TOKYO (RIAUPOS.CO) — Wabah virus corona yang makin luas telah mengakibatkan berbagai iven olahraga ditunda atau dibatalkan. Kini yang menjadi pertanyaan terbesar, bagaimana dengan Olimpiade Tokyo 2020? Apakah juga bakal ditunda? Apalagi, Jepang relatif dekat dengan Cina, tempat asal virus mematikan tersebut.
Saat ini nasib Olimpiade edisi ke-32 itu belum bisa ditentukan. Seorang member International Olympic Committee (IOC), Dick Pound, menuturkan bahwa Jepang sebagai penyelenggara harus segera membuat keputusan. Mereka punya waktu tiga bulan ke depan.
"Banyak yang harus dilakukan. Kalian (Jepang, red) harus mulai menyiapkan keamanan, makanan, wisma atlet, dan hotel-hotel. Teman-teman media juga harus mulai menyiapkan studio mereka di sana," papar Pound sebagaimana dikutip Associated Press. "Ini adalah 'perang' jenis baru dan kita harus menghadapinya," lanjutnya.
Pound menjelaskan, IOC tidak akan merekomendasikan pembatalan ataupun penundaan Olimpiade karena berdampak besar. Jika diundur tahun depan, misalnya, Olimpiade bertabrakan dengan jadwal iven besar lain. Dari sisi peserta, peak performance atlet juga sudah lewat.
Upaya pemindahan juga riskan. Tidak banyak negara yang bisa menghelat Olimpiade dengan persiapan minim. Karena itu, dia mendorong para atlet untuk tetap berlatih. "Kalian akan tetap pergi ke Tokyo," yakin anggota IOC sejak 1979 tersebut.
Sepanjang sejarah, hanya sekali Olimpiade dibatalkan. Tepatnya pada 1940 saat Perang Dunia II. Kebetulan, ketika itu tuan rumahnya juga Jepang.
Rp40 M untuk Tim Indonesia
Sementara itu, Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Raja Sapta Oktohari mengatakan bahwa perkiraan anggaran untuk kontingen Merah Putih yang berlaga di Olimpiade 2020 Tokyo mencapai lebih dari Rp 40 miliar.
Kendati begitu, angka yang diajukan tersebut masih akan dikaji bersama Kementerian Pemuda dan Olahraga. Hal itu dilakukan demi mencegah kekeliruan serta temuan-temuan yang berpotensi menjadi masalah di masa mendatang.
"Kami pastikan semua dalam koridor yang benar. Ini yang repot bagaimana menyesuaikan antara perencanaan, penggunaan, dan administrasi bisa berjalan dan klop. Dalam arti supaya tidak terpeleset lah (jadi masalah)," kata Okto.(jpg)