Kamis, 19 September 2024

Serie A Bisa Berakhir Tanpa Juara, Tanpa Degradasi

MILAN (RIAUPOS.CO) – Penyebaran virus corona (Covid-19) di Italia tampaknya semakin meluas.  Buktinya, Selasa waktu setempat, Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte, mengumumkan bahwa semua iven  olahraga, termasuk Serie A, dihentikan untuk sementara. Tak sekadar dihentikan. 

Namun, pemerintah Italia juga melakukan karantina di seluruh negeri hingga keadaan membaik. Semua warga dilarang meninggalkan rumah kecuali ada keperluan mendesak.

Warga dan pemerintah Italia memang pantas untuk waswas.  Sebab, hingga Selasa tercatat ada 9.172 kasus yang dinyatakan  positif corona. Bahkan, 1.598 di antaranya terjadi hanya dalam 24 jam yang berujung kematian 97 orang. Total, korban jiwa menjadi 463 dan 733 lainnya dalam perawatan intensif.

 “Angka tersebut menjelaskan bahwa ada peningkatan yang signifikan dalam penularan (Covid-19, red). Kita harus mengorbankan sesuatu untuk kebaikan seluruh Italia,'' ucap Conte seperti dilansir La Gazzetta dello Sport.

- Advertisement -

Meski begitu, semua tim tetap diperbolehkan menggelar latihan. Beberapa tim seperti Juventus, Atalanta, Napoli, AS Roma, dan Inter Milan yang masih ada pertandingan di kompetisi Eropa, masih bisa berlaga minimal tanpa penonton, atau sesuai jadwal yang  ditetapkan melalui pertimbangan dari pemerintah.

Baca Juga:  Kejutan, Medvedev Disingkirkan Petenis Nonunggulan Asal Hongaria

Sedangkan mengeanai hak siar televisi, belum ada pembaruan. Pekan depan, akan ada pertemuan yang akan membahas hak-hak televisi untuk periode tiga tahun hingga 2024. Dalam pertemuan itu sangat mungkin akan jadi kesempatan untuk membahas kelanjutan hak siar musim ini.

- Advertisement -

Lantas, bagaimana nasib Serie A selanjutnya? La Repubblica melansir beberapa kemungkinan yang bisa ditempuh jika kondisi tak membaik hingga bulan depan. Yang pertama adalah menyusun ulang jadwal pertandingan untuk bulan Mei, dengan bermain setiap dua atau tiga hari. Artinya, akan ada penundaan di Coppa Italia hingga Juni atau Agustus.

 Nah, jika tetap kukuh ingin melanjutkan kompetisi hingga wabah Covid-19 mereda, sangat mungkin bisa berimbas kepada progres Italia sebagai salah satu dari 12 negara tuan rumah Euro 2020.

Baca Juga:   Bamford Bawa Leeds Kalahkan Burnley

Yang kedua musim berakhir prematur. Ini bisa menjadi opsi terburuk. Tetapi, FIGC (Federasi Sepakbola Italia) sangat mungkin tidak akan memberikan scudetto kepada tim mana pun karena musim tidak selesai. Termasuk kepada Juventus yang saat ini jadi capolista. Tetapi tim-tim yang lolos ke Liga Champions dan Liga Europa tetap dipilih sesuai regulasi.

Sisi baiknya dari musim yang berakhir lebih dini, adalah tidak adanya klub yang degradasi. Jadi, untuk musim depan Serie A akan bermain dengan 22 tim. Itu efek dari dua tim teratas Serie B yang promosi langsung tanpa jalur play-off yang juga akan ditiadakan.

Sumber: La Gazzetta dello Sport/La Repubblica/Jawa Pos
Editor: Hary B Koriun

 

MILAN (RIAUPOS.CO) – Penyebaran virus corona (Covid-19) di Italia tampaknya semakin meluas.  Buktinya, Selasa waktu setempat, Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte, mengumumkan bahwa semua iven  olahraga, termasuk Serie A, dihentikan untuk sementara. Tak sekadar dihentikan. 

Namun, pemerintah Italia juga melakukan karantina di seluruh negeri hingga keadaan membaik. Semua warga dilarang meninggalkan rumah kecuali ada keperluan mendesak.

Warga dan pemerintah Italia memang pantas untuk waswas.  Sebab, hingga Selasa tercatat ada 9.172 kasus yang dinyatakan  positif corona. Bahkan, 1.598 di antaranya terjadi hanya dalam 24 jam yang berujung kematian 97 orang. Total, korban jiwa menjadi 463 dan 733 lainnya dalam perawatan intensif.

 “Angka tersebut menjelaskan bahwa ada peningkatan yang signifikan dalam penularan (Covid-19, red). Kita harus mengorbankan sesuatu untuk kebaikan seluruh Italia,'' ucap Conte seperti dilansir La Gazzetta dello Sport.

Meski begitu, semua tim tetap diperbolehkan menggelar latihan. Beberapa tim seperti Juventus, Atalanta, Napoli, AS Roma, dan Inter Milan yang masih ada pertandingan di kompetisi Eropa, masih bisa berlaga minimal tanpa penonton, atau sesuai jadwal yang  ditetapkan melalui pertimbangan dari pemerintah.

Baca Juga:   Bamford Bawa Leeds Kalahkan Burnley

Sedangkan mengeanai hak siar televisi, belum ada pembaruan. Pekan depan, akan ada pertemuan yang akan membahas hak-hak televisi untuk periode tiga tahun hingga 2024. Dalam pertemuan itu sangat mungkin akan jadi kesempatan untuk membahas kelanjutan hak siar musim ini.

Lantas, bagaimana nasib Serie A selanjutnya? La Repubblica melansir beberapa kemungkinan yang bisa ditempuh jika kondisi tak membaik hingga bulan depan. Yang pertama adalah menyusun ulang jadwal pertandingan untuk bulan Mei, dengan bermain setiap dua atau tiga hari. Artinya, akan ada penundaan di Coppa Italia hingga Juni atau Agustus.

 Nah, jika tetap kukuh ingin melanjutkan kompetisi hingga wabah Covid-19 mereda, sangat mungkin bisa berimbas kepada progres Italia sebagai salah satu dari 12 negara tuan rumah Euro 2020.

Baca Juga:  Kejutan, Medvedev Disingkirkan Petenis Nonunggulan Asal Hongaria

Yang kedua musim berakhir prematur. Ini bisa menjadi opsi terburuk. Tetapi, FIGC (Federasi Sepakbola Italia) sangat mungkin tidak akan memberikan scudetto kepada tim mana pun karena musim tidak selesai. Termasuk kepada Juventus yang saat ini jadi capolista. Tetapi tim-tim yang lolos ke Liga Champions dan Liga Europa tetap dipilih sesuai regulasi.

Sisi baiknya dari musim yang berakhir lebih dini, adalah tidak adanya klub yang degradasi. Jadi, untuk musim depan Serie A akan bermain dengan 22 tim. Itu efek dari dua tim teratas Serie B yang promosi langsung tanpa jalur play-off yang juga akan ditiadakan.

Sumber: La Gazzetta dello Sport/La Repubblica/Jawa Pos
Editor: Hary B Koriun

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari