Selasa, 26 November 2024
spot_img

99 Persen Sengaja Dibakar

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Riau tahun ini mulai terjadi sejak awal tahun atau Februari 2019. Saat itu daerah yang banyak terdampak adalah wilayah pesisir seperti Kabupaten Bengkalis, Rokan Hilir, dan Kota Dumai. Namun, saat ini tren karhutla di Riau berubah. Lokasi yang terdampak beralih ke wilayah hulu seperti Kabupaten Pelalawan dan Indragiri Hulu. Bahkan di Pelalawan, lokasi yang terdampak karhutla lahannya tidak gambut, melainkan tanah mineral.

"Tren karhutla di Riau akhir-akhir ini berbeda. Tahun lalu banyak di Bengkalis dan Dumai. Kalau tahun ini arahnya ke Pelalawan. Ini yang perlu kita cermati bersama. Apalagi di Pelalawan saat ini yang terbakar itu lahannya tanah mineral, bukan gambut. Ini ada apa?" ujar Gubernur Riau Drs H Syamsuar MSi saat Rapat Evaluasi Karhutla di Lanud Roesmin Nurjadin, Jumat (2/8).

Baca Juga:  BC Gagalkan Penyeludupan 300 Slof Rokok Ilegal

Terkait kondisi ini, menurut Syamsuar perlu dicari akar masalahnya agar karhutla di Riau bisa diatasi bersama. Kemudian dia juga meminta tim penegak hukum dapat menganalisa hal ini dan dapat menemukan para oknum yang sengaja melakukan pembakaran.

"Harapan kami dapat ditemukan para pembakar lahan di Riau, terutama di daerah yang baru ditemukan karhutla saat ini," pinta Syamsuar.

Sementara itu, Kepala BNPB Letjen TNI Doni Monardo yang hadir pada rapat evaluasi itu mengatakan, jika langkah pencegahan sudah dilakukan namun masih ditemukan adanya karhutla di Riau. Ia meminta tim penegak hukum untuk dapat bekerja lebih ekstra lagi dalam menemukan para pelaku karhutla.

"99 persen karhutla disebabkan oleh ulah tangan manusia. Sengaja dibakar. Kalau sudah ada bukti tindak pidana, kami minta satgas gakum melakukan penindakan hukum. Berikan efek jera kepada para pelaku," tegasnya.

Baca Juga:  Golkar Riau Berbagi Takjil dan Nasi Kotak

Doni juga menyikapi terkait berpindahnya lokasi karhutla di Riau, yakni kebakaran sebelumnya di pesisir dan telah ditempati oleh tim gabungan, untuk melakukan pencegahan dan penanganan. Setelah itu, ada pengurangan yang luar biasa kebakaran di pesisir. Menurut Doni, jika nantinya sudah dilakukan relokasi namun karhutla belum bisa diatasi, maka dia akan menambah tim satgas ke Riau. Tidak hanya terdiri dari TNI-Polri saja, namun juga masyarakat yang punya kapasitas agar upaya pencegahan berjalan maksimal.(sol/wir/amn/wik/esi/end/sda)

>>> Selengkapnya baca koran Riau Pos

Laporan: Tim Riau Pos
Editor: Arif Oktafian

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Riau tahun ini mulai terjadi sejak awal tahun atau Februari 2019. Saat itu daerah yang banyak terdampak adalah wilayah pesisir seperti Kabupaten Bengkalis, Rokan Hilir, dan Kota Dumai. Namun, saat ini tren karhutla di Riau berubah. Lokasi yang terdampak beralih ke wilayah hulu seperti Kabupaten Pelalawan dan Indragiri Hulu. Bahkan di Pelalawan, lokasi yang terdampak karhutla lahannya tidak gambut, melainkan tanah mineral.

"Tren karhutla di Riau akhir-akhir ini berbeda. Tahun lalu banyak di Bengkalis dan Dumai. Kalau tahun ini arahnya ke Pelalawan. Ini yang perlu kita cermati bersama. Apalagi di Pelalawan saat ini yang terbakar itu lahannya tanah mineral, bukan gambut. Ini ada apa?" ujar Gubernur Riau Drs H Syamsuar MSi saat Rapat Evaluasi Karhutla di Lanud Roesmin Nurjadin, Jumat (2/8).

- Advertisement -
Baca Juga:  Capim BRK Syariah Jalani Wawancara

Terkait kondisi ini, menurut Syamsuar perlu dicari akar masalahnya agar karhutla di Riau bisa diatasi bersama. Kemudian dia juga meminta tim penegak hukum dapat menganalisa hal ini dan dapat menemukan para oknum yang sengaja melakukan pembakaran.

"Harapan kami dapat ditemukan para pembakar lahan di Riau, terutama di daerah yang baru ditemukan karhutla saat ini," pinta Syamsuar.

- Advertisement -

Sementara itu, Kepala BNPB Letjen TNI Doni Monardo yang hadir pada rapat evaluasi itu mengatakan, jika langkah pencegahan sudah dilakukan namun masih ditemukan adanya karhutla di Riau. Ia meminta tim penegak hukum untuk dapat bekerja lebih ekstra lagi dalam menemukan para pelaku karhutla.

"99 persen karhutla disebabkan oleh ulah tangan manusia. Sengaja dibakar. Kalau sudah ada bukti tindak pidana, kami minta satgas gakum melakukan penindakan hukum. Berikan efek jera kepada para pelaku," tegasnya.

Baca Juga:  Menpora Beri Sinyal Tuan Rumah dan Tempat Latihan

Doni juga menyikapi terkait berpindahnya lokasi karhutla di Riau, yakni kebakaran sebelumnya di pesisir dan telah ditempati oleh tim gabungan, untuk melakukan pencegahan dan penanganan. Setelah itu, ada pengurangan yang luar biasa kebakaran di pesisir. Menurut Doni, jika nantinya sudah dilakukan relokasi namun karhutla belum bisa diatasi, maka dia akan menambah tim satgas ke Riau. Tidak hanya terdiri dari TNI-Polri saja, namun juga masyarakat yang punya kapasitas agar upaya pencegahan berjalan maksimal.(sol/wir/amn/wik/esi/end/sda)

>>> Selengkapnya baca koran Riau Pos

Laporan: Tim Riau Pos
Editor: Arif Oktafian

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari