JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Wakil Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid, mengapresiasi pernyataan awal Ramadan yang disampaikan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden. Hidayat berharap persoalan Rasisme dan Islamophobia yang semakin parah di negara tersebut dapat diatasi, dan bisa ditularkan ke negara-negara barat lainnya.
"Pernyataan Presiden AS, Joe Biden, yang positif dan secara terbuka disampaikan di awal bulan Ramadan, dan memberikan harapan yang baik bagi muslim di Amerika Serikat dan dunia, sangat wajar diapresiasi dan didukung. Kita patut berharap agar pernyataan itu betul-betul dilaksanakan, tidak sekadar basa-basi politik, demi keadilan hukum dan hak asasi manusia (HAM), sebagai solusi terhadap persoalan rasisme, anti-asia dan Islamophobia yang mengancam kehidupan di AS," ujarnya dalam siaran pers di Jakarta, Kamis (15/4/2021).
HNW sapaan akrab Hidayat mencatat beberapa pernyataan penting dari Presiden Biden yang patut digarisbawahi. Pertama, komitmen pemerintahan Joe Biden untuk melindungi hak dan keamanan semua warga AS, termasuk para muslim yang kerap menghadapi bullying, bigotry dan hate crimes. Ini telah ditunjukkan dengan dicabutnya kebijakan "Muslim Travel Ban" yang sangat memalukan di era Donald Trump. "Ini juga sinyal yang baik untuk para WNI di AS," ujar anggota DPR RI dari Dapil Jakarta II termasuk luar negeri ini.
Kedua, komitmen pemerintahan Joe Biden yang akan terus berdiri menegakan hak asasi manusia, termasuk untuk masyarakat Uyghurs di Cina, Rohingya di Myanmar dan masyarakat muslim di seluruh dunia. "Ini pernyataan yang sangat positif dan perlu diresapi bersama. Semoga ini juga diikuti oleh pemimpin di negara-negara yang ada minoritas muslim yang masih merasakan Islamophobia, seperti di Perancis," sebutnya.
Lebih lanjut, Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini menuturkan bahwa pernyataan Presiden Biden tersebut harus bisa juga dijawab secara bertanggung jawab, serta tantangan bagi komunitas muslim di Amerika Serikat untuk menunjukan wajah Islam yang sebenarnya, yakni profesional, ramah, bukan teroris atau radikal, melainkan Islam yang rahmatan lil 'alamin. Ia berharap para WNI yang beragama Islam di Amerika Serikat, dapat berperan lebih aktif dalam menunjukan hal tersebut.
"Saya berinteraksi dengan banyak muslim WNI di AS dalam kesempatan serap aspirasi atau kegiatan lainnya, dan percaya serta optimis bahwa saudara-saudara WNI yang muslim di sana bisa menunjukkan wajah dan jatidiri Islam yang rahmatan lil alamin dan bukan teroris maupun radikalis. Apalagi, beberapa imam komunitas muslim di AS berasal dari Indonesia, mereka secara terbuka telah selalu menunjukkan wajah dan hakekat Islam yang rahmatan lil alamin tersebut kepada masyarakat AS, seperti Imam Shamsi Ali di New York atau Imam Mohammad Joban di Redmond (Seattle)," pungkasnya.
Laporan: Yusnir (Jakarta)
Editor: Rinaldi