangi halaman Gedung Rektorat Unri sejak pukul 14.45 WIB. Mahasiswa menuntut sikap tegas rektor agar segera menonaktifkan SH yang sudah berstatus tersangka dalam kasus pencabulan.

Belasan spanduk dibentang mahasiswa di depan pintu gerbang Gedung Rektorat. Menggunakan pengeras suara dan kendaraan komando, mahasiswa merangsek dari halaman ke depan pintu gedung. Mahasiswa yang kecewa rektor tidak berada tempat langsung berencana menyegel ruang rektor. Namun mereka ditemui Wakil Rektor I Unri Prof Dr M Nur.

Sempat menolak, tim advokasi yang dikoordinir oleh seluruh ketua organisasi mahasiswa Unri termasuk Presiden Mahasiswa (Presma) Badan Eksekutif Mahasiwa (BEM) ini, akhirnya mempersilakan M Nur berbicara. Mahasiswa juga meminta M Nur menandatangani tuntutan mereka sebagai pemegang kuasa rektor.

M Nur menjelaskan, rektor tidak bisa menemui massa aksi karena sedang dinas di luar kota. M Nur juga menolak menandatangani komitmen penonaktifan SH sebagai dekan sekaligus pembebasan tugasnya sebagai pengajar di FISIP Unri.

Baca Juga:  Pemda Stop Tarik Restibusi Dua Pelabuhan

"Saya sebagai pemegang kuasa rektor, kuasa saya terbatas. Saya tidak bisa mengambil keputusan apapun. Soal kasus ini, rektor sudah melakukan berbagai kebijakan yang diperlukan, namun untuk penonaktifan, tentu pimpinan tidak mau keputusannya salah dan melanggar aturan," sebut M Nur.

Mahasiswa tidak puas dengan penjelasan M Nur, terutama karena M Nur menolak menandatangani tuntutan mereka dalam secarik kertas yang terbungkus map itu. Para mahasiswa pun memaksa masuk ke Gedung Rektorat Unri sekitar pukul 17.10 WIB. Ratusan mahasiswa menjejali pintu masuk gedung. Sambil meneriakkan yel-yel, pelan-pelan mahasiswa menekan masuk gedung rektorat yang jaga satuan pengamanan (satpam) yang kalah jumlah.

Mahasiswa bermaksud menyegel ruangan Rektor Unri yang berada di lantai 2 gedung. Menolak anarkis, mahasiswa tidak serta merta merangsek masuk. Sempat terjadi kericuhan kecil antara mahasiswa dengan salah seorang satpam yang akhirnya dapat dilerai dengan cepat.

Kalah jumlah pengamanan dan mendapat jaminan tidak anarkis dari Presiden Mahasiwa BEM dan seluruh Ketua BEM Fakultas, akhirnya mahasiswa diperbolehkan masuk ke gedung sekitar pukul 17.17 WIB. Masuk ke ruangan berdesakan, massa aksi langsung naik ke lantai 2 gedung. Hampir setengah masa aksi masuk ke gedung.

Namun rombongan mahasiswa kembali tertahan di lorong masuk ke ruangan rektor dan wakil rektor Unri di lantai 2. Kembali dapat jaminan dari Kaharuddin, perwakilan mahasiswa, para pemimpin organisasi dan Presma Unri sendiri diboleh masuk lorong menuju pintu ruangan rektor yang akan disegel.

Baca Juga:  Rumah Ludes Terbakar saat Ditinggal Penghuni ke Pasar

Setelah seluruh mahasiswa yang naik ke lantai 2 duduk, akhirnya para perwakilan bersam beberapa wartawan diperbolehkan masuk pada pukul 17.20 WIB. Disaksikan satpan kampus, ruangan rektor akhirnya disegel yang ditandai dengan pemasangan rantai dan gembok oleh Presma Unri Kaharuddin sekitar pukul 17.23 WIB. Usai penyegelan itu, mahasiswa menuaikan komitmen mereka dengan turun secara teratur tanpa ada aksi anarkis, walaupun mereka sempat menempel selebaran tuntutan di sepanjang dinding lorong tersebut.

"Ini bukan akhir dari perjuangan Tim Advokasi Mahasiswa Unri. Saya dapat informasi rektor akan hadir di Pekanbaru pada Rabu besok, menjelang itu kami tunggu. Kalau tidak juga ada kejelasan, bukan hanya ruang rektor saja besok yang akan kami segel," ungkap Kaharudin yang kembali berorasi di luar gedung rektorat.

Ketika ditanya apakah pada Rabu (8/12) itu mahasiswa akan kembali menggelar aksi, Kaharuddin menyebutkan dirinya dan pemimpin organisasi mahasiswa lainnya akan menemui rektor terlebih dahulu. Malahan dirinya berharap Rektor dari Jakarta membawa berita gembira.

"Maunya kami Rektor Unri pulang dari Jakarta langsung membawa surat penonaktifan," sebut Kaharuddin.

Usai seluruh mahasiswa keluar gedung, mereka kembali berkumpul. Mahasiswa diminta membersihkan sampah-sampah sisa aksi mereka sejak siang itu. Massa aksi akhirnya bubar teratur yang ditandai dengan prosesi arak-arakan mobil komando mengantar rombongan pemotor ke fakultas masing-masing menjelang pukul 18.00 WIB.(end)

 

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Tim Advokasi dan Aliansi Mahasiswa Universitas Riau (Unri) menggelar aksi yang ketiga kalinya terkait kasus dugaan pelecehan seksual yang melibatkan Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) SH, Senin (6/12). Menjelang akhir aksi, sekitar pukul 17.23 WIB petang, mahasiswa menyegel ruang Rektor Unri yang berada di lantai 2 gedung rektorat perguruan tinggi negeri tersebut.

Aksi penyegelan ini bermula ketika ratusan mahasiswa meminta bertemu Rektor Unri Prof Dr Aras Mulyadi DEA, guna menuntut kejelasan penyelesaian kasus yang melibatkan, SH. Mahasiswa sudah mendatangi halaman Gedung Rektorat Unri sejak pukul 14.45 WIB. Mahasiswa menuntut sikap tegas rektor agar segera menonaktifkan SH yang sudah berstatus tersangka dalam kasus pencabulan.

- Advertisement -

Belasan spanduk dibentang mahasiswa di depan pintu gerbang Gedung Rektorat. Menggunakan pengeras suara dan kendaraan komando, mahasiswa merangsek dari halaman ke depan pintu gedung. Mahasiswa yang kecewa rektor tidak berada tempat langsung berencana menyegel ruang rektor. Namun mereka ditemui Wakil Rektor I Unri Prof Dr M Nur.

Sempat menolak, tim advokasi yang dikoordinir oleh seluruh ketua organisasi mahasiswa Unri termasuk Presiden Mahasiswa (Presma) Badan Eksekutif Mahasiwa (BEM) ini, akhirnya mempersilakan M Nur berbicara. Mahasiswa juga meminta M Nur menandatangani tuntutan mereka sebagai pemegang kuasa rektor.

- Advertisement -

M Nur menjelaskan, rektor tidak bisa menemui massa aksi karena sedang dinas di luar kota. M Nur juga menolak menandatangani komitmen penonaktifan SH sebagai dekan sekaligus pembebasan tugasnya sebagai pengajar di FISIP Unri.

Baca Juga:  Hari Ini, Bertambah 113 Pasien Positif Covid 19 di Riau

"Saya sebagai pemegang kuasa rektor, kuasa saya terbatas. Saya tidak bisa mengambil keputusan apapun. Soal kasus ini, rektor sudah melakukan berbagai kebijakan yang diperlukan, namun untuk penonaktifan, tentu pimpinan tidak mau keputusannya salah dan melanggar aturan," sebut M Nur.

Mahasiswa tidak puas dengan penjelasan M Nur, terutama karena M Nur menolak menandatangani tuntutan mereka dalam secarik kertas yang terbungkus map itu. Para mahasiswa pun memaksa masuk ke Gedung Rektorat Unri sekitar pukul 17.10 WIB. Ratusan mahasiswa menjejali pintu masuk gedung. Sambil meneriakkan yel-yel, pelan-pelan mahasiswa menekan masuk gedung rektorat yang jaga satuan pengamanan (satpam) yang kalah jumlah.

Mahasiswa bermaksud menyegel ruangan Rektor Unri yang berada di lantai 2 gedung. Menolak anarkis, mahasiswa tidak serta merta merangsek masuk. Sempat terjadi kericuhan kecil antara mahasiswa dengan salah seorang satpam yang akhirnya dapat dilerai dengan cepat.

Kalah jumlah pengamanan dan mendapat jaminan tidak anarkis dari Presiden Mahasiwa BEM dan seluruh Ketua BEM Fakultas, akhirnya mahasiswa diperbolehkan masuk ke gedung sekitar pukul 17.17 WIB. Masuk ke ruangan berdesakan, massa aksi langsung naik ke lantai 2 gedung. Hampir setengah masa aksi masuk ke gedung.

Namun rombongan mahasiswa kembali tertahan di lorong masuk ke ruangan rektor dan wakil rektor Unri di lantai 2. Kembali dapat jaminan dari Kaharuddin, perwakilan mahasiswa, para pemimpin organisasi dan Presma Unri sendiri diboleh masuk lorong menuju pintu ruangan rektor yang akan disegel.

Baca Juga:  Jamaah Haji Asal Kampar Meninggal Dunia

Setelah seluruh mahasiswa yang naik ke lantai 2 duduk, akhirnya para perwakilan bersam beberapa wartawan diperbolehkan masuk pada pukul 17.20 WIB. Disaksikan satpan kampus, ruangan rektor akhirnya disegel yang ditandai dengan pemasangan rantai dan gembok oleh Presma Unri Kaharuddin sekitar pukul 17.23 WIB. Usai penyegelan itu, mahasiswa menuaikan komitmen mereka dengan turun secara teratur tanpa ada aksi anarkis, walaupun mereka sempat menempel selebaran tuntutan di sepanjang dinding lorong tersebut.

"Ini bukan akhir dari perjuangan Tim Advokasi Mahasiswa Unri. Saya dapat informasi rektor akan hadir di Pekanbaru pada Rabu besok, menjelang itu kami tunggu. Kalau tidak juga ada kejelasan, bukan hanya ruang rektor saja besok yang akan kami segel," ungkap Kaharudin yang kembali berorasi di luar gedung rektorat.

Ketika ditanya apakah pada Rabu (8/12) itu mahasiswa akan kembali menggelar aksi, Kaharuddin menyebutkan dirinya dan pemimpin organisasi mahasiswa lainnya akan menemui rektor terlebih dahulu. Malahan dirinya berharap Rektor dari Jakarta membawa berita gembira.

"Maunya kami Rektor Unri pulang dari Jakarta langsung membawa surat penonaktifan," sebut Kaharuddin.

Usai seluruh mahasiswa keluar gedung, mereka kembali berkumpul. Mahasiswa diminta membersihkan sampah-sampah sisa aksi mereka sejak siang itu. Massa aksi akhirnya bubar teratur yang ditandai dengan prosesi arak-arakan mobil komando mengantar rombongan pemotor ke fakultas masing-masing menjelang pukul 18.00 WIB.(end)

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari