- Advertisement -
BLORA (RIAUPOS.CO) – Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo kembali menegaskan komitmennya untuk menuntaskan kredit macet para petani. Dalam kunjungannya di Blora, kemarin (4/1), dia memastikan Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud akan membahas itu dengan perbankan penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Ganjar menyebut langkah itu sebagai solusi ’’sat-set tas-tes’’ untuk mengatasi gagal panen. Misalnya, akibat hama tikus, musim kering, dan dampak pandemi Covid-19 yang juga membuat petani sulit mencicil kredit. ’’Karena ini KUR untuk konsumsi, kemungkinan penjadwalan ulang kreditnya. Nanti kita bantu, ya,’’ ujar Ganjar saat berdialog dengan para petani di Desa Kutukan, Blora.
- Advertisement -
Dalam dialog tersebut, petani mengeluhkan hama tikus. Narti, salah seorang petani, meminta tim penyuluh pertanian lapangan (PPL) dari pemerintah terjun ke lapangan agar para petani tahu bagaimana cara menanggulangi hama tikus. ’’Biar kelompok tani bisa maju,’’ kata Narti.
Persoalan pupuk juga dibahas dalam pertemuan secara lesehan itu. Sukartiono, petani setempat, mengaku sulit mendapat pupuk subsidi imbas pengurangan kuota. ’’Supaya petani bisa makmur kembali, pupuk dipenuhi kembali,’’ ujarnya kepada Ganjar.(tyo/c18/bay/jpg)
BLORA (RIAUPOS.CO) – Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo kembali menegaskan komitmennya untuk menuntaskan kredit macet para petani. Dalam kunjungannya di Blora, kemarin (4/1), dia memastikan Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud akan membahas itu dengan perbankan penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Ganjar menyebut langkah itu sebagai solusi ’’sat-set tas-tes’’ untuk mengatasi gagal panen. Misalnya, akibat hama tikus, musim kering, dan dampak pandemi Covid-19 yang juga membuat petani sulit mencicil kredit. ’’Karena ini KUR untuk konsumsi, kemungkinan penjadwalan ulang kreditnya. Nanti kita bantu, ya,’’ ujar Ganjar saat berdialog dengan para petani di Desa Kutukan, Blora.
- Advertisement -
Dalam dialog tersebut, petani mengeluhkan hama tikus. Narti, salah seorang petani, meminta tim penyuluh pertanian lapangan (PPL) dari pemerintah terjun ke lapangan agar para petani tahu bagaimana cara menanggulangi hama tikus. ’’Biar kelompok tani bisa maju,’’ kata Narti.
Persoalan pupuk juga dibahas dalam pertemuan secara lesehan itu. Sukartiono, petani setempat, mengaku sulit mendapat pupuk subsidi imbas pengurangan kuota. ’’Supaya petani bisa makmur kembali, pupuk dipenuhi kembali,’’ ujarnya kepada Ganjar.(tyo/c18/bay/jpg)