PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Empat kursi Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia periode 2024-2029 diprediksi bakal diisi wajah-wajah baru. Berdasarkan data https://pemilu2024.kpu.go.id/, Selasa (20/2) hingga pukul 23.00 WIB, tak ada nama senator petahana masuk empat besar.
Dari suara yang masuk di 10.757 Tempat Pemungutan Suara (TPS) atau 55,55 persen dari 19.366 TPS se-Riau, empat besar ditempati KH Muhammad Mursyid MPdI dengan 121.514 suara (8,65 persen), Arif Eka Saputra SPi dengan 121.188 (8,63 persen), Sewitri SE yang memperoleh 98.854 suara (7,04 persen), dan diikuti Abdul Hamid dengan 84.522 suara (6,02 persen).
Sementara itu, dua petahana yakni H Edwin Pratama Putra SH dan Dr Hj Misharti SAg MSi yang sempat menghuni empat besar justru terlempar dari jalur. Edwin Pratama Putra berada di posisi enam dengan 83.889 suara (5,97 persen). Sedangkan Misharti berada di peringkat tujuh dengan perolehan 82.514 suara (5,88 persen).
Edwin Pratama Putra mengaku suaranya berkurang dari data riil yang dimiliki dibandingkan di Sirekap KPU. “Saya bersama dengan tim mengidentifikasi rekapitulasi suara DPD RI. Jadi direkapitulasi ini di 12 kabupaten/kota, ada kejanggalan-kejanggalan yang diindikasikan bahwa ini terjadi kecurangan pemilu,” ujarnya, Selasa (20/2).
Edwin mengatakan, walaupun sudah dikonfirmasi, pihak KPU menjelaskan Sirekap bahwa itu hanya sebagai rujukan, tapi faktanya di C1 dan salinan berbeda. “Jadi data yang ada di sini, itu berbeda dengan data yang ditampilkan di KPU. Oleh sebab itu saya meminta kepada KPU untuk profesional bekerja. Dari hasil tabulasi kami, bisa saya lihatkan ini Inhil, Siak, Bengkalis, Rohul, Kampar, Rohil, Dumai ada juga, data tidak valid semua,” ungkapnya.
Dikatakan Edwin, apa yang ditampilkan data-data di KPU tidak menggambarkan fakta yang sebenarnya. “Oleh sebab itu, KPU seharusnya memberhentikan tayangan itu supaya tidak terjadi penggiringan opini publik.Jangan-jangan ini ada cipta kondisi,” jelasnya.
“Temuan kami yang tidak sesuai itu puluhan ribu suara. Kami juga perlu mengapresiasi teman-teman di Bawaslu yang sudah berkomitmen untuk transparan. Penghitungan ini dibuka dan temuan kami, di Kampar umpamanya di satu TPS saya dapat 139 suara, tetapi disalinan KPU, itu hanya dibuat 9 suara, dihilangkan suaranya 130,” jelasnya.
Lanjutnya, ada lagi TPS dapat 101 suara, tetapi yang ditulis KPU hanya 1. “100-nya dihilangkan. Ada di TPS yang 93 suara, 3 dibuat, 90 dihilangkan. Saya konfirmasi ke mereka, alasannya mengantukdan seterusnya. Ketika kita lihat, inikan rapi, kalau satu atau dua masih dimaklumi, tetapi ini lima temuan. Videonya lengkap, ada semuanya,” paparnya.
‘’Suara rakyat Riau itu jangan sampai dihianati. Kita berpatokan terhadap C1. Jangan dipikir semua calon DPD ini tidak punya C1, kami punya C1. Kita bermitra dengan banyak pihak di setiap kabupaten/kota,” tambahnya.
Dikonfirmasi KPU Riau mengenai hal ini, pihaknya akan melihat dulu di mana persoalannya, dan akan dipelajari terlebih dahulu. Dan ini menjadi perhatiannya.
“Kami belum bisa banyak komentar untuk menanggapi, yang jelas ini akan dipelajari dahulu. Apalagi kami baru dilantik,” uajr anggota KPU Riau Rusidi Rusdan.(ose)
Laporan DENNI ANDRIAN dan AGUSTIAR, Pekanbaru