Semoga saja perseteruan Rusia dengan Ukraina dapat segera menemukan solusi titik temunya, sehingga tidak berlarut-larut. Karena peperangan dan kondisi global yang tidak menentu akan membuat perekonomian dunia kembali terpuruk. Langsung ataupun tidak langsung invasi Rusia ke Ukraina akan berdampak terhadap pemulihan perekonomian dunia. Padahal perekonomian dunia baru saja berangsur-angsur dalam proses pemulihan setelah diterpa dasyatnya wabah pandemi covid-19 yang hingga saat ini belum menunjukkan kapan akan berakhir.
Dalam sambutannya saat memberikan arahan dalam rapat Pimpinan (Rapim) TNI-Polri beberapa waktu yang lalu, Presiden Jokowi sudah mengingatkan akan terjadinya kenaikan harga barang-barang. Kelangkaan energi akan semakin parah akibat terjadinya konflik atau peperangan di berbagai negara. Salah satunya perang antara Rusia dan Ukraina. Kelangkaan energi sudah dulu terjadi, sebelum perang harganya naik karena kelangkaan. Ditambah perang, harganya naik lagi,” kata Jokowi (Kompas.TV, Rabu 2 Maret 2022).
Negara-negara yang sangat bergantung kepada Rusia dan Ukraina dalam memenuhi kebutuhan barang-barang dan jasa di dalam negerinya sangat terdampak akibat peperangan ini. Seperti negara-negara di Eropa yang sangat tergantung akan minyak dan gas. Negara-negara di Afrika yang sangat tergantung dengan gandum, pupuk dan lain sebagainya. Bahkan tidak tertutup kemungkinan dampaknya akan berimbas juga ke Indonesia.
Provinsi Riau sebagai bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, sudah lama menjalin hubungan dagang baik dengan Rusia maupun Ukraina. Setiap bulan kedua negara tersebut mengimpor berbagai komoditas yang dihasilkan/diproduksi Provinsi Riau. Meskipun demikian ekspor Riau ke Rusia selalu lebih besar dari ekspor Riau ke Ukraina. Demikian juga impor Riau dari Rusia selalu lebih besar dari impor Riau dari Ukraina. Bahkan kadang-kadang ekspor Riau ke Rusia termasuk 10 negara utama tujuan ekspor Provinsi Riau.
Dalam tiga tahun terakhir ekspor Riau baik ke Rusia maupun Ukraina mengalami peningkatan cukup signifikan. Tahun 2019 ekspor Riau ke Rusia sebesar 252,18 juta dolar AS dan ke Ukraina 86,45 juta juta dolar. Tahun 2020 meningkat, ke Rusia menjadi 300,83 juta dolar AS dan ke Ukraina 100,68 juta dolar AS. Terakhir tahun 2021, ekspor Riau ke Rusia sebesar 237,70 juta dolar AS dan ke Ukraina sebesar 171,84 juta dolar AS.
Umumnya komoditas ekspor Riau terhadap dua Negara ini adalah ekspor nonmigas. Kelompok lemak&minyak hewan/nabati (HS 15) yang didalamnya termasuk minyak sawit olahan adalah komoditas utama Provinsi Riau yang di ekspor ke Rusia dan Ukraina.
Nilai ekspor komoditas tersebut ke Rusia pada tahun 2019 mencapai 249,97 juta dolar AS, kemudian tahun 2020 meningkat menjadi 299,19 juta dolar AS, dan pada tahun 2021 sebesar US$ 235,65 juta dolar AS. Demikian juga ke Ukraina, ekspor komoditas tersebut mengalami peningkatan. tahun 2019 mencapai 83,45 juta dolar AS, kemudian tahun 2020 meningkat menjadi 95,71 juta dolar AS, dan pada tahun 2021 meningkat tajam menjadi sebesar 168,80 juta dolar AS.
Komoditas ekspor terbesar berikutnya yang di ekspor ke Rusia dan Ukraina adalah kelompok kertas dan karton (HS 48). Nilai ekspor komoditas ini ke Rusia pada pada tahun 2019 senilai 2,18 juta dolar AS, kemudian tahun 2020 sebesar 1,62 juta dolar AS, dan pada tahun 2021 sebesar 1,45 juta dolar AS. Sementara ke Ukraina komoditas ini di ekspor lebih banyak. Pada tahun 2019 di ekspor senilai 3,00 juta dolar AS, kemudian tahun 2020 sebesar 4,97 juta dolar AS, dan pada tahun 2021 sebesar 3,04 juta dolar AS.***