- Advertisement -
TOKYO (RIAUPOS.CO) — Indonesia hanya membawa satu gelar dari Jepang Terbuka. Yakni dari pasangan ganda putra Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo. Mereka mengalahkan M. Ahsan/Hendra Setiawan 21-18, 23-21. Sedangkan dari tunggal putra, Jonatan Christie belum mampu menaklukkan Kento Momota. Dalam final di Musashino Forest Sport Plaza kemarin, pemain nomor satu Indonesia itu kalah straight game 16-21, 13-21.
Sebenarnya, tidak ada yang salah dari permainan Jojo, sapaan akrabnya. Terutama sepanjang game pertama. Dia sabar, hati-hati, dan seperti janjinya, lebih rajin adu rally. Namun, Jojo cenderung terbawa oleh ritme Momota yang lambat. Nah, ketika Momota mengubah pace menjadi cepat dan melancarkan smash kilat, Jojo langsung tumbang.
- Advertisement -
Faktor mental turut mempengaruhi penampilan Jojo. Saat baru diperkenalkan oleh MC, tampak sekali wajahnya tegang. Itu wajar. Sebab, ini adalah final turnamen berlevel tinggi pertamanya dalam dua tahun terakhir. Alhasil, permainannya seperti kurang lepas. Pada game kedua, yang harusnya dia sudah lebih santai, malah makin tegang. Jojo banyak membuang poin setelah kalah melawan net.
"Di awal saya sudah siap main siap capat dan nggak mudah mematikan lawan. Tapi hari ini benar-benar saya nggak puas. Saya tidak bisa mengontrol permainan saya," papar Jojo dalam pernyataan pers yang dikirim PP PBSI.
"Saya banyak bikin kesalahan sendiri dan kurang sabar untuk meladeni permainan Momota," imbuhnya.(feb/na/jpg)
- Advertisement -
>>>Selengkapnya baca Harian Riau Pos
Editor: Eko Faizin
TOKYO (RIAUPOS.CO) — Indonesia hanya membawa satu gelar dari Jepang Terbuka. Yakni dari pasangan ganda putra Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo. Mereka mengalahkan M. Ahsan/Hendra Setiawan 21-18, 23-21. Sedangkan dari tunggal putra, Jonatan Christie belum mampu menaklukkan Kento Momota. Dalam final di Musashino Forest Sport Plaza kemarin, pemain nomor satu Indonesia itu kalah straight game 16-21, 13-21.
Sebenarnya, tidak ada yang salah dari permainan Jojo, sapaan akrabnya. Terutama sepanjang game pertama. Dia sabar, hati-hati, dan seperti janjinya, lebih rajin adu rally. Namun, Jojo cenderung terbawa oleh ritme Momota yang lambat. Nah, ketika Momota mengubah pace menjadi cepat dan melancarkan smash kilat, Jojo langsung tumbang.
Faktor mental turut mempengaruhi penampilan Jojo. Saat baru diperkenalkan oleh MC, tampak sekali wajahnya tegang. Itu wajar. Sebab, ini adalah final turnamen berlevel tinggi pertamanya dalam dua tahun terakhir. Alhasil, permainannya seperti kurang lepas. Pada game kedua, yang harusnya dia sudah lebih santai, malah makin tegang. Jojo banyak membuang poin setelah kalah melawan net.
- Advertisement -
"Di awal saya sudah siap main siap capat dan nggak mudah mematikan lawan. Tapi hari ini benar-benar saya nggak puas. Saya tidak bisa mengontrol permainan saya," papar Jojo dalam pernyataan pers yang dikirim PP PBSI.
"Saya banyak bikin kesalahan sendiri dan kurang sabar untuk meladeni permainan Momota," imbuhnya.(feb/na/jpg)
>>>Selengkapnya baca Harian Riau Pos
Editor: Eko Faizin