MANILA (RIAUPOS.CO) — Skema serangan balik masih menjadi senjata Timnas U-23 di arena SEA Games 2019. Lewat skema itu pula Garuda Muda (julukan Timnas U-23) sukses membungkam Singapura U-23 dua gol tanpa balas. Lagi-lagi, Osvaldo Haay menjadi supersub. Osvaldo yang masuk menggantikan M Rafli, menjadi pemecah kebuntuan bagi skuat asuhan Indra Sjafri.
Bola clearance Bagas Adi Nugroho yang mengarah ke gawang Young Lions (julukan Singapura U-23) dikonversi menjadi gol lewat aksi Osvaldo pada menit ke-64. Tak hanya gol. Pemain Persebaya Surabaya itu juga menjadi kreator lahirnya gol kedua melalui kaki Asnawi Mangkualam (74).
"Kayaknya lebih menegangkan melawan Singapura ketimbang Thailand," ucap Indra saat membuka sesi konferensi pers.
Indra merujuk penampilan timnya yang sempat sulit keluar dari tekanan pada babak pertama.
"Game plan kami nggak berjalan dengan semestinya di babak pertama," lanjutnya.
Perubahan signifikan terjadi setelah mereka keluar dari kamar ganti. Garuda Muda yang tampil lebih sabar, berhasil memanfaatkan celah untuk melakukan tusukan melalui skema counter attack.
Nah, apakah skema semacam itu akan diterapkan ketika melawan Vietnam? Pasalnya, Vietnam adalah tim yang paling produktif di antara kontestan Grup B. Total mereka sudah mencetak 12 gol dan hanya sekali kebobolan. Mereka menang (6-0) atas Brunei Darussalam dan 6-1 atas Laos
"Saya belum memikirkan Vietnam, karena masih dua hari lagi," terang mantan pelatih Bali United tersebut.
Namun, dia tetap berupaya membuat pasukannya lebih siap ketika menghadapi salah satu tim tangguh di Grup B ini. Indra juga menyoroti kemampuan pemainnya dalam mengendalikan emosi. Beberapa penggawa Garuda Muda memang sempat terpancing emosi di menit-menit akhir.
Sehingga laga harus terhenti selama sekitar tiga menit. Osvaldo Haay bahkan sempat diganjar kartu kuning karena bersitegang dengan salah seorang pemain Singapura. Indra meminta pemainnya untuk lebih cool ketika menghadapi Vietnam.
"Sepakbola bukan hanya soal pertandingan melainkan soal fair play juga," sebutnya.
Sementara itu, ekspresi kekecewaan terlihat diraut wajah head coach Singapura Fandi Ahmad. Sebab, kekalahan malam tadi membuat kans Singapura untuk lolos semifinal semakin berat.
"Saya pikir mereka (Indonesia, red) salah satu tim terkuat di grup kami," ucap Fandi.
Dia mengakui, Indonesia tampil disiplin. Kecepatan yang dimiliki Indonesia juga menyulitkan pertahanan Singapura.
"Kecepatan mereka benar-benar membunuh kami hari ini (malam tadi, red)," ujarnya.(nap/bas/jpg)