Minggu, 7 Juli 2024

Ketua MPR Tegaskan Komitmenya Menduniakan Pancasila

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Ketua MPR RI Bambang Soesatyo berjanji akan terus berupaya menyosialisasikan empat pilar dan menduniakan Pancasila. Salah satu caranya dengan memanfaatkan kunjungan Sekretaris Jenderal Liga Muslim Dunia (Rabithah Al Alam Al Islami) Mr Mohammed bin Abdulkarim al-Issa, ke MPR RI pada Kamis (27/2).

"Pancasila bukanlah agama baru, melainkan ideologi yang berasal dari kandungan bangsa Indonesia," ujar politisi Golkar yang biasa disapa Bamsoet itu dalam konferensi pers di press room MPR RI, Jakarta, Selasa (25/2).

- Advertisement -

Menurut Bamsoet, intisari Pancasila digali oleh Bung Karno dengan melihat kehidupan sosial masyarakat dan berbagai ajaran agama yang hidup di Indonesia. Karenanya, tak mengherankan walaupun di sini hidup lebih dari satu agama, seperti Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Budha, Konghucu, serta berbagai aliran kepercayaan, namun penduduknya tetap toleran.

Bamsoet juga memaparkan, selain mengadakan pertemuan dengan Mr Mohammed bin Abdulkarim al-Issa, MPR RI juga akan memfasilitasi penyelenggaraan seminar internasional tentang Islam yang rahmatan lil alamin, rahmat bagi semesta alam. Berkaca pada kondisi masyarakat Indonesia yang hampir 90 persennya beragama Islam, namun tak pernah memaksakan apalagi menyalahgunakan agama sebagai sumber pertikaian dan peperangan.

Baca Juga:  DPD RI: Tunda Pilkada Serentak, Utamakan Nyawa Rakyat

"Wajah penduduk muslim Indonesia bisa dijadikan role model bagi wajah muslim dunia," paparnya.

- Advertisement -

Menurutnya, seminar internasional tentang Islam rahmatan lil alamin yang baru pertama kali diselenggarakan MPR RI ini merupakan langkah strategis bagi MPR RI menembus kancah internasional. Sekaligus mengimplementasikan tujuan bernegara Indonesia, sebagaimana tercantum dalam alinea ke-4 pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yakni ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Dalam seminar internasional tersebut, dia menambahkan, MPR RI akan mengundang berbagai lembaga keagamaan. Antara lain Majelis Ulama Indonesia (MUI), Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Pengurus Pusat Muhammadiyah.

Diundang juga, dari Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI), Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Perwakilan Umat Budha Indonesia (WALUBI), Parisada Hindu Dharma Indonesia, Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (MATAKIN), serta berbagai tokoh agama dan cendikiawan yang concern terhadap kebangsaan, kemajemukan dan keagamaan.

Baca Juga:  Empat Calon Siap Perebutkan Kursi Ketua Umum PAN

Sebab, katanya, Indonesia merupakan surga kemajemukan dunia. Di sini hidup dengan damai 1.340 suku bangsa, enam pemeluk agama, serta beragam aliran kepercayaan. Jika Indonesia saja bisa, berbagai negara bangsa yang notabene luas wilayah dan keanekaragaman penduduknya lebih kecil, seharusnya juga bisa.

"Nilai-nilai Pancasila yang berketuhanan, pengakuan terhadap hak asasi manusia (HAM), persatuan, kedaulatan rakyat, serta keadilan sosial, harus kita sebarkan ke berbagai penjuru dunia untuk mewujudkan dunia yang lebih damai, lebih toleran, dan berkemajemukan," pungkas Bamsoet.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Ketua MPR RI Bambang Soesatyo berjanji akan terus berupaya menyosialisasikan empat pilar dan menduniakan Pancasila. Salah satu caranya dengan memanfaatkan kunjungan Sekretaris Jenderal Liga Muslim Dunia (Rabithah Al Alam Al Islami) Mr Mohammed bin Abdulkarim al-Issa, ke MPR RI pada Kamis (27/2).

"Pancasila bukanlah agama baru, melainkan ideologi yang berasal dari kandungan bangsa Indonesia," ujar politisi Golkar yang biasa disapa Bamsoet itu dalam konferensi pers di press room MPR RI, Jakarta, Selasa (25/2).

Menurut Bamsoet, intisari Pancasila digali oleh Bung Karno dengan melihat kehidupan sosial masyarakat dan berbagai ajaran agama yang hidup di Indonesia. Karenanya, tak mengherankan walaupun di sini hidup lebih dari satu agama, seperti Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Budha, Konghucu, serta berbagai aliran kepercayaan, namun penduduknya tetap toleran.

Bamsoet juga memaparkan, selain mengadakan pertemuan dengan Mr Mohammed bin Abdulkarim al-Issa, MPR RI juga akan memfasilitasi penyelenggaraan seminar internasional tentang Islam yang rahmatan lil alamin, rahmat bagi semesta alam. Berkaca pada kondisi masyarakat Indonesia yang hampir 90 persennya beragama Islam, namun tak pernah memaksakan apalagi menyalahgunakan agama sebagai sumber pertikaian dan peperangan.

Baca Juga:  Jaskori Tegaskan Dukung Pembangunan Masjid

"Wajah penduduk muslim Indonesia bisa dijadikan role model bagi wajah muslim dunia," paparnya.

Menurutnya, seminar internasional tentang Islam rahmatan lil alamin yang baru pertama kali diselenggarakan MPR RI ini merupakan langkah strategis bagi MPR RI menembus kancah internasional. Sekaligus mengimplementasikan tujuan bernegara Indonesia, sebagaimana tercantum dalam alinea ke-4 pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yakni ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Dalam seminar internasional tersebut, dia menambahkan, MPR RI akan mengundang berbagai lembaga keagamaan. Antara lain Majelis Ulama Indonesia (MUI), Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Pengurus Pusat Muhammadiyah.

Diundang juga, dari Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI), Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Perwakilan Umat Budha Indonesia (WALUBI), Parisada Hindu Dharma Indonesia, Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (MATAKIN), serta berbagai tokoh agama dan cendikiawan yang concern terhadap kebangsaan, kemajemukan dan keagamaan.

Baca Juga:  Soal Pilkada Serentak, Jangan Terlalu Lama Larut

Sebab, katanya, Indonesia merupakan surga kemajemukan dunia. Di sini hidup dengan damai 1.340 suku bangsa, enam pemeluk agama, serta beragam aliran kepercayaan. Jika Indonesia saja bisa, berbagai negara bangsa yang notabene luas wilayah dan keanekaragaman penduduknya lebih kecil, seharusnya juga bisa.

"Nilai-nilai Pancasila yang berketuhanan, pengakuan terhadap hak asasi manusia (HAM), persatuan, kedaulatan rakyat, serta keadilan sosial, harus kita sebarkan ke berbagai penjuru dunia untuk mewujudkan dunia yang lebih damai, lebih toleran, dan berkemajemukan," pungkas Bamsoet.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari