PEKANBARU (RIAUPOS.CO) â Partai Golkar mantap berada di posisi teratas perolehan suara pada Pileg DPRD Riau Dapil 3 dengan wilayah pemilihan Rokan Hulu (Rohul). Di laman resmi KPU yakni pemilu2024.kpu.go.id, dari data masuk mencapai 59,24 persen hingga Jumat (23/2) malam, Golkar masih kokoh di puncak dengan raihan 34.954 suara atau 23,82 persen.
Sejalan dengan suara partainya, perolehan suara calon legislatif (caleg) andalan Golkar di Dapil ini, Evi Juliana juga mencatatkan angka fantastis. Raihan 13.842 suara milik Evi merupakan yang tertinggi di dapil ini. Dengan kuota hanya untuk enam kursi, maka selain Golkar, hanya lima partai berikut yang sejauh ini berpeluang mendapatkan kursi DPRD Riau mewakili Rohul.
Lima partai tersebut Gerindra yang meraih 23.518 suara atau 16,03 persen suara. Budiman yang meraih 13.309 suara berpeluang duduk dari partai ini. Kemudian Partai Nasdem yang berhasil tembus tiga besar dengan raihan 15.733 suara atau 10,72 persen dan berpeluang meraih kursi serta calegnya M Hasby Assodiqi berhasil mencatatkan 7.921 suara juga berpeluang besar duduk.
Kemudian di peringkat ke-4 ada Partai Demokrat dengan 15.682 suara atau 10,69 persen. Raihan suara ini berpeluang mendudukkan Kelmi Amri yang berhasil mendapat suara signifikan, yaitu 10.174. Adapun partai kelima peraih suara terbesar di dapil ini adalah PKS. Meraih 14.757 suara atau 10,06 persen suara, PKS bisa menitipkan Adam Syafaâat di kursi DPRD Riau dari dapil 3 ini. Adam tercatat mendulang 11.262 suara.
Kemudian ada PDIP di peringkat enam meraih12.933 suara atau 8,81 persen dari total suara. Hardi Chandra, caleg dengan suara tertinggi di partai ini mengumpulkan 7.753 suara dan berpeluang mendapatkan kursi terakhir berdasarkan suara sementara ini.
Partai terakhir dalam daftar ini adalah PAN. Dengan raihan 9.118 suara atau 6,21 persen dari total suara, PAN berada di posisi ke-7. Bila perolehan suara sementara ini acuannya, maka kecil kemungkinan mendapat kursi. Artinya Syamsurizal yang meraih 5.389 punya kans kecil duduk sebagai anggota DPRD Riau.
Hanya saja, semua data yang ditampilkan di sini baru 59,24 persen dari total suara sehingga semua masih bisa berubah. Data ini sendiri merupakan data KPU versi Kamis (22/2) malam lalu dengan update terakhir pukul 23.00 WIB. Adapun suara masuk baru 1.045 dari total 1.763 TPS.
Nomor Urut Pengaruhi Hasil
Mengamati dinamika pemilu 2024 ini, pengamat politik dan juga akademisi Unri, Dr Tito Handoko SIP MSi mengatakan, dilihat dari partisipasi pemilih di pemilu sekarang ini menunjukkan antusias masyarakat untuk memilih.
ââKelompok yang banyak memilih itu adalah gen W dan gen Z karena ada yang pertama kali ikut pemilu,â kata Tito yang juga merupakan Koordinator Election Corner FISIP Unri.
Dari pengamatannya, dimulai dari waktu pencoblosan semua berjalan kondusif dan masyarakat juga menyadari bahwa pemilu ini adalah ajang untuk membuktikan kepada dunia internasional, bahwa Indonesia berhasil melalui fase demokrasi yang cukup baik.
âIni juga momentum untuk regenerasi pemimpin sehingga dari hasil pemilu ini masyarakat berharap banyak pemerintahan sesuai dengan harapan publik,â paparnya lagi.
Maknanya, masing-masing orang ini punya kepercayaan yang tinggi dari publik terhadap sosok mereka. Artinya orang ini dianggap mampu bekerja dan mempresentasikan apa yang diinginkan masyarakat.
ââDan soal caleg petahana yang gagal lebih disebabkan oleh nomor urut yang kurang strategis. Jadi analisis saya, karena nomor urut yang kurang strategis bagi caleg petahana. Nomor urut ini paling menentukan dari keterpilihan kandidat yang ada,â tuturnya.
Selain itu juga ada efek dari pilpres. ââDalam pengamatan saya yang mendapatkan efek itu ada empat partai, yaitu Golkar, PKB, Gerinda, dan PDIP. Ini kelihatan dari jumlah pemilih yang memilih partai, dan didukung juga oleh calegnya bekerja maksimal,ââ ungkapnya.
âYang duduk, dari pengamatan saya adalah mereka yang turun langsung dan yang banyak baliho sampai ke daerah selama kampanye. Karena yang terpilih sekarang itulah yang banyak muncul sampai ke kampung-kampung, â tambahnya.(end/gus)