Minggu, 15 Juni 2025

Airlangga Didukung DPD I, Bamsoet Akar Rumput

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Airlangga Hartanto diminta tidak jemawa karena didukung mayoritas Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I di Rapimnas Partai Golkar beberapa waktu lalu. Dukungan itu belum tentu bisa memenangkan Airlangga di Musyawarah Nasional (Munas) Golkar yang akan datang.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) mengatakan, klaim dukungan mayoritas DPD I Golkar terhadap Airlangga tidak bisa jadi ukuran kemenangan karena suara tidak merepresentasikan suara DPD II Golkar yakni tingkat kabupaten atau kota.

"Belum tentu. Karena DPD I tidak merepresentasikan suara-suara DPD II. Dukungan DPD I belum tentu diikuti oleh DPD-DPD II Golkar," kata Ujang saat dihubungi, Senin (18/11).

Pengamat Politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Jakarta ini menambahkan, bisa saja DPD II Golkar bermain masing-masing. Hal ini terlihat dari mulai banyaknya suara DPD II Golkar yang tidak sejalan dengan DPD I, bahkan terang-terangan mendukung Bambang Soesatyo alias Bamsoet.

Baca Juga:  Plh Gubri Ajak Masyarakat Bersabar

"Mereka pasti bermain sendiri-sendiri. Bersalto ria dan berloncat indah dalam dukung mendukung caketum Golkar," ujar dia.

Peta dukungan DPD I dan DPD II ini juga, menurut Ujang, sekaligus menegaskan bahwa Airlangga adalah caketum yang lingkup dukungannya lebih banyak dari elite saja dan tidak mengakar.

"Sementara Bamsoet ini lebih mengakar, dukungannya lebih banyak datang kelompok akar rumput, yakni DPD tingkat Kabupaten dan Kota," jelas Ujang.

Ujang menjelaskan, Airlangga adalah seorang politisi yang memang dari awal berasal dari keluarga elite, jadi tidak terbiasa dengan gerakan akar rumput.

"Sedangkan Bamsoet itu orang yang tumbuh dari bawah, sehingga sangat akomodatif dan royal, karena pernah merasan karir politik dari bawah. Jadi paham aspirasi dan pragmatisnya politik," kata dia. (tan/jpnn)
Sumber: Jpnn.com
Editor: Erizal

Baca Juga:  Amicus Curiae ke MK Tembus 33 Dokumen

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Airlangga Hartanto diminta tidak jemawa karena didukung mayoritas Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I di Rapimnas Partai Golkar beberapa waktu lalu. Dukungan itu belum tentu bisa memenangkan Airlangga di Musyawarah Nasional (Munas) Golkar yang akan datang.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) mengatakan, klaim dukungan mayoritas DPD I Golkar terhadap Airlangga tidak bisa jadi ukuran kemenangan karena suara tidak merepresentasikan suara DPD II Golkar yakni tingkat kabupaten atau kota.

"Belum tentu. Karena DPD I tidak merepresentasikan suara-suara DPD II. Dukungan DPD I belum tentu diikuti oleh DPD-DPD II Golkar," kata Ujang saat dihubungi, Senin (18/11).

Pengamat Politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Jakarta ini menambahkan, bisa saja DPD II Golkar bermain masing-masing. Hal ini terlihat dari mulai banyaknya suara DPD II Golkar yang tidak sejalan dengan DPD I, bahkan terang-terangan mendukung Bambang Soesatyo alias Bamsoet.

Baca Juga:  Kantor Bawaslu Dibanjiri Massa Pendukung Prabowo-Sandi yang Bersalawat

"Mereka pasti bermain sendiri-sendiri. Bersalto ria dan berloncat indah dalam dukung mendukung caketum Golkar," ujar dia.

Peta dukungan DPD I dan DPD II ini juga, menurut Ujang, sekaligus menegaskan bahwa Airlangga adalah caketum yang lingkup dukungannya lebih banyak dari elite saja dan tidak mengakar.

"Sementara Bamsoet ini lebih mengakar, dukungannya lebih banyak datang kelompok akar rumput, yakni DPD tingkat Kabupaten dan Kota," jelas Ujang.

Ujang menjelaskan, Airlangga adalah seorang politisi yang memang dari awal berasal dari keluarga elite, jadi tidak terbiasa dengan gerakan akar rumput.

"Sedangkan Bamsoet itu orang yang tumbuh dari bawah, sehingga sangat akomodatif dan royal, karena pernah merasan karir politik dari bawah. Jadi paham aspirasi dan pragmatisnya politik," kata dia. (tan/jpnn)
Sumber: Jpnn.com
Editor: Erizal

Baca Juga:  Plh Gubri Ajak Masyarakat Bersabar
Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Airlangga Hartanto diminta tidak jemawa karena didukung mayoritas Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I di Rapimnas Partai Golkar beberapa waktu lalu. Dukungan itu belum tentu bisa memenangkan Airlangga di Musyawarah Nasional (Munas) Golkar yang akan datang.

Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) mengatakan, klaim dukungan mayoritas DPD I Golkar terhadap Airlangga tidak bisa jadi ukuran kemenangan karena suara tidak merepresentasikan suara DPD II Golkar yakni tingkat kabupaten atau kota.

"Belum tentu. Karena DPD I tidak merepresentasikan suara-suara DPD II. Dukungan DPD I belum tentu diikuti oleh DPD-DPD II Golkar," kata Ujang saat dihubungi, Senin (18/11).

Pengamat Politik dari Universitas Al Azhar Indonesia Jakarta ini menambahkan, bisa saja DPD II Golkar bermain masing-masing. Hal ini terlihat dari mulai banyaknya suara DPD II Golkar yang tidak sejalan dengan DPD I, bahkan terang-terangan mendukung Bambang Soesatyo alias Bamsoet.

Baca Juga:  Kementeri BUMN Masuk 10 Besar Terbaik

"Mereka pasti bermain sendiri-sendiri. Bersalto ria dan berloncat indah dalam dukung mendukung caketum Golkar," ujar dia.

Peta dukungan DPD I dan DPD II ini juga, menurut Ujang, sekaligus menegaskan bahwa Airlangga adalah caketum yang lingkup dukungannya lebih banyak dari elite saja dan tidak mengakar.

"Sementara Bamsoet ini lebih mengakar, dukungannya lebih banyak datang kelompok akar rumput, yakni DPD tingkat Kabupaten dan Kota," jelas Ujang.

Ujang menjelaskan, Airlangga adalah seorang politisi yang memang dari awal berasal dari keluarga elite, jadi tidak terbiasa dengan gerakan akar rumput.

"Sedangkan Bamsoet itu orang yang tumbuh dari bawah, sehingga sangat akomodatif dan royal, karena pernah merasan karir politik dari bawah. Jadi paham aspirasi dan pragmatisnya politik," kata dia. (tan/jpnn)
Sumber: Jpnn.com
Editor: Erizal

Baca Juga:  PKS Tegaskan Menjadi Oposisi

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari