LONDON (RIAUPOS.CO) – Sebagai pemain senior, panutan, dan tak banyak bicara di Liverpool, James Milner selama ini memang jauh dari kontroversial. Namun ketika timnya merayakan gelar juara Premiership, mantan pemain Manchester City itu diduga melakukan penghinaan terhadap Manchester United (MU).
Peristiwa itu terjadi usai pertandingan Liverpool vs Chelsea. Milner menyebut klub rival itu sebagai “banci”.
Liverpool menjadi juara Liga Inggris untuk kali pertama dalam tiga dekade terakhir pada 25 Juni lalu, dan mereka melakukan itu dengan menyisakan tujuh pertandingan tak lama setelah Manchester City kalah di markas Chelsea.
Para pemain The Reds akhirnya mendapatkan medali juaranya seusai mengalahkan Chelsea di matchday ke-37, dengan kapten Jordan Henderson mengangkat trofi tersebut di stadion Anfield yang kosong mengingat pandemi virus corona masih berlangsung.
Liverpool berada dalam mode selebrasi setelah membantai Chelsea dengan skor 5-3, dan Georginio Wijnaldum menjadi salah satu pemain yang memanfaatkan ponsel pintarnya untuk merekam perayaan klubnya di media sosial.
Saat para pemain berkumpul di panggung untuk menerima medali, sesi Live Instagram pemain internasional Belanda tersebut menangkap momen Milner mengarahkan ejekannya pada MU yang di era Premier League berhasil meraih 13 gelar.
Ia pun kedapatan melontarkan ejekan: "Ini pertama kalinya saya menginginkan pita merah (di piala, red). Selama ini selalu United. Dasar banci!”
Kebencian Milner terhadap Setan Merah bukan hal yang aneh, karena ia dibesarkan di Leeds United dan sedari kecil sudah dididik untuk membenci mereka. Sebelumnya pemain serbabisa berusia 34 itu sudah memiliki dua koleksi trofi Liga Primer saat berasama City.
"Tentunya suporter Leeds dibesarkan untuk benci Manchester United, sebagai rival, jadi warna merah itu dilarang," ujarnya kepada FourFourTwo pada 2018 lalu.
"Ayah saya berkelakar ketika saya bergabung dengan Liverpool, dengan mengatakan bahwa itu adalah kali pertama dia merasa senang untuk melihat saya secara reguler memakai warna merah," timpalnya lagi.
Laga Liverpool kontra Chelsea juga menyajikan drama lainnya. Manajer The Blues, Frank Lampard sempat bersitegang dengan Jurgen Klopp, arsitek Liverpool.
Pascapertandingan, Lampard menyarankan Liverpool untuk tidak bersikap terlalu arogan tanpa menjelaskan alasan detil soal pernyataannya itu. Setelahnya baru terungkap mengapa dirinya bisa berkata seperti demikian.
Semua diawali saat asisten pelatih Liverpool, Pep Lijnders, berbicara kepada wasit keempat. Lampard tersinggung dan berkata kepada Ljinders bahwa Kovacic tidak melakukan pelanggaran serta memintanya untuk duduk tenang.
Klopp pun nampak kesal dengan pernyataan Lampard. Ia menggerakkan jarinya dan memintanya tidak berbicara dengan sikap seperti itu. Klopp juga terdengar sedang berkata "tenanglah, tenanglah."
Lampard pun menjauh. Di saat itu, Peter Krawietz selaku asisten pelatih Liverpool lainnya membuat suasana semakin panas dengan berteriak "itu pelanggaran". Sontak teriakan itu membuat Lampard semakin kesal.
"Itu bukan pelanggaran. Saya tidak bertanya kepada Anda. Diamlah. Diam!" kata Lampard. Klopp pun memberikan reaksinya dengan segera. "Anda juga, pergilah."
Pemain cadangan Liverpool nampak tertawa renyah saat kedua sosok dewasa tersebut saling bertengkar. Situasi ini membuat Lampard semakin berang dan melontarkan kata-kata yang lebih pedas.
"Kalian cuma memenangkan satu gelar dan Anda seolah-olah merasa sudah besar, menjauhlah!" ucap Lampard.
Perkataan itu membuat pemain cadangan Liverpool terpancing hingga Adrian menenangkan. "tenang, tenang," katanya.
Setelah itu, Lampard memberitahu Klopp untuk menyuruh timnya bersikap hormat dan diam. Situasinya pun mereda hingga Alexander-Arnold mencetak gol lewat tendangan bebas.
Sumber: Daily Mail/Bola/Soccerway/Berbagai Sumber
Editor: Hary B Koriun