(RIAUPOS.CO)- Pengambilan keputusan merupakan suatu pilihan terhadap berbagai macam alternative dan memilih alternatif terbaik (the best alternative) mengenai efektifitasnya dalam mencapai tujuan organisasi. Pengambilan keputusan berawal dari adanya masalah, namun dalam realitas dilapangan apa yang dianggap masalah oleh seorang pemimpin mungkin tidak menjadi masalah bagi pemimpin lainnya, demikian sebaliknya.
Oleh Karena itu untuk menghindari adanya kesalahan dalam pengambilan keputusan perlu dilakukan identifikasi terhadap masalah sebelum mengambil keputusan. Pemimpin yang tidak dapat mengidentifikasi masalah secara tepat sama buruknya dengan pemimpin yang keliru dalam menyelesaikan masalah.
Kesalahan umum yang sering terjadi dalam pengambil keputusan diantaranya adalah : indikasi masalah itu sendiri tidak diketahui secara cepat dan tepat sehingga penanganan masalah dilakukan secara reaktif, padahal seharusnya dilakukan secara antisipatif dan solutif. Disamping itu kesalahan dalam pengambilan keputusan bisa juga disebakan karena pemimpin terlampau menggantungkan pada pengalaman satu orang saja. Cara berpikir yang sempit, adanya asumsi bahwa masa depan akan mengulangi masa lalu, terlampau menyederhanakan sesuatu, dan keengganan untuk membuat keputusan. Pemimpin dikatakan hebat apabila dapat mengetahui berbagai masalah sebelum masalah itu benar-benar terjadi.
Setiap pemimpin memiliki gaya sendiri-sendiri dalam menghadapi masalah dan mengambil keputusan. Namun sebaiknya perlu mempertimbangkan dinamika individu, dinamika kelompok dan dinamika lingkungan. Dengan Mempertimbangkan ketiga dinamika tersebut akan memperkuat ketepatan dan kebenaran dalam pengambilan keputusan dengan resiko yang paling rendah.
Saat menghadapi masalah, para problem solvers dapat menggunakan dua bentuk pemikiran guna melakukan proses penyelesaian, yaitu pemikiran sistematis dan pemikiran intuitif. Berbekal Pemikiran intuitif diharapkan dapat menyelesaikan masalah yang datang tiba-tiba dan seketika, yang didasarkan atas pertimbangan firasat (hunches) yang diperoleh dari pengalaman dan ide-ide spontan yang didukung dengan pemikiran sistematis.
Karena itu tugas berat para problem solver adalah mengambil keputusan dengan cepat dan tetap mempertimbangkan pemilihan alternatif yang paling kecil resikonya. Gaya paling umum digunakan para pemimpin dalam pembuatan keputusan adalah : Pertama, pemimpin membuat keputusan sendiri dengan menggunakan informasi yang tersedia pada waktu tertentu. Kedua, Pemimpin, mendapatkan informasi yang diperlukan dari bawahan dan kemudian menentukan keputusan yang sesuai.
Ketiga, Pemimpin membicarakan masalah dengan para bawahan secara individual dan mendapat gagasan-gagasan serta saran-saran tanpa mengikut sertakan bawahan dalam kelompok. Keempat, Pemimpin membicarakan situasi keputusan dengan para bawahan sebagai suatu kelompok dan mengumpulkan gagasan-gagasan dan saran-saran mereka dalam suatu pertemuan kelompok. Kelima, Pemimpin membicarakan situasi keputusan dengan para bawahan sebagai suatu kelompok dan kelompok menyusun dan menilai alternatif-alternatif. Pertimbangan lain dalam pengambilan keputusan adalah Nilai-nilai yang melandasi dalam pengembilan keputusan yaitu : Nilai politis (politic value) keputusan dibuat atas dasar kepentingan politis atau kelompok, Nilai organisasi (organizational value) seperti reward dan punishment, Nilai pribadi (personal values) mempertahankan status quo dan reputasi.
Nilai kebijakan (policy value)tentang kebijakan publik dan moral dapat dipertangunggjawabkan, serta Nilai ideologi (Ideological value) misalnya nasionalisme.
Selanjutnyua Terdapat beberapa tipe pemimpin dalam mengambil keputusan dan memecahkan masalah. Pertama, penghindar masalah (problem avoider). Mereka tidak begitu peduli dan mengabaikan informasi yang mungkin memberi tanda adanya masalah.
Kedua, bertindak pasif (inactive). Type ini dimiliki oleh beberapa orang pemimpin yang tidak ingin menghadapi masalah, misalnya lebih banyak diam… Ketiga, pemecah masalah (problem solvers), type ini dimiliki oleh mereka yang Ingin mencoba untuk menghadapi masalah yang terjadi. Mereka inilah yang sesungguhnya para pemimpin yang berpikir jauh ke depan untuk mengantisipasi masalah-masalah dan kesempatan untuk mendapatkan keuntungan.
Dalam praktiknya terdapat tiga kondisi yang dihadapi para pemimpin sewaktu mereka membuat keputusan yaitu: Kondisi Pasti, kondisi beresiko dan kondisi ketidakpastian. Pertama, Kondisi yang pasti, merupakan kondisi yang ideal dalam pengambilan keputusan, dimana pada situasi ini memungkinkan bagi manajer untuk mengambil keputusan secara tepat, mengingat hasil dari setiap alternatif telah dapat didefinisikan secara baik (telah diketahui).
Kedua, Kondisi risiko, ini merupakan suatu kondisi di mana pengambil keputusan mampu memperkirakan kemungkinan alternatif-alternatif tertentu atau hasil-hasil tersebut. Kemampuan untuk memperkirakan kemungkinan hasil-hasil tersebut berasal dari pengalaman pribadi ataupun informasi sekunder yang tersedia.***