MARBELLA (RIAUPOS.CO) — Kedua tim finalis Liga Champions, Tottenham Hotspur dan Liverpool, sudah memulai program sentralisasi. Jika Liverpool memilih Marbella Spanyol, maka Spurs tetap di markas mereka Enfield London.
Seperti diberitakan AS skuad Juergen Klopp tiba di Bandara Malaga Senin (20/5) waktu setempat atau Selasa (21/5) WIB. Dari bandara Liverpool melanjutkan perjalanan sejauh 70 kilometer ke arah barat daya menuju The Westin La Quinta Resort.
Rencananya selama enam hari ke depan Liverpool akan menggembleng diri di area hotel yang terletak di pinggir Laut Mediterania itu. Setelah itu, baru Jordan Henderson dkk meneruskan latihan di Melwood baru terbang ke Madrid.
Dalam sentralisasi kali ini, Klopp membawa 26 pemainnya. Pemain yang cedera seperti Naby Keita (cedera paha kanan) pun termasuk di dalamnya. Padahal pemain timnas Guinea itu diperkirakan pulih bulan depan.
Nah, tahun ini sudah dua kali Klopp memilih Marbella sebagai lokasi pemusatan latihan. Yang pertama Februari lalu. Yakni sesudah matchweek 26 versus Bournemouth (9/2) dan sebelum leg pertama 16 besar Liga Champions lawan Bayern Munchen (20/2).
Klopp seperti dikutip Daily Mail menuturkan latihan di Marbella ini tidak banyak berfokus kepada aspek teknik permainan. Melainkan lebih banyak pada game-game untuk menyolidkan serta mengompakkan.
“Kami sangat sering bersama dan orang-orang mungkin berkata ‘Mengapa harus pergi ke satu tempat dimana kamu akan selalu bersama-sama?’. Namun anak-anak menjalankan hal yang berbeda bersama disini, pelatih juga, dan saya tak harus berpikir soal bagaimana mereka menghabiskan waktu di antara sesi-sesi itu,†papar Klopp.
Latihan seperti di Marbella ini diakui mengakrabkan relasi pemain. Bukan hanya soal kebiasaan di dalam lapangan. Melainkan juga di luar lapangan.
Seperti pengakuan wide attacker Liverpool Sadio Mane yang sekamar dengan Naby Keita pada Februari lalu. Kepada Liverpool Echo, Mane mengatakan Keita adalah sosok yang selalu tidur dengan mendengkur.
“Selain itu, Naby (Keita) orang yang tak bisa melepaskan diri dari telepon genggam. Dia bisa berjam-jam menghabiskan waktu untuk menelpon ibu atau familinya,†kata Mane. Sedangkan Keita yang sekamar dengan Mane memberikan testimoni jika Mane adalah sosok yang usil.
Asisten pelatih Liverpool Pepijn Lijnders dalam wawancara dengan Independent berujar bagaimana pentingnya pergantian suasana latihan. Apalagi sentralisasi di Marbella ini adalah bagian dari langkah pramusim yang disiapkan Klopp.
“Pemandangan saat latihan yang berganti bisa menghasilkan fokus yang berbeda buat pemain. Latihan ini mengingatkan akan kebersamaan, memahami gestur rekan-rekan serim, dan saling bantu,†ucap Lijnders.
Meski tahun lalu menjelang final Liga Champions persiapan juga dilakukan di Marbella namun hasilnya gagal, pria asal Belanda itu sama sekali tak menyesali. Sebab setahun kemudian, Liverpool menembus final untuk kedua kalinya.(jpg)