Sabtu, 9 November 2024

Melawan Ancaman Kelelahan

- Advertisement -

MANILA (RIAUPOS.CO) — Myanmar bakal menjadi lawan yang menyulitkan bagi timnas Indonesia U-23 sore nanti.  Itu jika mengacu pada catatan pertemuan di arena SEA Games. Dari tujuh kali bentrok di ajang multiiven negara Asia Tenggara itu, timnas hanya membukukan dua kemenangan. Sebaliknya, Myanmar sudah mencatat tiga kali kemenangan.

Ancaman lainnya adalah soal kebugaran. Myanmar memiliki masa recovery yang lebih panjang ketimbang timnas. Tim asuhan Velizar Popov itu, terakhir kali bermain pada Senin lalu (2/12). Yakni, saat mereka melakoni laga terakhir Grup A.  Bandingkan dengan Indonesia yang baru Kamis lalu (5/12) bermain habis-habisan untuk memperebutkan tiket lolos semifinal.

- Advertisement -

Performa timnas kala masuk fase semifinal juga tak terlalu gemerlap. Sejak 1977, Indonesia tercatat 16 kali menembus semifinal. Namun, timnas hanya enam kali mencapai babak final. Dua di antaranya berakhir dengan raihan medali emas. Yakni pada edisi 1987 dan 1991.

Namun, Indra Sjafri tak mau terbebani catatan masa lalu. "Biarkan masa lalu menjadi masa lalu, saya harus melihat ke depan dan harus optimistis," terangnya dalam konferensi pers jelang semifinal, kemarin (6/12).

Baca Juga:  Hanya Satu Kesalahan The Godfather

Indra juga tak peduli dengan catatan pertemuan melawan Myanmar. Faktanya, dua tahun lalu atau pada pertemuan terakhir di arena SEA Games, Garuda Muda-julukan timnas U-23 berhasil mengatasi Myanmar. Pertemuan itu terjadi pada laga perebutan medali perunggu.  

- Advertisement -

Memang, situasinya sekarang jauh berbeda. Saat ini, Indra menangani timnas U-23. Sementara itu, Myanmar ditangani pelatih asal Bulgaria Velizar Popov.  "Banyak informasi yang kami dapatkan, dari video, dan pertandingan yang pernah kami lakoni," ujarnya.

Indra menyebutkan, motivasi para pemainnya meningkat. Selain itu, mengacu program latihan, mantan pelatih Bali United itu melihat progres pemainnya menuju peak performance. 

Di sisi lain, Velizar Popov menyatakan timnya berhasil membalik semua dugaan pengamat. Timnya memang tidak dijagokan lolos ke semifinal dari Grup A. "Tetapi pemain saya layak bermain di semifinal. Target kami di empat besar," terangnya.

Panen Emas dari Clark dan Subic
Indonesia mendekati target minimal 45 emas yang dipatok oleh pemerintah dalam SEA Games 2019. Kemarin (6/12), total 12 emas dipanen oleh kontingen Merah Putih. Mayoritas diperoleh lewat cabor-cabor yang dipertandingkan di luar klaster Manila. Rinciannya 5 emas didapatkan di klaster Subic, lalu 6 emas dari klaster Clark, dan sisanya dari Manila.

Baca Juga:  Van De Beek Menuju ke Madrid, Ini Kata Drenthe

Hingga malam tadi pukul 20.00 waktu setempat, Indonesia sudah mengumpulkan 40 emas, 41 perak, dan 48 perunggu. Posisi Indonesia naik ke peringkat kedua di klasemen medali sementara. Menyalip Vietnam yang sebelumnya unggul tipis. Capaian itu sekaligus memperbaiki prestasi Indonesia di SEA Games 2017. Dua tahun lalu di Kuala Lumpur, Indonesia hanya mengais 38 emas, 63 perak, dan 90 perunggu.

Yang perlu dicermati, banyak emas disumbangkan oleh cabor-cabor nonunggulan. Misalnya sambo, yang tidak disangka-sangka bisa membawa pulang tiga emas. Yakni dari nomor men’s combat 57 kg oleh Fajar, women’s sports sambo 80 kg dari Ridha Wahdaniyaty Ridwan, serta nomor beregu campuran.(nap/na/jpg)

MANILA (RIAUPOS.CO) — Myanmar bakal menjadi lawan yang menyulitkan bagi timnas Indonesia U-23 sore nanti.  Itu jika mengacu pada catatan pertemuan di arena SEA Games. Dari tujuh kali bentrok di ajang multiiven negara Asia Tenggara itu, timnas hanya membukukan dua kemenangan. Sebaliknya, Myanmar sudah mencatat tiga kali kemenangan.

Ancaman lainnya adalah soal kebugaran. Myanmar memiliki masa recovery yang lebih panjang ketimbang timnas. Tim asuhan Velizar Popov itu, terakhir kali bermain pada Senin lalu (2/12). Yakni, saat mereka melakoni laga terakhir Grup A.  Bandingkan dengan Indonesia yang baru Kamis lalu (5/12) bermain habis-habisan untuk memperebutkan tiket lolos semifinal.

Performa timnas kala masuk fase semifinal juga tak terlalu gemerlap. Sejak 1977, Indonesia tercatat 16 kali menembus semifinal. Namun, timnas hanya enam kali mencapai babak final. Dua di antaranya berakhir dengan raihan medali emas. Yakni pada edisi 1987 dan 1991.

- Advertisement -

Namun, Indra Sjafri tak mau terbebani catatan masa lalu. "Biarkan masa lalu menjadi masa lalu, saya harus melihat ke depan dan harus optimistis," terangnya dalam konferensi pers jelang semifinal, kemarin (6/12).

Baca Juga:  Hanya Satu Kesalahan The Godfather

Indra juga tak peduli dengan catatan pertemuan melawan Myanmar. Faktanya, dua tahun lalu atau pada pertemuan terakhir di arena SEA Games, Garuda Muda-julukan timnas U-23 berhasil mengatasi Myanmar. Pertemuan itu terjadi pada laga perebutan medali perunggu.  

Memang, situasinya sekarang jauh berbeda. Saat ini, Indra menangani timnas U-23. Sementara itu, Myanmar ditangani pelatih asal Bulgaria Velizar Popov.  "Banyak informasi yang kami dapatkan, dari video, dan pertandingan yang pernah kami lakoni," ujarnya.

Indra menyebutkan, motivasi para pemainnya meningkat. Selain itu, mengacu program latihan, mantan pelatih Bali United itu melihat progres pemainnya menuju peak performance. 

Di sisi lain, Velizar Popov menyatakan timnya berhasil membalik semua dugaan pengamat. Timnya memang tidak dijagokan lolos ke semifinal dari Grup A. "Tetapi pemain saya layak bermain di semifinal. Target kami di empat besar," terangnya.

Panen Emas dari Clark dan Subic
Indonesia mendekati target minimal 45 emas yang dipatok oleh pemerintah dalam SEA Games 2019. Kemarin (6/12), total 12 emas dipanen oleh kontingen Merah Putih. Mayoritas diperoleh lewat cabor-cabor yang dipertandingkan di luar klaster Manila. Rinciannya 5 emas didapatkan di klaster Subic, lalu 6 emas dari klaster Clark, dan sisanya dari Manila.

Baca Juga:  Van De Beek Menuju ke Madrid, Ini Kata Drenthe

Hingga malam tadi pukul 20.00 waktu setempat, Indonesia sudah mengumpulkan 40 emas, 41 perak, dan 48 perunggu. Posisi Indonesia naik ke peringkat kedua di klasemen medali sementara. Menyalip Vietnam yang sebelumnya unggul tipis. Capaian itu sekaligus memperbaiki prestasi Indonesia di SEA Games 2017. Dua tahun lalu di Kuala Lumpur, Indonesia hanya mengais 38 emas, 63 perak, dan 90 perunggu.

Yang perlu dicermati, banyak emas disumbangkan oleh cabor-cabor nonunggulan. Misalnya sambo, yang tidak disangka-sangka bisa membawa pulang tiga emas. Yakni dari nomor men’s combat 57 kg oleh Fajar, women’s sports sambo 80 kg dari Ridha Wahdaniyaty Ridwan, serta nomor beregu campuran.(nap/na/jpg)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari