Rabu, 18 Juni 2025

Pengamat Sebut, Ketua MPR Cocok untuk Gerindra

JAKARTA (RIAUPOS.CO) –  Dalam sejarah Indonesia, sejak Reformasi 98 kursi pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) bukan ditentukan oleh partai pemenang Pemilu.

Artinya bukan partai peraih suara mayoritas yang duduk di kursi tertinggi di jajaran legislatif tersebut. Contohnya di era Presiden Susilo Bambang Yudoyono (SBY). Posisi Ketua MPR diberikan kepada partai yang kalah yakni PDI-Perjuangan. Begitupun di era Jokowi, kursi MPR diberikan kepada Partai Amanat Nasional.

''Bila Gerinda jadi (Ketua) MPR, itu lebih elegan,'' ujar Pengamat Politik, Siti Zuhro.

Saat ini semua partai sedang berusaha, tetapi masyarakat terlalu cepat menyimpulkan. Misalnya saat publik menerjemahkan kalau pertemuan Prabowo dengan Jokowi dan Megawati kemarin diartikan sebagai keinginan untuk bergabung.

Baca Juga:  Fraksi PDIP Tuding KPU Lakukan Penjegalan

''Pandangan saya, Jokowi akan membuat kabinet ahli. Bukan karena sosok, tapi kapasitasnya. Begitupun di parlemen. Para elite itu melihat dengan visioner. Sekarang mulai berpikir bagaimana kita mereview konstitusi kita dan tidak dengan sumbu pendek,'' paparnya.

''Aturan mainnya sudah ada. Bagaimana di MPR pun begitu,'' tutup Siti.(sta/rmol)

Sumber: Pojoksatu.id
Editor: Fopin A Sinaga

JAKARTA (RIAUPOS.CO) –  Dalam sejarah Indonesia, sejak Reformasi 98 kursi pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) bukan ditentukan oleh partai pemenang Pemilu.

Artinya bukan partai peraih suara mayoritas yang duduk di kursi tertinggi di jajaran legislatif tersebut. Contohnya di era Presiden Susilo Bambang Yudoyono (SBY). Posisi Ketua MPR diberikan kepada partai yang kalah yakni PDI-Perjuangan. Begitupun di era Jokowi, kursi MPR diberikan kepada Partai Amanat Nasional.

''Bila Gerinda jadi (Ketua) MPR, itu lebih elegan,'' ujar Pengamat Politik, Siti Zuhro.

Saat ini semua partai sedang berusaha, tetapi masyarakat terlalu cepat menyimpulkan. Misalnya saat publik menerjemahkan kalau pertemuan Prabowo dengan Jokowi dan Megawati kemarin diartikan sebagai keinginan untuk bergabung.

Baca Juga:  Manuver Paloh, Dia Ingin NasDem Begini

''Pandangan saya, Jokowi akan membuat kabinet ahli. Bukan karena sosok, tapi kapasitasnya. Begitupun di parlemen. Para elite itu melihat dengan visioner. Sekarang mulai berpikir bagaimana kita mereview konstitusi kita dan tidak dengan sumbu pendek,'' paparnya.

- Advertisement -

''Aturan mainnya sudah ada. Bagaimana di MPR pun begitu,'' tutup Siti.(sta/rmol)

Sumber: Pojoksatu.id
Editor: Fopin A Sinaga

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

JAKARTA (RIAUPOS.CO) –  Dalam sejarah Indonesia, sejak Reformasi 98 kursi pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) bukan ditentukan oleh partai pemenang Pemilu.

Artinya bukan partai peraih suara mayoritas yang duduk di kursi tertinggi di jajaran legislatif tersebut. Contohnya di era Presiden Susilo Bambang Yudoyono (SBY). Posisi Ketua MPR diberikan kepada partai yang kalah yakni PDI-Perjuangan. Begitupun di era Jokowi, kursi MPR diberikan kepada Partai Amanat Nasional.

''Bila Gerinda jadi (Ketua) MPR, itu lebih elegan,'' ujar Pengamat Politik, Siti Zuhro.

Saat ini semua partai sedang berusaha, tetapi masyarakat terlalu cepat menyimpulkan. Misalnya saat publik menerjemahkan kalau pertemuan Prabowo dengan Jokowi dan Megawati kemarin diartikan sebagai keinginan untuk bergabung.

Baca Juga:  SBY Merasa Bersalah Pernah Percayakan Jabatan ke Moeldoko

''Pandangan saya, Jokowi akan membuat kabinet ahli. Bukan karena sosok, tapi kapasitasnya. Begitupun di parlemen. Para elite itu melihat dengan visioner. Sekarang mulai berpikir bagaimana kita mereview konstitusi kita dan tidak dengan sumbu pendek,'' paparnya.

''Aturan mainnya sudah ada. Bagaimana di MPR pun begitu,'' tutup Siti.(sta/rmol)

Sumber: Pojoksatu.id
Editor: Fopin A Sinaga

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari