Jumat, 20 September 2024

Ditendang dan Ditikam, Kemenpora Minta FAM Malaysia Tanggung Jawab

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Tindakan brutal suporter Malaysia yang menganiaya suporter Indonesia di Kuala Lumpur disikapi oleh pemerintah Indonesia. Kemenpora RI berencana mengirimkan Nota Keberatan kepada Kementerian Belia dan Sukan (Kemenpora Malaysia) atas peristiwa itu. Pagi ini, nota keberatan tersebut bakal dikirim.

Hal itu dijelaskan Sesmenpora RI Gatot S Dewabroto kepada Jawa Pos kemarin (21/11).

Dia menyatakan sudah melihat video penganiayaan suporter Malaysia kepada suporter Indonesia. Pihaknya juga memastikan video yang beredar bukanlah hoaks.

’’Kejadian ini sudah viral. Saya yakin kejadian tersebut bukan hoaks ya. Saya sebagai orang yang pernah dibesarkan di lingkungan TI bisa membedakan foto video croping tersebut hoaks atau tidak. Saya punya kemampuannya. Itu bukan hoaks,’’ ujarnya.

- Advertisement -

Atas dasar itulah, ada tiga sikap yang akan dilakukan Kemepora RI. Yang pertama adalah mengecam keras peristiwa tersebut. Atas nama pemerintah, Gatot mengutuk keras tindakan brutal dari suporter Malaysia itu.

Sikap yang kedua, Kemenpora RI ingin PSSI meminta pertanggungjawaban dari FAM (PSSI-nya Malaysia) untuk mengklarifikasi peristiwa tersebut secara jelas. ’’Karena tempo hari di GBK, yang melapor ke FIFA itu pihak PSSI-nya Malaysia. Kalau ini benar-benar terjadi, PSSI jangan diam, lapor juga ke FIFA,’’ ucapnya.

- Advertisement -

Lantas, sikap terakhir ialah berkoordinasi dengan pihak KBRI di Kuala Lumpur. Pihaknya sudah meminta konfirmasi dan penjelasan. ’’Ada protapnya. Kalau memang ada kejadian, informasinya harus jelas. Lantas memberikan perlindungan hukum dan yang ketiga memperjuangkan hak secara langsung,’’ jelasnya.

Baca Juga:  Jeblok di Kualifikasi MotoGP San Marino, Rossi Merasa Malu

Dia meminta Malaysia merespons dengan baik peristiwa brutal suporter Malaysia itu. Sebab, di GBK pada 5 September lalu, Kemenpora RI, yakni Imam Nahrawi, langsung meminta maaf kepada Menteri Belia dan Sukan Malaysia Syed Saddiq. 

’’Hal-hal seperti itu harus segera diselesaikan, padahal Pak Imam sudah minta maaf. Jadi klir. Sekarang hak dari Indonesia untuk meminta pertanggungjawaban,’’ ungkapnya.

Nanti, ketika nota keberatan sudah dikirim dan tetap tidak ada respons, Gatot akan melaporkan hal tersebut kepada Kementerian Luar Negeri RI. Sebab, itu sudah masuk ranah diplomatik antara Indonesia dan Malaysia. ’’Biarkan itu urusan di sana. Kami tidak tahu menunggu kapan, yang jelas secepatnya,’’ ujarnya.

Sementara itu, kemarin malam Gatot langsung menelepon Kepala Fungsi Konsuler KBRI Kuala Lumpur Yusron B. Ambary. Dalam pembicaran melalui telepon tersebut, Yusron menjelaskan duduk perkara sebenarnya mengenai adanya video penganiayaan oleh suporter Malaysia itu. Dia membenarkan bahwa peristiwa itu benar adanya. 

’’Tapi kejadiannya malam hari sebelum pertandingan, di daerah Bukit Bintang. Korbannya juga sudah datang ke KBRI,’’ ungkapnya.

Nah, ketika datang ke KBRI, pihaknya membantu membuat SPLP (Surat Perjalanan Laksana Paspor). Dia juga sudah meminta korban yang diketahuinya bernama Fuad itu untuk ke Imigrasi mengurus surat bernama spesial pass.

’’Tasnya dirampas memang, ada paspor. Jadi kami bantu untuk mengurus itu pak,’’ bebernya kepada Gatot.

Baca Juga:  Manchester City vs Liverpool, Adegan Penting Drama 4 Babak

Mengenai adanya informasi WNI meninggal karena ditusuk oleh suporter Malaysia, Yusron mengungkapkan itu tidak benar. Dia hanya membenarkan memang ada suporter Indonesia yang hampir ditusuk oleh suporter Malaysia. ’’Tapi bisa ditangkis dengan tangan, tangannya saja sobek,’’ tambahnya.

Soal adanya 3 WNI alias suporter Indonesia yang ditahan oleh kepolisian Malaysia, dia tidak menampiknya. Namun, penangkapan itu bukan terkait kerusuhan. ’’Ditangkap terkait berita hoaks yang dikirim ke medsos. Di Malaysia ada UU untuk pencegahan, jadi apapun yang membuat gaduh di sosial media bisa ditangkap,’’ bebernya.

Yusron menambahkan, sejauh ini memang belum ada informasi ada WNI yang tewas akibat ulah suporter Malaysia. Tapi pihak KBRI di Kuala Lumpur akan terus berkoordinasi untuk mencari kebenaran hal tersebut. 

’’Info yang kami dapat hanya ada yang ditusuk tapi ditahan pakai tangan, tangannya saja yang sobek. Lalu dua orang dikeroyok di Bukit Bintang. Salah satunya Fuad yang tasnya dirampas dan ada foto paspornya menyebar di sosial media itu,’’ terangnya.

Gatot juga menelpon Koordinasi Fungsi Penerangan Sosial Budaya KBRI Kuala Lumpur Agung Cahaya Surya. Dalam pembicaraannya Agung menerangkan kalau PSSI sudah tahu terkait adanya penahanan dan pengeroyokan suporter Indonesia di Malaysia. ’’Dua hari lalu ada tim dari PSSI datang ke kantor, saya diinfo mereka,’’ ucapnya.

Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Tindakan brutal suporter Malaysia yang menganiaya suporter Indonesia di Kuala Lumpur disikapi oleh pemerintah Indonesia. Kemenpora RI berencana mengirimkan Nota Keberatan kepada Kementerian Belia dan Sukan (Kemenpora Malaysia) atas peristiwa itu. Pagi ini, nota keberatan tersebut bakal dikirim.

Hal itu dijelaskan Sesmenpora RI Gatot S Dewabroto kepada Jawa Pos kemarin (21/11).

Dia menyatakan sudah melihat video penganiayaan suporter Malaysia kepada suporter Indonesia. Pihaknya juga memastikan video yang beredar bukanlah hoaks.

’’Kejadian ini sudah viral. Saya yakin kejadian tersebut bukan hoaks ya. Saya sebagai orang yang pernah dibesarkan di lingkungan TI bisa membedakan foto video croping tersebut hoaks atau tidak. Saya punya kemampuannya. Itu bukan hoaks,’’ ujarnya.

Atas dasar itulah, ada tiga sikap yang akan dilakukan Kemepora RI. Yang pertama adalah mengecam keras peristiwa tersebut. Atas nama pemerintah, Gatot mengutuk keras tindakan brutal dari suporter Malaysia itu.

Sikap yang kedua, Kemenpora RI ingin PSSI meminta pertanggungjawaban dari FAM (PSSI-nya Malaysia) untuk mengklarifikasi peristiwa tersebut secara jelas. ’’Karena tempo hari di GBK, yang melapor ke FIFA itu pihak PSSI-nya Malaysia. Kalau ini benar-benar terjadi, PSSI jangan diam, lapor juga ke FIFA,’’ ucapnya.

Lantas, sikap terakhir ialah berkoordinasi dengan pihak KBRI di Kuala Lumpur. Pihaknya sudah meminta konfirmasi dan penjelasan. ’’Ada protapnya. Kalau memang ada kejadian, informasinya harus jelas. Lantas memberikan perlindungan hukum dan yang ketiga memperjuangkan hak secara langsung,’’ jelasnya.

Baca Juga:  Buka Kejuaraan Sepakbola, Kasmarni: Junjung Sportifitas dan Fair Play

Dia meminta Malaysia merespons dengan baik peristiwa brutal suporter Malaysia itu. Sebab, di GBK pada 5 September lalu, Kemenpora RI, yakni Imam Nahrawi, langsung meminta maaf kepada Menteri Belia dan Sukan Malaysia Syed Saddiq. 

’’Hal-hal seperti itu harus segera diselesaikan, padahal Pak Imam sudah minta maaf. Jadi klir. Sekarang hak dari Indonesia untuk meminta pertanggungjawaban,’’ ungkapnya.

Nanti, ketika nota keberatan sudah dikirim dan tetap tidak ada respons, Gatot akan melaporkan hal tersebut kepada Kementerian Luar Negeri RI. Sebab, itu sudah masuk ranah diplomatik antara Indonesia dan Malaysia. ’’Biarkan itu urusan di sana. Kami tidak tahu menunggu kapan, yang jelas secepatnya,’’ ujarnya.

Sementara itu, kemarin malam Gatot langsung menelepon Kepala Fungsi Konsuler KBRI Kuala Lumpur Yusron B. Ambary. Dalam pembicaran melalui telepon tersebut, Yusron menjelaskan duduk perkara sebenarnya mengenai adanya video penganiayaan oleh suporter Malaysia itu. Dia membenarkan bahwa peristiwa itu benar adanya. 

’’Tapi kejadiannya malam hari sebelum pertandingan, di daerah Bukit Bintang. Korbannya juga sudah datang ke KBRI,’’ ungkapnya.

Nah, ketika datang ke KBRI, pihaknya membantu membuat SPLP (Surat Perjalanan Laksana Paspor). Dia juga sudah meminta korban yang diketahuinya bernama Fuad itu untuk ke Imigrasi mengurus surat bernama spesial pass.

’’Tasnya dirampas memang, ada paspor. Jadi kami bantu untuk mengurus itu pak,’’ bebernya kepada Gatot.

Baca Juga:  Ozil Menuju Fenerbahce, Arsenal Tetap Bermasalah

Mengenai adanya informasi WNI meninggal karena ditusuk oleh suporter Malaysia, Yusron mengungkapkan itu tidak benar. Dia hanya membenarkan memang ada suporter Indonesia yang hampir ditusuk oleh suporter Malaysia. ’’Tapi bisa ditangkis dengan tangan, tangannya saja sobek,’’ tambahnya.

Soal adanya 3 WNI alias suporter Indonesia yang ditahan oleh kepolisian Malaysia, dia tidak menampiknya. Namun, penangkapan itu bukan terkait kerusuhan. ’’Ditangkap terkait berita hoaks yang dikirim ke medsos. Di Malaysia ada UU untuk pencegahan, jadi apapun yang membuat gaduh di sosial media bisa ditangkap,’’ bebernya.

Yusron menambahkan, sejauh ini memang belum ada informasi ada WNI yang tewas akibat ulah suporter Malaysia. Tapi pihak KBRI di Kuala Lumpur akan terus berkoordinasi untuk mencari kebenaran hal tersebut. 

’’Info yang kami dapat hanya ada yang ditusuk tapi ditahan pakai tangan, tangannya saja yang sobek. Lalu dua orang dikeroyok di Bukit Bintang. Salah satunya Fuad yang tasnya dirampas dan ada foto paspornya menyebar di sosial media itu,’’ terangnya.

Gatot juga menelpon Koordinasi Fungsi Penerangan Sosial Budaya KBRI Kuala Lumpur Agung Cahaya Surya. Dalam pembicaraannya Agung menerangkan kalau PSSI sudah tahu terkait adanya penahanan dan pengeroyokan suporter Indonesia di Malaysia. ’’Dua hari lalu ada tim dari PSSI datang ke kantor, saya diinfo mereka,’’ ucapnya.

Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari