- Advertisement -
JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Shin Tae Yong, calon Pelatih Timnas Indonesia, mengaku yang saat ini ada di pikirannya hanya ada Indonesia.
Alasan itulah yang membuat Shin Tae Yong memilih untuk bertolak ke Jakarta pada 26 Desember untuk melakukan penandatanganan kontrak.
- Advertisement -
Dalam wawancara dengan media lokal Korea Selatan, Yonhap, Tae Yong menuturkan sudah tak memikirkan Shenzen FC, klub asal Tiongkok.
“Tim Tiongkok telah meminta saya untuk tanda tangan kontrak. Tapi, saya berpikir untuk tidak menerima tawaran itu, dan pergi ke Indonesia,” katanya.
Tae Yong menegaskan, dia juga tertarik dan memiliki keinginan yang kuat karena melihat kiprah Park Hang Seo, Pelatih Vietnam. Di tangan orang Korea Selatan, Vietnam menguasai sepak bola Asia Tenggara.
“Saya ingin menantang diri saya sendiri,” ucapnya.
- Advertisement -
Sebelumnya, Park Hang Seo juga mengingatkan soal tiga hal yang perlu diperhatikan saat melatih di luar Korea Selatan.
Bukan hanya persoalan finansial atau gaji, tapi juga komunikasi dan budaya setempat.
Sumber: Jpnn.com
Editor: E Sulaiman
JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Shin Tae Yong, calon Pelatih Timnas Indonesia, mengaku yang saat ini ada di pikirannya hanya ada Indonesia.
Alasan itulah yang membuat Shin Tae Yong memilih untuk bertolak ke Jakarta pada 26 Desember untuk melakukan penandatanganan kontrak.
- Advertisement -
Dalam wawancara dengan media lokal Korea Selatan, Yonhap, Tae Yong menuturkan sudah tak memikirkan Shenzen FC, klub asal Tiongkok.
“Tim Tiongkok telah meminta saya untuk tanda tangan kontrak. Tapi, saya berpikir untuk tidak menerima tawaran itu, dan pergi ke Indonesia,” katanya.
Tae Yong menegaskan, dia juga tertarik dan memiliki keinginan yang kuat karena melihat kiprah Park Hang Seo, Pelatih Vietnam. Di tangan orang Korea Selatan, Vietnam menguasai sepak bola Asia Tenggara.
- Advertisement -
“Saya ingin menantang diri saya sendiri,” ucapnya.
Sebelumnya, Park Hang Seo juga mengingatkan soal tiga hal yang perlu diperhatikan saat melatih di luar Korea Selatan.
Bukan hanya persoalan finansial atau gaji, tapi juga komunikasi dan budaya setempat.
Sumber: Jpnn.com
Editor: E Sulaiman