Selasa, 8 April 2025
spot_img

Serie A

Roma vs Juventus: Adu Strategi Demi Tiket Liga Champions

RIAUPOS.CO – AS Roma dan Juventus akan bentrok dalam laga krusial Serie A yang dapat menentukan nasib mereka di papan atas klasemen. Pertandingan yang digelar di Stadion Olimpico, Roma, Senin (7/4/2025) dini hari WIB, menjadi ajang perebutan posisi di empat besar alias zona Liga Champions. Pertarungan ini akan disiarkan secara streaming di Vidio mulai pukul 01.45 WIB.

Kembalinya Claudio Ranieri ke kursi pelatih AS Roma sejak jeda internasional November lalu memberi angin segar bagi tim. Ini menjadi periode ketiganya menangani Giallorossi, dan sejauh ini ia berhasil mengangkat performa tim secara signifikan. Roma kini bersaing ketat dengan Bologna, Juventus, dan Lazio untuk posisi empat besar. Kemenangan atas Lecce akhir pekan lalu memperpanjang catatan positif mereka menjadi tujuh kemenangan beruntun di Serie A.

Di kubu lawan, Juventus baru saja melakukan pergantian pelatih yang cukup mengejutkan. Thiago Motta harus angkat kaki setelah dua kekalahan memalukan dari Atalanta dan Fiorentina dengan skor agregat 0-7. Sebagai pengganti, klub menunjuk legenda mereka, Igor Tudor, yang langsung memberikan dampak positif dengan membawa Juventus menang atas Genoa di laga perdananya.

Baca Juga:  Bilbao Keluhkan VAR, Zidane: Kami Sudah Lelah Dituding 

Ranieri yang sempat diragukan efektivitasnya, membuktikan bahwa jam terbang dan pengalamannya masih sangat berharga. Di bawah arahannya, Roma tampil lebih disiplin, baik dalam bertahan maupun saat menyerang balik. Menggunakan skema 3-4-2-1, mereka mampu tampil seimbang antara pertahanan kokoh dan kreativitas menyerang. Trio Matias Soule, Lorenzo Pellegrini, dan Artem Dovbyk jadi ujung tombak yang berbahaya.

“Roma punya potensi lebih besar dari posisi saat ini. Kami belum menyerah dan akan terus berjuang,” ujar Ranieri, pelatih yang pernah mengantarkan Leicester City meraih gelar Premier League musim 2015/2016.

Di sisi Juventus, Tudor mengusung pendekatan bertahan dengan tiga bek, mencoba membangun kembali struktur tim yang sempat goyah. Gol tunggal Kenan Yildiz ke gawang Genoa menjadi awal yang menjanjikan bagi era barunya di Turin. “Awal yang bagus ini harus kami lanjutkan, termasuk saat bertandang ke Roma,” ujar Tudor dikutip dari Football Italia.

Baca Juga:  Isi Bukunya Bocor, Chiellini Dianggap Menyerang Balotelli dan Melo

Namun, Roma tidak datang ke laga ini dengan kekuatan penuh. Alexis Saelemaekers harus absen karena akumulasi kartu, sementara Paulo Dybala, Devyne Rensch, dan Saud Abdulhamid masih berkutat dengan cedera. Situasi ini membuat Ranieri harus mengandalkan kedalaman skuad dan peran pemain muda seperti Gourna-Douath dan Angelino.

Andai Roma tampil seperti di bawah Ranieri sejak awal musim, mungkin mereka bisa bersaing di jalur juara. Kini, fokus mereka adalah mengamankan tiket ke Liga Champions. Faktor tuan rumah dan tren positif bisa jadi keunggulan mereka, namun laga ini diprediksi berjalan ketat dan minim gol karena gaya main hati-hati yang biasa diperlihatkan kedua tim dalam laga besar.

Sementara itu, Juventus masih berusaha menemukan bentuk permainan idealnya. Meski punya banyak pemain berkualitas, transisi ke gaya bermain Tudor belum sepenuhnya mulus. Selain itu, absennya Federico Gatti karena cedera dan ketidakpastian kondisi Andrea Cambiaso serta Douglas Luiz membuat Tudor harus memutar strategi di lini pertahanan.

RIAUPOS.CO – AS Roma dan Juventus akan bentrok dalam laga krusial Serie A yang dapat menentukan nasib mereka di papan atas klasemen. Pertandingan yang digelar di Stadion Olimpico, Roma, Senin (7/4/2025) dini hari WIB, menjadi ajang perebutan posisi di empat besar alias zona Liga Champions. Pertarungan ini akan disiarkan secara streaming di Vidio mulai pukul 01.45 WIB.

Kembalinya Claudio Ranieri ke kursi pelatih AS Roma sejak jeda internasional November lalu memberi angin segar bagi tim. Ini menjadi periode ketiganya menangani Giallorossi, dan sejauh ini ia berhasil mengangkat performa tim secara signifikan. Roma kini bersaing ketat dengan Bologna, Juventus, dan Lazio untuk posisi empat besar. Kemenangan atas Lecce akhir pekan lalu memperpanjang catatan positif mereka menjadi tujuh kemenangan beruntun di Serie A.

Di kubu lawan, Juventus baru saja melakukan pergantian pelatih yang cukup mengejutkan. Thiago Motta harus angkat kaki setelah dua kekalahan memalukan dari Atalanta dan Fiorentina dengan skor agregat 0-7. Sebagai pengganti, klub menunjuk legenda mereka, Igor Tudor, yang langsung memberikan dampak positif dengan membawa Juventus menang atas Genoa di laga perdananya.

Baca Juga:  Bilbao Keluhkan VAR, Zidane: Kami Sudah Lelah Dituding 

Ranieri yang sempat diragukan efektivitasnya, membuktikan bahwa jam terbang dan pengalamannya masih sangat berharga. Di bawah arahannya, Roma tampil lebih disiplin, baik dalam bertahan maupun saat menyerang balik. Menggunakan skema 3-4-2-1, mereka mampu tampil seimbang antara pertahanan kokoh dan kreativitas menyerang. Trio Matias Soule, Lorenzo Pellegrini, dan Artem Dovbyk jadi ujung tombak yang berbahaya.

“Roma punya potensi lebih besar dari posisi saat ini. Kami belum menyerah dan akan terus berjuang,” ujar Ranieri, pelatih yang pernah mengantarkan Leicester City meraih gelar Premier League musim 2015/2016.

Di sisi Juventus, Tudor mengusung pendekatan bertahan dengan tiga bek, mencoba membangun kembali struktur tim yang sempat goyah. Gol tunggal Kenan Yildiz ke gawang Genoa menjadi awal yang menjanjikan bagi era barunya di Turin. “Awal yang bagus ini harus kami lanjutkan, termasuk saat bertandang ke Roma,” ujar Tudor dikutip dari Football Italia.

Baca Juga:  JUVENTUS V UDINESE; JAGA POIN

Namun, Roma tidak datang ke laga ini dengan kekuatan penuh. Alexis Saelemaekers harus absen karena akumulasi kartu, sementara Paulo Dybala, Devyne Rensch, dan Saud Abdulhamid masih berkutat dengan cedera. Situasi ini membuat Ranieri harus mengandalkan kedalaman skuad dan peran pemain muda seperti Gourna-Douath dan Angelino.

Andai Roma tampil seperti di bawah Ranieri sejak awal musim, mungkin mereka bisa bersaing di jalur juara. Kini, fokus mereka adalah mengamankan tiket ke Liga Champions. Faktor tuan rumah dan tren positif bisa jadi keunggulan mereka, namun laga ini diprediksi berjalan ketat dan minim gol karena gaya main hati-hati yang biasa diperlihatkan kedua tim dalam laga besar.

Sementara itu, Juventus masih berusaha menemukan bentuk permainan idealnya. Meski punya banyak pemain berkualitas, transisi ke gaya bermain Tudor belum sepenuhnya mulus. Selain itu, absennya Federico Gatti karena cedera dan ketidakpastian kondisi Andrea Cambiaso serta Douglas Luiz membuat Tudor harus memutar strategi di lini pertahanan.

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos
spot_img

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

spot_img

Serie A

Roma vs Juventus: Adu Strategi Demi Tiket Liga Champions

RIAUPOS.CO – AS Roma dan Juventus akan bentrok dalam laga krusial Serie A yang dapat menentukan nasib mereka di papan atas klasemen. Pertandingan yang digelar di Stadion Olimpico, Roma, Senin (7/4/2025) dini hari WIB, menjadi ajang perebutan posisi di empat besar alias zona Liga Champions. Pertarungan ini akan disiarkan secara streaming di Vidio mulai pukul 01.45 WIB.

Kembalinya Claudio Ranieri ke kursi pelatih AS Roma sejak jeda internasional November lalu memberi angin segar bagi tim. Ini menjadi periode ketiganya menangani Giallorossi, dan sejauh ini ia berhasil mengangkat performa tim secara signifikan. Roma kini bersaing ketat dengan Bologna, Juventus, dan Lazio untuk posisi empat besar. Kemenangan atas Lecce akhir pekan lalu memperpanjang catatan positif mereka menjadi tujuh kemenangan beruntun di Serie A.

Di kubu lawan, Juventus baru saja melakukan pergantian pelatih yang cukup mengejutkan. Thiago Motta harus angkat kaki setelah dua kekalahan memalukan dari Atalanta dan Fiorentina dengan skor agregat 0-7. Sebagai pengganti, klub menunjuk legenda mereka, Igor Tudor, yang langsung memberikan dampak positif dengan membawa Juventus menang atas Genoa di laga perdananya.

Baca Juga:  Napoli Ramaikan Perburuan Tanda Tangan Paulo Dybala

Ranieri yang sempat diragukan efektivitasnya, membuktikan bahwa jam terbang dan pengalamannya masih sangat berharga. Di bawah arahannya, Roma tampil lebih disiplin, baik dalam bertahan maupun saat menyerang balik. Menggunakan skema 3-4-2-1, mereka mampu tampil seimbang antara pertahanan kokoh dan kreativitas menyerang. Trio Matias Soule, Lorenzo Pellegrini, dan Artem Dovbyk jadi ujung tombak yang berbahaya.

“Roma punya potensi lebih besar dari posisi saat ini. Kami belum menyerah dan akan terus berjuang,” ujar Ranieri, pelatih yang pernah mengantarkan Leicester City meraih gelar Premier League musim 2015/2016.

Di sisi Juventus, Tudor mengusung pendekatan bertahan dengan tiga bek, mencoba membangun kembali struktur tim yang sempat goyah. Gol tunggal Kenan Yildiz ke gawang Genoa menjadi awal yang menjanjikan bagi era barunya di Turin. “Awal yang bagus ini harus kami lanjutkan, termasuk saat bertandang ke Roma,” ujar Tudor dikutip dari Football Italia.

Baca Juga:  Simak, Ini Aturan Sistem Bubble untuk Penonton MotoGP di Mandalika

Namun, Roma tidak datang ke laga ini dengan kekuatan penuh. Alexis Saelemaekers harus absen karena akumulasi kartu, sementara Paulo Dybala, Devyne Rensch, dan Saud Abdulhamid masih berkutat dengan cedera. Situasi ini membuat Ranieri harus mengandalkan kedalaman skuad dan peran pemain muda seperti Gourna-Douath dan Angelino.

Andai Roma tampil seperti di bawah Ranieri sejak awal musim, mungkin mereka bisa bersaing di jalur juara. Kini, fokus mereka adalah mengamankan tiket ke Liga Champions. Faktor tuan rumah dan tren positif bisa jadi keunggulan mereka, namun laga ini diprediksi berjalan ketat dan minim gol karena gaya main hati-hati yang biasa diperlihatkan kedua tim dalam laga besar.

Sementara itu, Juventus masih berusaha menemukan bentuk permainan idealnya. Meski punya banyak pemain berkualitas, transisi ke gaya bermain Tudor belum sepenuhnya mulus. Selain itu, absennya Federico Gatti karena cedera dan ketidakpastian kondisi Andrea Cambiaso serta Douglas Luiz membuat Tudor harus memutar strategi di lini pertahanan.

RIAUPOS.CO – AS Roma dan Juventus akan bentrok dalam laga krusial Serie A yang dapat menentukan nasib mereka di papan atas klasemen. Pertandingan yang digelar di Stadion Olimpico, Roma, Senin (7/4/2025) dini hari WIB, menjadi ajang perebutan posisi di empat besar alias zona Liga Champions. Pertarungan ini akan disiarkan secara streaming di Vidio mulai pukul 01.45 WIB.

Kembalinya Claudio Ranieri ke kursi pelatih AS Roma sejak jeda internasional November lalu memberi angin segar bagi tim. Ini menjadi periode ketiganya menangani Giallorossi, dan sejauh ini ia berhasil mengangkat performa tim secara signifikan. Roma kini bersaing ketat dengan Bologna, Juventus, dan Lazio untuk posisi empat besar. Kemenangan atas Lecce akhir pekan lalu memperpanjang catatan positif mereka menjadi tujuh kemenangan beruntun di Serie A.

Di kubu lawan, Juventus baru saja melakukan pergantian pelatih yang cukup mengejutkan. Thiago Motta harus angkat kaki setelah dua kekalahan memalukan dari Atalanta dan Fiorentina dengan skor agregat 0-7. Sebagai pengganti, klub menunjuk legenda mereka, Igor Tudor, yang langsung memberikan dampak positif dengan membawa Juventus menang atas Genoa di laga perdananya.

Baca Juga:  JUVENTUS V LAZIO; JANJI ALLEGRI

Ranieri yang sempat diragukan efektivitasnya, membuktikan bahwa jam terbang dan pengalamannya masih sangat berharga. Di bawah arahannya, Roma tampil lebih disiplin, baik dalam bertahan maupun saat menyerang balik. Menggunakan skema 3-4-2-1, mereka mampu tampil seimbang antara pertahanan kokoh dan kreativitas menyerang. Trio Matias Soule, Lorenzo Pellegrini, dan Artem Dovbyk jadi ujung tombak yang berbahaya.

“Roma punya potensi lebih besar dari posisi saat ini. Kami belum menyerah dan akan terus berjuang,” ujar Ranieri, pelatih yang pernah mengantarkan Leicester City meraih gelar Premier League musim 2015/2016.

Di sisi Juventus, Tudor mengusung pendekatan bertahan dengan tiga bek, mencoba membangun kembali struktur tim yang sempat goyah. Gol tunggal Kenan Yildiz ke gawang Genoa menjadi awal yang menjanjikan bagi era barunya di Turin. “Awal yang bagus ini harus kami lanjutkan, termasuk saat bertandang ke Roma,” ujar Tudor dikutip dari Football Italia.

Baca Juga:  Juventus Gilas Sassuolo

Namun, Roma tidak datang ke laga ini dengan kekuatan penuh. Alexis Saelemaekers harus absen karena akumulasi kartu, sementara Paulo Dybala, Devyne Rensch, dan Saud Abdulhamid masih berkutat dengan cedera. Situasi ini membuat Ranieri harus mengandalkan kedalaman skuad dan peran pemain muda seperti Gourna-Douath dan Angelino.

Andai Roma tampil seperti di bawah Ranieri sejak awal musim, mungkin mereka bisa bersaing di jalur juara. Kini, fokus mereka adalah mengamankan tiket ke Liga Champions. Faktor tuan rumah dan tren positif bisa jadi keunggulan mereka, namun laga ini diprediksi berjalan ketat dan minim gol karena gaya main hati-hati yang biasa diperlihatkan kedua tim dalam laga besar.

Sementara itu, Juventus masih berusaha menemukan bentuk permainan idealnya. Meski punya banyak pemain berkualitas, transisi ke gaya bermain Tudor belum sepenuhnya mulus. Selain itu, absennya Federico Gatti karena cedera dan ketidakpastian kondisi Andrea Cambiaso serta Douglas Luiz membuat Tudor harus memutar strategi di lini pertahanan.

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari