PADA awalnya, nama Pekanbaru adalah Senapelan, yang dipimpin oleh seorang kepala suku yang disebut batin. Dulu daerahnya berupa ladang perkebunan dan kemudian berkembang menjadi perkampungan.
Dari situlah, letaknya yang strategis kemudian berkembang hingga memegang peranan penting dalam lalu lintas perdagangan. Perkembangan Senapelan juga berhubungan erat dengan perkembangan Kerajaan Siak Sri Indrapura. Semenjak Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah menetap di Senapelan, kemudian didirikanlah istana di Kampung Bukit, yang berdekatan dengan perkampungan Senapelan. Sultan Abdul Jalil Alamudin Syah berinisiatif membuat pekan atau pasar di Senapelan, tetapi tidak berkembang.
Pada masa pemerintahan putranya, Raja Muda Muhammad Ali, yang bergelar Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil Muazamsyah, lokasi pasar bergeser ke tempat yang baru, yakni di sekitar Pelabuhan Pekanbaru sekarang. Maka pada 23 Juni 1784, berdasarkan musyawarah datuk-datuk empat suku (Pesisir, Lima Puluh, Tanah Datar, dan Kampar), negeri Senapelan diganti namanya menjadi Pekan Baharu, yang dalam bahasa sehari-hari lebih mudah diucapkan Pekanbaru. Tanggal 23 Juni 1784 kemudian ditetapkan sebagai hari jadi Kota Pekanbaru. Sejak saat itu pula, ibu kota Siak berada di Pekanbaru, yang menjadi tempat pertemuan para pedagang dari Selat Malaka, Minangkabau, dan Petapahan.
Pariwisata pada dasarnya memiliki tiga sifat yang menjadi pedoman untuk menentukan katagori dari wisata itu sendiri, di antaranya: Sifat pertama adalah modern idealis, di mana wisatawan tertarik objek wisata yang menawarkan budaya multi-nasional dan eksplorasi alam. Kedua, modern materialis, yaitu wisawatan yang cenderung hedonis atau wisatawan yang memberikan keuntungan bagi individu personal itu sendiri. Ketiga, wisatawan tradisional idealis, yang memiliki ketertarikan minat di bidang sosial budaya, trasional dan menghargai sentuhan alam yang tidak terkontaminasi dengan modernisasi. Terakhir adalah wisatawan tradisional materialis yang fokus dan menekankan ketersediaan akses, misalnya lokasi mu-dah dijangkau, murah dan aman. Dalam karter atau wisata yang bisa disebut se-bagai wisata tradisional yakni wisata yang langsung dibuat oleh alam dan bisa di nikmati langsung karena terbentuk alami langsung oleh alam sekitar.
Provinsi Riau termasuk di dalamnya Kota Pekanbaru memiliki wisata klasik yang patut untuk dijadikan pedoman pariwisata, dan katagorinya ke dalam wisata maritim, yakni Arboretum Universitas Riau Wisata yang ditawarkan di sini di antarnya Di kawasan ini terdapat berbagai koleksi tanaman dari seluruh penjuru. Kemudian di lokasi ini, juga terdapat beberapa fauna seperti babi hutan dan monyet. Bahkan tak jarang Anda dapat menjumpai mereka di saat tertentu. Un-tuk pemandangannya sendiri sangatlah asri dan Anda akan merasa sedang di dalam hutan. Lokasi ini sangat terkenal sebagai tempat untuk penangkaran flora dan fauna.Danau Lembah Sari Wisata yang ditawarkan di sini di antaranya suasana danau yang sejuk dan asri, sangat cocok untuk dikunjungi bersama keluarga.
Pemandangan yang disajikan pun sangat indah, terlebih pada saat senja. Jika pengunjung ingin berwisata kuliner, di sekitar danau terdapat warung-warung yang menyajikan beragam menu baik tradisional maupun modern. Bagi yang sedang mengalami stres dan penat, danau ini bisa menghilangkannya. Danau Bandar Kayangan Wisata yang ditawarkan di sini di antarnya, melihat danau dengan lebih jelas, pengunjung bisa naik ke bukit yang berada di area danau. Danau yang berada di Rumbai Pesisir, Pekanbaru, Riau ini sangat cocok untuk dikunjungi pada waktu senja. Menikmati keindahan senja dan pemandangan alam yang menakjubkan memang patut untuk dikunjungi. Danau Kayangan Wisata yang ditawarkan di sini di antarnya pepohonan yang ada di sana memberikan kenyamanan bagi Anda dan keluarga hanya untuk bersantai. Bahkan di kawasan ini telah dilengkapi sebuah fasilitas berupa restoran terapung. Selain itu, ada berbagai wahana permainan yang dapat menambah kesan kenyamanan. Tempat wisata ini juga telah menyediakan sebuah sampan dayung dan speedboat, sehingga dapat diguna-kan untuk menyaksikan pemandangan danau secara langsung
Tempat wisata di Pekanbaru lain Desa Wisata Okura. Memiliki kawasan agrowisata, Desa Okura ini menjadi salah satu tempat wisata Pekanbaru favorit bagi wisatawan. Bagi wisatawan yang gemar memancing, dapat menyewa sampan dari para nelayan untuk mengarungi sungai. Ikan dari hasil memancing bisa dibawa pulang atau dimasak sendiri saat melakukan kemping di lokasi. Bisa juga meminta tolong kepada warga desa yang ramah-ramah untuk membantu memasaknya.
Berikutnya Kampoeng Rabbits menawarkan hal-hal menarik dan unik dari wisata lainnya, ada banyak kelinci yang encik dan puan bisa temui. Seperti yang dikatakan owner Kampoeng Rabbits, Putriyana, ada tujuh jenis kelinci di wisata ini. Tujuh jenis kelinci tersebut, antara lain kelinci anggora, lop, flemish giant, rex, dutch, lion, dan nederland dwarf. Dari 7 jenis kelinci tersebut, sebanyak 30 ekor kelinci yang dipelihara di area ini. Semua kelinci tersebut berada di kandang dalam lahan yang digabungkan dengan wisatanya. Jadi bagi pecinta kelinci, tentunya puas sekali berkunjung ke sini. Selain melihat dan bermain dengan kelinci, di Kampoeng Rabbits ini para pengunjung juga bisa bertanya kepada pemilik wisata bagaimana merawat kelinci, mengobati kelinci ketika sakit, pantangan yang tidak boleh diberikan, menyayangi kelinci, memberikan asupan gizi yang baik dan lainnya.
Pengembangan dan peningkatan pelayanan terhadap sarana prasarana pendukung kepariwisataan, seperti hotel, transportasi, restoran, toko souvenir dan pelayanan jasa lainnya tentu diperlukan untuk membangun kota wisata.***