(RIAUPOS.CO) — “Neymar, casse-toi !”. Ya, begitulah tulisan dalam salah satu spanduk yang dibawa oleh kelompok ultras pendukung Paris Saint-Germain (PSG) di Parc des Princes, Paris, Senin (12/8) dinihari WIB. Artinya kira-kira: ‘’Pergilah, Neymar!’’. Chant yang mengejeknya sebagai “Anak pelacur” juga terdengar.
Padahal, tidak ada nama Neymar di dalam komposisi Les Parisien, julukan PSG. Tetapi, pendukung PSG tak mau melihat pemain termahal dunia itu kembali di Camp des Loges, kamp latihan PSG. ‘’Susah untuk menghentikannya (hujatan ke Neymar), saya tak dapat berkata apa-apa,’’ ucap entraineur PSG Thomas Tuchel, dikutip L’Equipe.
‘’Saya tak mendengarnya langsung, saya mengetahuinya setelah ditelepon keluarga saya pascalaga,’’ tambah Tuchel. Yang Tuchel tahu, kondisi Neymar masih belum 100 persen fit usai pulih dari cedera engkel. Di satu sisi, dia bisa memahami reaksi dari fans PSG. ‘’Tak semuanya senang dengan sikapnya (Neymar) ataupun perkataannya,’’ ungkap mantan der trainer Borussia Dortmund itu.
Di sisi lain, dia tak mau terlalu jauh mengomentari rumor transfer yang belum menjauhi Neymar. Terutama dengan duo Clasico, di antara Real Madrid dan Barcelona. ‘’Neymar saat ini masih pemain kami, pemainku, dan saya selalu melindungi pemainku. Dia tetap di ruang ganti, dia masih di sini, dan saya melindunginya,’’ tutur tactician 45 tahun itu.
Untung, Thiago Silva dkk di lapangan menunjukkan masih bisa menang besar meskipun tanpa Neymar. PSG menang tiga gol tanpa balas atas Nimes. Kylian Mbappe tetap jadi penentu bagi PSG dengan satu gol dan satu assist-nya. Gol Mbappe terjadi pada menit ke-56. Lalu, dia menginspirasi gol Angel Di Maria pada menit ke-69.
Edinson Cavani sudah membukanya terlebih dulu pada menit ke-24 melalui titik penalti. Nah trio Mbappe, Cavani, dan Pablo Sarabia yang jadi formasi starter Tuchel. Komposisi front three itu sudah dipakai dalam tiga laga terakhir. Satu di Trophee des Champions dan lainnya di laga uji coba pramusim kontra Sydney FC (30/7).
Tak sekalipun memainkan laga pramusim tanpa Neymar sudah membuat Tuchel mudah dalam mengatur formasi. Baik 4-4-2 tanpa Neymar dengan duet Mbappe-Cavani, atau 4-3-3 di depan antara Sarabia atau Di Maria yang menemani Mbappe dan Cavani. Bisa lebih bagus jika tanpa Neymar? ‘’Tergantung sejauh mana kami mencoba,’’ ungkap Mbappe kepada Canal+.
‘’Tapi kami tak bisa berbohong, kami pun harus melihat apa yang terjadi dengan Neymar. Kami bukan tim yang sama saat tanpa Neymar, begitu pula saat bersamanya. Kami melakukan yang terbaik bagi fans,’’ beber Donatello, julukan Mbappe. ‘’Kami sangat dekat dengan Neymar. Dia pemain yang banyak memberi ke PSG. Musim lalu, dia mencetak gol di beberapa momen-momen penting,’’ bela gelandang PSG Marco Veratti, kepada L’Equipe.(ren/eca)
Laporan JPG, Paris