Sabtu, 27 Juli 2024

Terapi Uap Herbal, Inovasi Unik di Lapas

(RIAUPOS.CO) – Tatkala saya melakukan survey akreditasi di klinik Pratama Lapas Kelas II B Pasir Pangaraian, Kabupaten Rokan Hulu, Riau, saya melihat ada sebuah inovasi unik. Inovasi Layanan kesehatan di lapas ini mungkin yang pertama di Riau atau Indonesia. Inovasi unik itu berupa terapi uap herbal yang sangat sederhana sekali tetapi manfaatnya sangat luar biasa.

Ada apa dengan terapi uap herbal di lapas ini? Hari kedua pelaksanaan survey akreditasi, kami turun kelapangan. Hari kedua itu dinamakan telusur lapangan. Disana para surveyor melakukan observasi pelayanan atau sarana prasarana, wawancara dengan petugas atau pasien dan juga melakukan simulasi pelayanan, code red, code blue.

- Advertisement -

Tatkala kami melakukan telusur sarana dan proses pelayanan, kami dibawa oleh Kepala Lapas, Bapak Bahtiar Sitepu, SH., MH. dan didampingi oleh Bapak Sunu Istiqomah Danu sebagai kasi Binadik dan Giatja serta Bapak Ariyono sebagai kasubsi Perawatan narapidana ke sebuah tempat apa yang mereka namakan dengan bilik uap Herbal.

Disana tampak beberapa orang warga binaan yang laki-laki sedang berada dalam bilik transparan. Di dalam bilik tersebut mereka berdiri sambil menikmati dan menghirup uap. Uap tersebut dialirkan dari sebuah dandang yang di dalamnya sedang merebus rempah rempah, seperti jahe, serai wangi, daun jeruk, rempah ratus dan daun kecombrang.

Sambil berdiri di depan beberapa bilik uap ini Bapak Kalapas menceritakan kepada saya bahwa bilik uap herbal ini merupakan sebuah aktifitas di dalam ruangan yang di rancang sedemikian rupa dengan menggunakan alat dan bahan yang masih tradisional, seperti uap yang dihasilkan dari rebusan bahan tradisional (bahan bahan rempah). Bilik uap herbal ini bekerja untuk meransang pengeluaran keringat yang membantu membuang racun dari dalam tubuh.

- Advertisement -

Lebih jauh beliau menerangkan bahwa bilik uap herbal ini sangat membantu dalam proses pelayanan kesehatan bagi warga binaan di lapas kelas II B Pasir Pangaraian ini, terlebih saat pandemik Covid19 melanda dunia, bilik uap herbal ini benar-benar menjadi layanan kesehatan alternatif bagi warga binaan.

Baca Juga:  Esensi Hari Pendidikan Nasional, Bagi Kehidupan dan Masa Depan Bangsa Indonesia

Sementara Bapak Kasie, Sunu dan Kasubsi Ariyono menambahkan bahwa pelayanan alternative ini merupakan suatu inovasi dan terobosan yang sangat baik untuk meningkatkan derajat kesehatan warga binaan. Selain membuang racun dalam tubuh, juga membantu pernafasan menjadi lebih baik, memperlancar aliran darah, mengurangi stress, meningkatkan daya tahan tubuh dan bahkan mengurangi prevalensi penyakit kulit. Sehingga akhirnya menurunkan angka kesakitan dan bahkan angka kematian warga binaan.

Untuk membuktikan besarnya manfaat bilik uap herbal ini, bapak Kalapas ini bertanya langsung kepada salah seorang warga binaan yang baru keluar dari bilik uap herbal. Bapak Kalapas bertanya langsung ke warga binaan itu di hadapan saya.

“Mas , sini sebentar,” kata Bapak Bahtiar. “Siapa namanya?” Tanya Bapak Kalapas. “Herman, Pak.” Jawab warga binaan yang sedang mandi keringat. Maklum keringat mengucur diseluruh tubuhnya bahkan membasahi celana pendek yang ia pakai.

“Bagaimana rasanya setelah keluar dari bilik uap ini.” Tanya Bapak Kalapas. Herman menjawab,”Enak Pak, badan saya terasa ringan, pileks saya juga hilang pak, nafas saya terasa plong.”

“Wah bagus itu,” kata Bapak Kalapas. Dari wawancara sederhana itu dapat dibuktikan memang bilik uap herbal ini bermanfaat bagi kesehatan warga binaan.

Inovasi ini sesuatu yang sangat unik. Hal ini dapat dikatakan terobosan pertama di lapas provinsi Riau dan bahkan mungkin di Indonesia. Sungguhpun terapi uap herbal ini bukan hal baru, karena sudah sangat lama ditemukan oleh para ahli.

Seperti di kutip dari buku Medicine The Dafinitive Illustrated History, Steve Parker, menyebutkan bahwa pengobatan dengan cara uap herbal sudah ada sejak 4.000 tahun yang lalu. Pada awalnya caranya sangat sederhana sekali, seperti yang ada di mesir kuno, ramuan herbal diletakan dibatuan panas, lalu uapnya dihirup melalui hidung. Kemudian berkembang
dengan menggunakan bejana dan uapnya dihirup.

Baca Juga:  Tingkatkan Efektivitas Pengelolaan Konflik di Lapas

Pada abad ke-19, terdapat terobosan baru dari alat penemuan dokter Prancis yang bernama Auphon Euget-les Bain. Perangkat dasar ditambahkan dengan tekanan udara yang membentuk kabut tetesan cairan, sehingga mudah di dihirup. Dan inilah cikal bakal metode inhaler atau nebulizer.

Sementara ramuan herbal sendiri, pengunaanya sudah sangat lama juga. Hal tersebut dapat dibaca dari naskah-naskah kuno. Manfaatnya sangat banyak sekali untuk kesehatan manusia. Sebut saja contohnya Jahe. Jahe memiliki senyawa kimia yang bisa bereaksi positif di dalam lambung dan usus manusia hingga dapat mengurangi mual dan nyeri.

Senyawa tersebut juga bisa bekerja baik di otak dan sistem saraf guna meredam rasa mual dan menurunkan deman. Selain itu ia bermanfaat untuk mengurangi nyeri menstruasi, morning sickness, dan pusing-pusing

Atau daun sereh. Rempah ini bermanfaat untuk mencegah kesehatan gigi dan mulut dan bahkan ada yang menyebutnya mencegah kanker. Mencegah infeksi jamur, menurunkan tekanan darah.

Daun Kecombrang, yang memiliki aroma dan rasa yang khas juga kaya dengan nutrisi yang melimpah sehingga sangat banyak manfaatnya bagi kesehatan, misalnya, meredakan panas dalam, menurunkan gula darah, dan mencegah peradangan.

Kita sangat apresiasi dengan inovasi yang di gagas oleh Bapak Kalapas Kelas II B Pasir Pangaraian ini. Semoga terobosan ini dapat ditularkan kepada seluruh lapas dan rutan di seluruh Indonesia, sehingga derajat kesehatan warga binaan semakin meningkat.

Terobosan ini perlu mendapat perhatian dan sangat mungkin dikembangkan, misalnya jumlah bilik diperbanyak, memperbanyak jumlah herbalnya, memberdayakan kader kesehatan dari warga binaan sendiri, meningkatkan pengetahuan kader dan petugas tentang bilik uap herbal ini termasuk efek samping uap yang berlebihan atau terlalu panas.

Memasang monitor suhu dalam bilik atau mengembangkan alatnya dengan mengunakan tekanan udara sehingga menjadi kabut butiran asap. Semoga.!***

(RIAUPOS.CO) – Tatkala saya melakukan survey akreditasi di klinik Pratama Lapas Kelas II B Pasir Pangaraian, Kabupaten Rokan Hulu, Riau, saya melihat ada sebuah inovasi unik. Inovasi Layanan kesehatan di lapas ini mungkin yang pertama di Riau atau Indonesia. Inovasi unik itu berupa terapi uap herbal yang sangat sederhana sekali tetapi manfaatnya sangat luar biasa.

Ada apa dengan terapi uap herbal di lapas ini? Hari kedua pelaksanaan survey akreditasi, kami turun kelapangan. Hari kedua itu dinamakan telusur lapangan. Disana para surveyor melakukan observasi pelayanan atau sarana prasarana, wawancara dengan petugas atau pasien dan juga melakukan simulasi pelayanan, code red, code blue.

Tatkala kami melakukan telusur sarana dan proses pelayanan, kami dibawa oleh Kepala Lapas, Bapak Bahtiar Sitepu, SH., MH. dan didampingi oleh Bapak Sunu Istiqomah Danu sebagai kasi Binadik dan Giatja serta Bapak Ariyono sebagai kasubsi Perawatan narapidana ke sebuah tempat apa yang mereka namakan dengan bilik uap Herbal.

Disana tampak beberapa orang warga binaan yang laki-laki sedang berada dalam bilik transparan. Di dalam bilik tersebut mereka berdiri sambil menikmati dan menghirup uap. Uap tersebut dialirkan dari sebuah dandang yang di dalamnya sedang merebus rempah rempah, seperti jahe, serai wangi, daun jeruk, rempah ratus dan daun kecombrang.

Sambil berdiri di depan beberapa bilik uap ini Bapak Kalapas menceritakan kepada saya bahwa bilik uap herbal ini merupakan sebuah aktifitas di dalam ruangan yang di rancang sedemikian rupa dengan menggunakan alat dan bahan yang masih tradisional, seperti uap yang dihasilkan dari rebusan bahan tradisional (bahan bahan rempah). Bilik uap herbal ini bekerja untuk meransang pengeluaran keringat yang membantu membuang racun dari dalam tubuh.

Lebih jauh beliau menerangkan bahwa bilik uap herbal ini sangat membantu dalam proses pelayanan kesehatan bagi warga binaan di lapas kelas II B Pasir Pangaraian ini, terlebih saat pandemik Covid19 melanda dunia, bilik uap herbal ini benar-benar menjadi layanan kesehatan alternatif bagi warga binaan.

Baca Juga:  Revolusi Industri 4.0 dan Tantangan Pendidikan Tinggi

Sementara Bapak Kasie, Sunu dan Kasubsi Ariyono menambahkan bahwa pelayanan alternative ini merupakan suatu inovasi dan terobosan yang sangat baik untuk meningkatkan derajat kesehatan warga binaan. Selain membuang racun dalam tubuh, juga membantu pernafasan menjadi lebih baik, memperlancar aliran darah, mengurangi stress, meningkatkan daya tahan tubuh dan bahkan mengurangi prevalensi penyakit kulit. Sehingga akhirnya menurunkan angka kesakitan dan bahkan angka kematian warga binaan.

Untuk membuktikan besarnya manfaat bilik uap herbal ini, bapak Kalapas ini bertanya langsung kepada salah seorang warga binaan yang baru keluar dari bilik uap herbal. Bapak Kalapas bertanya langsung ke warga binaan itu di hadapan saya.

“Mas , sini sebentar,” kata Bapak Bahtiar. “Siapa namanya?” Tanya Bapak Kalapas. “Herman, Pak.” Jawab warga binaan yang sedang mandi keringat. Maklum keringat mengucur diseluruh tubuhnya bahkan membasahi celana pendek yang ia pakai.

“Bagaimana rasanya setelah keluar dari bilik uap ini.” Tanya Bapak Kalapas. Herman menjawab,”Enak Pak, badan saya terasa ringan, pileks saya juga hilang pak, nafas saya terasa plong.”

“Wah bagus itu,” kata Bapak Kalapas. Dari wawancara sederhana itu dapat dibuktikan memang bilik uap herbal ini bermanfaat bagi kesehatan warga binaan.

Inovasi ini sesuatu yang sangat unik. Hal ini dapat dikatakan terobosan pertama di lapas provinsi Riau dan bahkan mungkin di Indonesia. Sungguhpun terapi uap herbal ini bukan hal baru, karena sudah sangat lama ditemukan oleh para ahli.

Seperti di kutip dari buku Medicine The Dafinitive Illustrated History, Steve Parker, menyebutkan bahwa pengobatan dengan cara uap herbal sudah ada sejak 4.000 tahun yang lalu. Pada awalnya caranya sangat sederhana sekali, seperti yang ada di mesir kuno, ramuan herbal diletakan dibatuan panas, lalu uapnya dihirup melalui hidung. Kemudian berkembang
dengan menggunakan bejana dan uapnya dihirup.

Baca Juga:  GMC Siak, Gerhana Nan Bersejarah

Pada abad ke-19, terdapat terobosan baru dari alat penemuan dokter Prancis yang bernama Auphon Euget-les Bain. Perangkat dasar ditambahkan dengan tekanan udara yang membentuk kabut tetesan cairan, sehingga mudah di dihirup. Dan inilah cikal bakal metode inhaler atau nebulizer.

Sementara ramuan herbal sendiri, pengunaanya sudah sangat lama juga. Hal tersebut dapat dibaca dari naskah-naskah kuno. Manfaatnya sangat banyak sekali untuk kesehatan manusia. Sebut saja contohnya Jahe. Jahe memiliki senyawa kimia yang bisa bereaksi positif di dalam lambung dan usus manusia hingga dapat mengurangi mual dan nyeri.

Senyawa tersebut juga bisa bekerja baik di otak dan sistem saraf guna meredam rasa mual dan menurunkan deman. Selain itu ia bermanfaat untuk mengurangi nyeri menstruasi, morning sickness, dan pusing-pusing

Atau daun sereh. Rempah ini bermanfaat untuk mencegah kesehatan gigi dan mulut dan bahkan ada yang menyebutnya mencegah kanker. Mencegah infeksi jamur, menurunkan tekanan darah.

Daun Kecombrang, yang memiliki aroma dan rasa yang khas juga kaya dengan nutrisi yang melimpah sehingga sangat banyak manfaatnya bagi kesehatan, misalnya, meredakan panas dalam, menurunkan gula darah, dan mencegah peradangan.

Kita sangat apresiasi dengan inovasi yang di gagas oleh Bapak Kalapas Kelas II B Pasir Pangaraian ini. Semoga terobosan ini dapat ditularkan kepada seluruh lapas dan rutan di seluruh Indonesia, sehingga derajat kesehatan warga binaan semakin meningkat.

Terobosan ini perlu mendapat perhatian dan sangat mungkin dikembangkan, misalnya jumlah bilik diperbanyak, memperbanyak jumlah herbalnya, memberdayakan kader kesehatan dari warga binaan sendiri, meningkatkan pengetahuan kader dan petugas tentang bilik uap herbal ini termasuk efek samping uap yang berlebihan atau terlalu panas.

Memasang monitor suhu dalam bilik atau mengembangkan alatnya dengan mengunakan tekanan udara sehingga menjadi kabut butiran asap. Semoga.!***

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari