Kamis, 19 September 2024

Pertahankan Tradisi Emas

MANILA (RIAUPOS.CO) — Indonesia masih melanjutkan tradisi emas dari nomor beregu putra dalam SEA Games 2019. Untuk keenam kalinya tim Merah Putih naik ke podium utama. Jonatan Christie dkk sukses mengumandangkan Indonesia Raya di Muntinlupa Sports Complex yang menjadi arena pertandingan bulutangkis.

Prestasi gemilang yang diperoleh Indonesia tidak lepas dari keberhasilan tim mengalahkan Malaysia dengan skor 3-1. Indonesia tepaksa harus bermain hingga partai keempat lantaran ganda putra Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto gagal menyumbang poin bagi tim. Mereka ditekuk kekalahan oleh pasangan Aaron Chia/Soh Wooi Yik lewat straight game 17-21, 13-21. Padahal laga penentuan itu sudah dimuka dengan mulus oleh Jojo.

"Menurut saya penampilan mereka jelek banget. Saya nggak puas. Ini penampilan terjelek mereka. Saya nggak tahu apakah mereka beban, karena harus memberikan kemenangan. Head to head memang kalah. Prediksi saya bakal kalah akan tetapi nggak kayak gitu. Saya kecewa lah sebagai pelatih," ucap Herry Iman Pierngadi, pelatih pelatnas ganda putra.

Baca Juga:  Banyak Pemain NBA Terinfeksi Corona, Kompetisi Bisa Dihentikan Lagi

Tak pelak hasil itu membuat Indonesia harus menambah satu partai untuk memastikan kemenangan. Sejatinya Fajar/Rian menjadi andalan utama untuk membawa Indonesia menang telak di babak final. Itulah alasan utama PP PBSI memasang pemain bintang untuk pertandingan beregu ini. Padahal jika skenario bisa terlaksana sempurna, maka Anthony Sinisuka Ginting akan menjadi partai penutup.

- Advertisement -

Kenyataannya tidak semulus yang diharapkan. Ginting juga nyaris tergelincir, karena Soong Joo Ven memberi perlawanan yang cukup sengit dan menyulitkan. Dia pun mengalami kekalahan di set pertama 13-21. Untung saja dia mampu memaksakan rubber game hingga merebut kemenangan 21-15, 21-18.

Ganda putra Wahyu Nayaka Arya Pangkaryanira/Ade Yusuf Santoso memikul beban berat. Mereka menjadi partai penentu. Pasangan ini terlihat sangat emosional dengan berkali-kali teriak jika berhasil mencetak poin saat melawan Ong Yew Sin/Teo Ee Yi. “Itu cara kami mengatasi pressure. Jadi coba main maksimal. Anggap saja kalau kami menang, Indonesia dapat emas. Kami kalah masih ada partai selanjutnya," ucap Wahyu setelah upacara pengalungan medali.

- Advertisement -
Baca Juga:  Quartararo Masih Memimpin Klasemen MotoGP 2020 

Kemenangan 21-16, 21-19 yang diciptakan Wahyu/Ade turut mendobrak kebiasaan lama mereka. Dalam berbagai turnamen pasangan ini dikenal jarang sekali menang dua game langsung. Kalaupun bisa menghabisi lawan, pasti bakal ada deuce super ketat. Seringnya Wahyu/Ade terpaksa bermain sampai tiga game untuk lolos ke babak selanjutnya. Tetapi mereka kemarin melakukan pembuktian baru.

Bahkan keduanya sempat nyengir saat Jawa Pos menanyakan soal ini. Ade menganggukkan kepala tanda setuju jika selama ini tak pernah menang mudah. "Persiapan kami lebih banyak soal mental. Kalau urusan teknik mungkin cuma sedikit," ungkap Ade.

Kemenangan yang diraih ini semakin menegaskan dominasi Indonesia di level Asia Tenggara. Seperti diketahui Indonesia belum memiliki penantang yang cukup kuat. Sektor putra Thailand dan Malaysia mulai cukup menonjol tahun ini, tetapi belum mampu mematahkan tradisi emas yang selalu dibawa pulang oleh Indonesia.(feb/eca)

Laporan JPG, Muntinlupa

MANILA (RIAUPOS.CO) — Indonesia masih melanjutkan tradisi emas dari nomor beregu putra dalam SEA Games 2019. Untuk keenam kalinya tim Merah Putih naik ke podium utama. Jonatan Christie dkk sukses mengumandangkan Indonesia Raya di Muntinlupa Sports Complex yang menjadi arena pertandingan bulutangkis.

Prestasi gemilang yang diperoleh Indonesia tidak lepas dari keberhasilan tim mengalahkan Malaysia dengan skor 3-1. Indonesia tepaksa harus bermain hingga partai keempat lantaran ganda putra Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto gagal menyumbang poin bagi tim. Mereka ditekuk kekalahan oleh pasangan Aaron Chia/Soh Wooi Yik lewat straight game 17-21, 13-21. Padahal laga penentuan itu sudah dimuka dengan mulus oleh Jojo.

"Menurut saya penampilan mereka jelek banget. Saya nggak puas. Ini penampilan terjelek mereka. Saya nggak tahu apakah mereka beban, karena harus memberikan kemenangan. Head to head memang kalah. Prediksi saya bakal kalah akan tetapi nggak kayak gitu. Saya kecewa lah sebagai pelatih," ucap Herry Iman Pierngadi, pelatih pelatnas ganda putra.

Baca Juga:  Tottenham Diskusi dengan Conte soal Kane

Tak pelak hasil itu membuat Indonesia harus menambah satu partai untuk memastikan kemenangan. Sejatinya Fajar/Rian menjadi andalan utama untuk membawa Indonesia menang telak di babak final. Itulah alasan utama PP PBSI memasang pemain bintang untuk pertandingan beregu ini. Padahal jika skenario bisa terlaksana sempurna, maka Anthony Sinisuka Ginting akan menjadi partai penutup.

Kenyataannya tidak semulus yang diharapkan. Ginting juga nyaris tergelincir, karena Soong Joo Ven memberi perlawanan yang cukup sengit dan menyulitkan. Dia pun mengalami kekalahan di set pertama 13-21. Untung saja dia mampu memaksakan rubber game hingga merebut kemenangan 21-15, 21-18.

Ganda putra Wahyu Nayaka Arya Pangkaryanira/Ade Yusuf Santoso memikul beban berat. Mereka menjadi partai penentu. Pasangan ini terlihat sangat emosional dengan berkali-kali teriak jika berhasil mencetak poin saat melawan Ong Yew Sin/Teo Ee Yi. “Itu cara kami mengatasi pressure. Jadi coba main maksimal. Anggap saja kalau kami menang, Indonesia dapat emas. Kami kalah masih ada partai selanjutnya," ucap Wahyu setelah upacara pengalungan medali.

Baca Juga:  Guardiola Punya Rekor Bagus di Liga Champions, Madrid Terjepit

Kemenangan 21-16, 21-19 yang diciptakan Wahyu/Ade turut mendobrak kebiasaan lama mereka. Dalam berbagai turnamen pasangan ini dikenal jarang sekali menang dua game langsung. Kalaupun bisa menghabisi lawan, pasti bakal ada deuce super ketat. Seringnya Wahyu/Ade terpaksa bermain sampai tiga game untuk lolos ke babak selanjutnya. Tetapi mereka kemarin melakukan pembuktian baru.

Bahkan keduanya sempat nyengir saat Jawa Pos menanyakan soal ini. Ade menganggukkan kepala tanda setuju jika selama ini tak pernah menang mudah. "Persiapan kami lebih banyak soal mental. Kalau urusan teknik mungkin cuma sedikit," ungkap Ade.

Kemenangan yang diraih ini semakin menegaskan dominasi Indonesia di level Asia Tenggara. Seperti diketahui Indonesia belum memiliki penantang yang cukup kuat. Sektor putra Thailand dan Malaysia mulai cukup menonjol tahun ini, tetapi belum mampu mematahkan tradisi emas yang selalu dibawa pulang oleh Indonesia.(feb/eca)

Laporan JPG, Muntinlupa

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari