LONDON (RIAUAPOS.CO) – Jelang MotoGP Inggris akhir pekan ini, CEO Yamaha Monster Energy, Lin Jarvis, mengaku pihaknya salah prediksi saat membuang Valentino Rossi dan mempertahankan Maverick Vinales di tim pabrikan pada MotoGP 2021.
Vinales resmi berpisah lebih cepat dengan Yamaha pekan lalu. Konflik antara Top Gun dengan tim pabrikan asal Jepang itu membuat kedua pihak mengakhiri kontrak lebih cepat. Padahal Vinales memiliki kontrak dengan Yamaha hingga MotoGP 2022.
Dalam wawancara dengan Speedweek, Jarvis mengaku Yamaha salah memprediksi terkait posisi Vinales di MotoGP 2021. Semula Yamaha memprediksi pembalap asal Spanyol itu bisa bersinar setelah kepergian Rossi ke Petronas Yamaha. Yamaha semula menganggap Vinales selalu berada di bawah bayang-bayang The Doctor.
"Vinales punya kesempatan pindah tim untuk MotoGP 2021 dan 2022. Sebuah tawaran bagus datang dari Ducati, dan kita tahu potensi besar Vinales. Di saat bersamaan, kepindahan Rossi ke Petronas direncanakan tahun lalu, membuat Vinales menjadi pembalap pemimpin di MotoGP 2021," ujar Jarvis dikutip dari AS.
"Kami percaya Rossi selalu membayangi karier Vinales dan setelah kepergian dia, Vinales bisa sangat sukses. Tapi bukan itu yang terjadi," sambung pria asal Inggris tersebut.
Jarvis mengakui Yamaha salah prediksi terkait karier Vinales di MotoGP 2021. Namun Jarvis tidak menjawab andai Yamaha mengambil keputusan yang sebaliknya, yakni melepas Vinales dan mempertahankan Rossi untuk berduet dengan Fabio Quartararo di MotoGP 2021.
"Kita tidak pernah tahu. Di dunia ini ada banyak kejadian yang tidak terduga. Sejak kami mengambil keputusan itu, kami terus bertanya-tanya apakah kami terlalu cepat memberi Vinales kontrak panjang (hingga 2022 yang dilakukan pada akhir 2019, red)," ucap Jarvis.
Kini Yamaha justru kehilangan Vinales dan Rossi secara bersamaan di MotoGP 2021. Vinales memilih pindah ke Aprilia, sedangkan Rossi memutuskan pensiun dari MotoGP. Sebagai pengganti Vinales di MotoGP 2022, Yamaha diyakini akan mempromosikan Franco Morbidelli dari tim Petronas.
Sumber: AS/News/Crash
Editor: Hary B Koriun