(RIAUPOS.CO) – Marc Marquez berteriak sekeras-kerasnya di balik helmnya. Kedua tangannya memukul-mukul ke bawah saking kesalnya. Juara dunia delapan kali di semua kelas grand prix tersebut mengalami crash dua kali pada sesi kualifikasi pertama MotoGP Indonesia di Sirkuit Mandalika, Sabtu (19/3).
Jarak dua insiden itu pun sekitar lima menit saja. Yang pertama, dia jatuh di tikungan ke-13. Dia berdiri cepat, lalu berlari ke garasi untuk mendapatkan motor cadangannya. Namun, satu lap belum berakhir, tepatnya di tikungan ke-12, dia kembali terjatuh. Benar-benar bikin frustrasi.
Memasuki hari kedua rangkaian MotoGP Indonesia, situasinya tak lantas lebih mudah bagi rider-rider kelas premium untuk beradaptasi dengan Sirkuit Mandalika. Bukan hanya karena kondisi permukaan aspal yang berbeda pada lintasan tersebut. Mereka juga frustrasi dengan ban baru yang dibawa Michelin ke Mandalika.
Keputusan Michelin itu diambil setelah mengevaluasi hasil tes pramusim di sirkuit yang sama sebulan lalu. "Sirkuit ini adalah tantangan terbesar bagi perusahaan kami," ujar Michelin Two-Wheels Motorsport Manager Piero Taramasso.
Di tes pramusim, Michelin menemukan bahwa ban standar mengalami pemanasan hingga 160 derajat celsius. Itu terlalu panas. Berbahaya untuk pembalap. Taramasso menyebut temperatur ban harus diturunkan sekitar 20 derajat celsius. "Panas di Mandalika ini tidak kami temukan di sirkuit-sirkuit lain," ungkapnya.
Keputusan diambil dengan menyiapkan ban dengan casing atau lapisan luar lebih tebal atau lebih keras. Ban itu kali terakhir dipakai pada awal 2019 dan tidak pernah digunakan lagi. Berdasar data Michelin, dengan ban tersebut, temperatur bisa diturunkan 15 derajat celsius. "Hanya ini pilihan terbaik," katanya.
Dengan permukaan ban lebih keras, dampaknya adalah daya cengkeram akan berkurang. Meski, stabilitas motor bertambah. Ketika pada sesi kualifikasi kemarin motor-motor digeber sampai limit untuk berebut posisi start terbaik, rider-rider berjatuhan. Selain Marquez, ada juga Franco Morbidelli, Joan Mir, dan Marco Bezzecchi.
"Aku tidak tahu apakah ini karena lapisan ban baru. Sejak di Qatar, aku mengeluhkan cengkeraman ban. Dan, di sini aku tidak bisa memasuki tikungan dengan kecepatan yang aku inginkan," keluh Mir.
Menurut Mir, timnya harus bekerja keras untuk menemukan setting motor yang pas dalam waktu semalam. Jika tidak, pada balapan, Ahad (20/3) hari ini semuanya menjadi sulit. "Karena kami harus membalap tanpa melakukan kesalahan sedikit pun," ungkapnya.
Peraih pole position perdana di MotoGP Indonesia Fabio Quartararo membenarkan pernyataan tersebut. "Aku rasa aku bisa meraih pole karena melakukan kesalahan lebih sedikit," katanya. Rekan satu timnya, Franco Morbidelli, yang tercepat di FP4 mengalami crash di tikungan ke-5 akibat sedikit kesalahan.
Pada balapan hari ini, jika temperatur tetap panas, situasinya menjadi sangat rawan. Rider-rider harus cermat memilih racing line agar kesalahan tidak terjadi. Apalagi, di Sirkuit Mandalika, bagian lintasan yang tidak dilewati racing line berdebu. Keluar sedikit saja dari racing line pada saat yang tidak tepat, dampaknya akan fatal.
Yamaha masih memiliki potensi terbesar untuk merebut kemenangan. Sejatinya Honda berpotensi besar untuk tampil hebat. Sayangnya, kedua rider-nya harus start dari posisi belakang. Mengingat kondisi trek yang rawan, upaya overtaking juga sulit. Karena itu pula, hasil kualifikasi kemarin sangat krusial.
Semua tantangan itu akan terbayar lunas jika bisa dilewati dengan sukses. Sebab, juara di balapan sore nanti dicatat sejarah sebagai jawara perdana di Sirkuit Mandalika. Juara GP Indonesia setelah 25 tahun absen dari kalender balap MotoGP.
Sementara itu, balapan hari ini disaksikan secara langsung oleh Presiden Joko Widodo. Berdasar informasi yang dihimpun, Jokowi akan datang ke Sirkuit Mandalika pada siang hari.
Kemarin, di area Sirkuit Mandalika dilakukan simulasi kedatangan Jokowi. Baik di area akses masuk ke sirkuit maupun ke area royal box. Ratusan pasukan pengamanan dari polri/TNI tersebar di seluruh area tersebut.
Hanya, Wakil Direktur Mandalika Grand Prix Association (MGPA) Cahyadi Wanda belum bisa memastikan detail kedatangan, agenda, dan tempat Presiden Jokowi selama berada di Sirkuit Mandalika. "Selain itu, tempat Presiden Jokowi menyaksikan balapan belum bisa dipastikan. Bisa berada di royal box ataupun di tempat lainnya. Nanti dipastikan paspampres," ungkap Cahyadi.
Dari Bukit, Nikmati Balapan dan View Pantai
Saat sesi kualifikasi MotoGP, kemarin, ribuan pasang mata melihat langsung aksi para pembalap dunia. Bukan hanya di dalam tribun. Keseruan menonton ajang balapan MotoGP juga dirasakan para penonton di luar tribun. Mereka memenuhi bukit yang mengitari Sirkuit Mandalika.
Kemarin Jawa Pos (RPG) menyaksikan keseruan tersebut dari dekat. Sejak pagi, mereka berbondong-bondong naik ke atas bukit. Namanya Bukit Rangkep. Posisinya di depan tikungan ke-17. Dari atas ketinggian itu, para penonton bisa melihat view sirkuit secara jelas. "Nonton di sini saja sudah jelas," kata Rizaldi, salah seorang warga.
Puluhan orang berdiri menghadap ke arah sirkuit. Sebagian lagi duduk. Bukan hanya orang dewasa, anak-anak juga ikut menonton dari atas bukit. Di sekitar lokasi, sejumlah aparat dengan senjata lengkap terlihat berjaga-jaga.
Bukan hanya pengunjung lokal, banyak warga luar daerah yang juga ikut berdesakan di atas bukit. Bahkan, berdasar pantauan Jawa Pos kemarin, beberapa wisatawan asing tampak menonton di Bukit Rangkep. Salah satunya, Benjamin Christoper.
Wisatawan asal Australia itu memang datang ke Lombok untuk menonton MotoGP. Dia sudah mengantongi tiket menonton pada hari ketiga (race day). "Tiket menonton buat besok (hari ini, red) sudah ada. Hari ini (kemarin, red) di sini saja (atas bukit)," ujar Benjamin, lalu tertawa.
Di kawasan Pertamina Mandalika International Street Circuit, terdapat empat bukit yang memiliki view langsung menghadap ke arena sirkuit. Selain Bukit Rangkep, ada juga bukit kuburan. Lokasinya tepat di depan pintu utama sirkuit. Berikutnya, Bukit Jokowi. Lokasinya di sebelah utara sirkuit. Tidak jauh dari bukit kuburan. Lalu, ada Bukit Seger. Dari atas ketinggian, para penonton dapat melihat view sirkuit dan Pantai Kuta Mandalika di sisi selatan.
Kabidhumas Polda NTB Kombespol Artanto menyampaikan, pihaknya tidak melarang warga menonton dari atas bukit. Namun, petugas harus memastikan sisi keamanan dan kondusivitas. Karena itu, aparat ditugaskan di sekitar bukit. "Kami tidak melarang, tapi agar aman dan tertib. Jangan sampai terjadi insiden yang tidak baik. Misalnya, jatuh dari atas bukit," tutur Artanto.
Keputusan membiarkan warga lokal menonton MotoGP secara gratis itu dilakukan setelah otoritas keamanan sirkuit bertemu dengan pihak terkait. Yaitu, MGPA dan ITDC. Dalam pertemuan tersebut, penyelenggara membiarkan warga menonton dari balik bukit. Petugas keamanan tetap menjaga secara ketat agar kondisi tetap aman. "Apalagi besok (hari ini, red). Kami akan lebih ketat lagi," tegas perwira dengan tiga melati di pundak tersebut.(mar/cak/ren/c14/fal/jpg)
Laporan JPG, Lombok Tengah