Kamis, 19 September 2024

Tinggalkan Denmark, Axelsen “Lari” ke Dubai

KOPENHAGEN (RIAUPOS.CO) – Peraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020, Viktor Axelsen, bikin heboh dengan meninggalkan pemusatan latihan di Denmark dan menetap di Dubai.

Keputusan sepihak Axelsen membuat Federasi Bulutangkis Denmark (DBF) kecewa. Namun, apa mau dikata, tunggal putra nomor dunia tersebut tetap menjadi ujung tombak Denmark di kejuaraan internasional.

Axelsen tetap menjadi pahlawan bagi masyarakat usai meraih medali emas di Olimpiade Tokyo 2020 pada 2 Agustus 2021. Namanya tetap harum meski tak berlatih bersama kompatriotnya di Brondby.

Pebulutangkis 27 tahun tersebut memilih menetap ke Dubai dengan pertimbangan medis. Ia mengaku sering mengalami alergi ketika musim panas tiba di Denmark. Sementara ia tak pernah mengalaminya ketika tinggal di Dubai.

- Advertisement -

Selain itu, Axelsen juga bisa menghabiskan waktu lebih banyak bersama istri dan anaknya yang dibawa ke Dubai. Ia tak harus menempuh perjalanan jauh untuk tampil di kejuaraan bergengsi BWF yang lebih banyak digelar di Asia.

Baca Juga:  Fajar/Rian Juara, Ganda Putra Beri Gelar Lagi

DBF boleh saja kesal, tapi Axelsen adalah aset sekaligus legenda bulutangkis Denmark. Namanya tercatat sebagai pebulutangkis Eropa pertama yang meraih medali di dua Olimpiade berturut-turut.

- Advertisement -

Axelsen lebih dulu meraih medali perunggu Olimpiade Rio 2016 sebelum sukses merebut medali emas dengan mengalahkan andalan Cina, Chen Long, di partai final di Tokyo.

Pencapaian Axelsen membayar penantian tunggal putra Denmark selama 25 tahun. Kali terakhir tunggal putra Denmark berhasil meraih medali emas lewat Poul Erik Hoyer-Larsen di Olimpiade Atlanta 1996.

 Axelsen juga tercatat sebagai pebulutangkis Eropa ketiga setelah Paul Erick dan Carolina Marin (Olimpiade Rio 2016) yang memenangi medali emas.

Bakat Axelsen memang sudah terlihat jelas sejak belia. Pencapaiannya dimulai ketika sukses memenangkan Kejuaraan Dunia Junior BWF Guadalajara 2010 di sektor tunggal putra.

Baca Juga:  Aksi Protes di Tengah Upacara Pembukaan Olimpiade Tokyo 

Prestasinya berlanjut saat menapaki karier di tim senior Denmark dengan menjadi runner-up Prancis Terbuka 2012. Empat tahun kemudian, Axelsen mengantongi medali perunggu di Olimpiade Rio 2016.

Pria kelahiran Odense, Denmark, itu tak berhenti membuat kejutan di berbagai iven internasional yang berujung medali emas di Olimpiade Tokyo 2020.

Keping medali emas diperoleh  Axelsen seusai menundukkan Chen Long (Cina), 21-15, 21-12 pada partai final yang berlangsung di Musashino Forest Plaza, awal Agustus.

Axelsen masih bisa melangkah lebih jauh lagi untuk mengharumkan nama Denmark di panggung internasional. Keputusan berlatih di Dubai tak lantas menjadikannya sebagai pengkhianat karena ia tetap menjadi warga negara Denmark.

Sumber: BWF/News/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun

 

KOPENHAGEN (RIAUPOS.CO) – Peraih medali emas Olimpiade Tokyo 2020, Viktor Axelsen, bikin heboh dengan meninggalkan pemusatan latihan di Denmark dan menetap di Dubai.

Keputusan sepihak Axelsen membuat Federasi Bulutangkis Denmark (DBF) kecewa. Namun, apa mau dikata, tunggal putra nomor dunia tersebut tetap menjadi ujung tombak Denmark di kejuaraan internasional.

Axelsen tetap menjadi pahlawan bagi masyarakat usai meraih medali emas di Olimpiade Tokyo 2020 pada 2 Agustus 2021. Namanya tetap harum meski tak berlatih bersama kompatriotnya di Brondby.

Pebulutangkis 27 tahun tersebut memilih menetap ke Dubai dengan pertimbangan medis. Ia mengaku sering mengalami alergi ketika musim panas tiba di Denmark. Sementara ia tak pernah mengalaminya ketika tinggal di Dubai.

Selain itu, Axelsen juga bisa menghabiskan waktu lebih banyak bersama istri dan anaknya yang dibawa ke Dubai. Ia tak harus menempuh perjalanan jauh untuk tampil di kejuaraan bergengsi BWF yang lebih banyak digelar di Asia.

Baca Juga:  Kekalahan Kedua Garuda Muda

DBF boleh saja kesal, tapi Axelsen adalah aset sekaligus legenda bulutangkis Denmark. Namanya tercatat sebagai pebulutangkis Eropa pertama yang meraih medali di dua Olimpiade berturut-turut.

Axelsen lebih dulu meraih medali perunggu Olimpiade Rio 2016 sebelum sukses merebut medali emas dengan mengalahkan andalan Cina, Chen Long, di partai final di Tokyo.

Pencapaian Axelsen membayar penantian tunggal putra Denmark selama 25 tahun. Kali terakhir tunggal putra Denmark berhasil meraih medali emas lewat Poul Erik Hoyer-Larsen di Olimpiade Atlanta 1996.

 Axelsen juga tercatat sebagai pebulutangkis Eropa ketiga setelah Paul Erick dan Carolina Marin (Olimpiade Rio 2016) yang memenangi medali emas.

Bakat Axelsen memang sudah terlihat jelas sejak belia. Pencapaiannya dimulai ketika sukses memenangkan Kejuaraan Dunia Junior BWF Guadalajara 2010 di sektor tunggal putra.

Baca Juga:  Pogba Tak Bahagia di MU

Prestasinya berlanjut saat menapaki karier di tim senior Denmark dengan menjadi runner-up Prancis Terbuka 2012. Empat tahun kemudian, Axelsen mengantongi medali perunggu di Olimpiade Rio 2016.

Pria kelahiran Odense, Denmark, itu tak berhenti membuat kejutan di berbagai iven internasional yang berujung medali emas di Olimpiade Tokyo 2020.

Keping medali emas diperoleh  Axelsen seusai menundukkan Chen Long (Cina), 21-15, 21-12 pada partai final yang berlangsung di Musashino Forest Plaza, awal Agustus.

Axelsen masih bisa melangkah lebih jauh lagi untuk mengharumkan nama Denmark di panggung internasional. Keputusan berlatih di Dubai tak lantas menjadikannya sebagai pengkhianat karena ia tetap menjadi warga negara Denmark.

Sumber: BWF/News/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari