PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — TERHITUNG awal Januari 2020, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau menggratiskan biaya pendidikan seluruh SMA/SMK negeri di Bumi Lancang Kuning. Selain itu, Pemprov juga memberikan bantuan bagi siswa di SMA/SMK swasta.
Gubernur Riau (Gubri) H Syamsuar mengatakan, gratisnya biaya ini merupakan bentuk kepedulian pemerintah terhadap pendidikan. Kebijakan tersebut, ujar Gubri, diharapkan tidak ada lagi anak-anak yang putus sekolah.
"Mulai awal Januari 2020, biaya pendidikan SMA/SMK negeri digratiskan. Ini untuk mengatasi persoalan di Riau, yang mana ada sekitar 94.000 anak putus sekolah karena biaya," ungkap Syamsuar kepada Riau Pos, Selasa (3/12).
Sekolah gratis untuk jenjang pendidikan SMA negeri sederajat, merupakan wujud dari visi dan misi Gubernur dan Wakil Gubernur Riau, Syamsuar-Edy Natar Nasution. Sehingga hal ini menjadi prioritas untuk direalisasikan guna memberikan kemudahan bagi anak bersekolah.
"Jadi, tidak ada lagi alasan mereka tidak sekolah karena biayanya sudah digratiskan. Tidak ada lagi uang komite. Untuk persoalan guru komite, gaji masih kecil sehingga gajinya dari uang komite sekolah. Maka ke depan, gaji guru komite dibayarkan oleh pemerintah melalui dana Bosda (bantuan operasi sekolah daerah, red)," jelasnya.
Selain itu, Syamsuar menambahkan, Pemprov juga memberikan bantuan sebesar Rp400 ribu per siswa di SMA/SMK swasta. Bantuan ini tidak hanya SMA/SMK negeri saja yang diperhatikan pemerintah, melainkan sekolah swasta. "Iya kami berikan bantuan kepada siswa di SMA/SMK swasta," kata Syamsuar.
Sementara terhadap siswa yang putus sekolah, orang nomor satu di Riau itu mengatakan, pihaknya akan mengupayakan belajar paket A, B dan C. Hal ini agar mereka memiliki ijazah untuk memasuki dunia kerja dan lain sebagainnya. "Yang putus sekolah, kami upayakan membantu belajar paket A, B dan C," imbuhnya.
Terpisah Sekretaris Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Riau, Ahyu Suhendra menambahkan, pihaknya tengah menyusun petunjuk teknis (juknis) pemberian bantuan kepada siswa di SMA/SMK swasta. Nantinya, dana tersebut diserahkan dari Pemprov dan sekolah yang mengelolanya.
"Juknisnya tengah kami susun. Tiap siswa di SMA/SMK, kami berikan bantuan sebesar Rp400 ribu. Pak Gub juga menepati janjinya menggratiskan pendidikan SMA/SMK negeri agar tidak ada anak putus sekolah," tuturnya.
Sebelumnya, Pemprov Riau pada tahun 2020, mengusulkan dana Bosda lebih kurang sebesar Rp443 miliar. Anggaran tersebut dimasukkan pada APBD Riau tahun 2020.
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Riau Rudyanto mengatakan, dana Bosda tersebut mengalami kenaikan dibandingkan dana Bosda 2019 sebesar Rp250 miliar. Dengan anggaran itu diharapkan dapat mewujudkan pendidikan gratis tingkat SMA/SMK negeri tahun 2020.
"Anggaran Bosda Provinsi Riau naik dari tahun sebelumnya, tahun ini hampir Rp250 miliar, tahun depan naik menjadi Rp443 miliar," kata Rudyanto.
Dengan anggaran yang naik tersebut, lanjut Rudyanto, jika sebelumnya anggaran satu siswa mendapatkan Rp400 ribu pertahun, maka dengan peningkatan Bosda itu tahun depan anggaran pada siswa menjadi Rp1,5 juta.
"Artinya ada peningkatan hampir 300 persen untuk satu siswa SMA/SMK per tahun. Dari sebelumnya hanya Rp400 ribu jadi Rp1,5 juta," sebutnya.
Rudyanto juga menyampaikan, bahwa nantinya dana Bosda juga akan didampingi Bosnas. Di mana untuk Bosnas satu siswa SMK mendapatkan anggaran sebesar Rp1,6 juta, dan SMA Rp1,5 juta. Dengan begitu jika ditotal antara Bosda dan Bosnas, maka satu anak SMK biayanya Rp3,1 juta dan SMA Rp3 juta.
"Di Jawa Timur kan sudah menerapkan sekolah gratis tingkat SMA/SMK dengan biaya satu anak Rp3 juta, dan anggaran itu cukup. Buktinya sampai sekarang sekolah di sana masih jalan," sebutnya.(ted)