Jumat, 22 November 2024

Mengusik Penguasa Domestik

- Advertisement -

LONDON (RIAUPOS.CO) — Liverpool boleh bangga dengan statusnya sebagai penguasa Eropa. Musim lalu, The Reds, julukan Liverpool -berhasil merengkuh trofi Liga Champions. Namun, pentas domestik Inggris, Manchester City boleh menepuk dada. Sepanjang musim 2018-2019 lalu, City berhasil sapu bersih alias memborong tiga gelar domestik. Yakni Premier League, Piala FA, dan Piala Liga.

City pun berhak tampil di Stadion Wembley, London untuk berlaga di ajang FA Community Shield.  Karena tiga gelar domestik telah mereka borong, lawan yang harus dihadapi pada laga pembuka musim 2019-2010 adalah runner up Premier League musim lalu, Liverpool.

- Advertisement -

Jika rentetan laga pramusim menjadi acuan, City layak diunggulkan. Tim asuhan Pep Guardiola itu lebih stabil. Dari empat laga pramusim, City sudah membukukan tiga kemenangan dan sekali seri.  Sebaliknya Liverpool hanya tiga kali menang dalam tujuh pertandingan pramusim. The Reds kalah oleh Borussia Dortmund (21/7), Sevilla (22/7), dan Napoli (29/7). Sedangkan kemenangan diraih atas Tranmere Rovers (11/7), Bradford City (14/7), dan Olympique Lyon (1/8). Satu-satunya hasil seri ketika lawan Sporting Lisbon (26/7).

Baca Juga:  Arab Saudi v Korea Selatan; Benahi Lini Depan

Kendala lainnya, Juergen Klopp selaku arsitek The Reds tak bisa menurunkan komposisi terbaik di lini depan. Trio SMF (Mohamed Salah-Sadio Mane-Roberto Firmino) goyah. Mane yang baru bergabung dengan rekan-rekannya di Melwood Senin (5/8) waktu setempat, masih mendapat jatah liburan.  

“Harus ada pembicaraan tentang ini (liburan). Saya berbicara dengan Carlo Ancelotti (allenatore Napoli) jika rekan setim Sadio di timnas Senegal, yakni (Kalidou) Koulibaly, punya jatah empat pekan liburan,” kata Klopp seperti dikutip Daily Mail. “Sedangkan Sadio cuma separuhnya,” tambah pelatih berusia 52 tahun itu.

- Advertisement -

Menurut Klopp seharusnya Premier League tak terlalu terburu-buru memutar roda kompetisinya. “Kami tak perlu ini (laga pembuka kompetisi),’’ ujarnya. ‘’Ketika banyak liga elite belum memulai kompetisinya, Premier League malah sudah melakukannya,’’ lanjut Klopp merujuk Premier League musim ini yang sudah bergulir pada 9 Agustus mendatang. ‘’Ini tak masuk akal dan seseorang harus memikirkan soal pemulihan tenaga para pemain,” timpal mantan pelatih Borussia Dortmund itu.

Baca Juga:  Persiapan Alief untuk Honda DBL Camp: Makan dan Tidur Cukup

Sebetulnya, menurut Liverpool Echo problem terbesar Liverpool pasca juara Liga Champions adalah lini belakang. Joel Matip, Joe Gomez, dan Dejan Lovren tak berada dalam level yang sama dengan bek tengah utama Virgil van Dijk. Musim lalu, Gomez menjadi pilihan utama Klopp untuk berduet dengan Van Dijk. Namun ketika Gomez cedera hingga final Liga Champions, Matip menjadi tandem Van Dijk. (dra/bas/jpg)

LONDON (RIAUPOS.CO) — Liverpool boleh bangga dengan statusnya sebagai penguasa Eropa. Musim lalu, The Reds, julukan Liverpool -berhasil merengkuh trofi Liga Champions. Namun, pentas domestik Inggris, Manchester City boleh menepuk dada. Sepanjang musim 2018-2019 lalu, City berhasil sapu bersih alias memborong tiga gelar domestik. Yakni Premier League, Piala FA, dan Piala Liga.

City pun berhak tampil di Stadion Wembley, London untuk berlaga di ajang FA Community Shield.  Karena tiga gelar domestik telah mereka borong, lawan yang harus dihadapi pada laga pembuka musim 2019-2010 adalah runner up Premier League musim lalu, Liverpool.

- Advertisement -

Jika rentetan laga pramusim menjadi acuan, City layak diunggulkan. Tim asuhan Pep Guardiola itu lebih stabil. Dari empat laga pramusim, City sudah membukukan tiga kemenangan dan sekali seri.  Sebaliknya Liverpool hanya tiga kali menang dalam tujuh pertandingan pramusim. The Reds kalah oleh Borussia Dortmund (21/7), Sevilla (22/7), dan Napoli (29/7). Sedangkan kemenangan diraih atas Tranmere Rovers (11/7), Bradford City (14/7), dan Olympique Lyon (1/8). Satu-satunya hasil seri ketika lawan Sporting Lisbon (26/7).

Baca Juga:  Mutiara Hitam Jaga Konsistensi 

Kendala lainnya, Juergen Klopp selaku arsitek The Reds tak bisa menurunkan komposisi terbaik di lini depan. Trio SMF (Mohamed Salah-Sadio Mane-Roberto Firmino) goyah. Mane yang baru bergabung dengan rekan-rekannya di Melwood Senin (5/8) waktu setempat, masih mendapat jatah liburan.  

- Advertisement -

“Harus ada pembicaraan tentang ini (liburan). Saya berbicara dengan Carlo Ancelotti (allenatore Napoli) jika rekan setim Sadio di timnas Senegal, yakni (Kalidou) Koulibaly, punya jatah empat pekan liburan,” kata Klopp seperti dikutip Daily Mail. “Sedangkan Sadio cuma separuhnya,” tambah pelatih berusia 52 tahun itu.

Menurut Klopp seharusnya Premier League tak terlalu terburu-buru memutar roda kompetisinya. “Kami tak perlu ini (laga pembuka kompetisi),’’ ujarnya. ‘’Ketika banyak liga elite belum memulai kompetisinya, Premier League malah sudah melakukannya,’’ lanjut Klopp merujuk Premier League musim ini yang sudah bergulir pada 9 Agustus mendatang. ‘’Ini tak masuk akal dan seseorang harus memikirkan soal pemulihan tenaga para pemain,” timpal mantan pelatih Borussia Dortmund itu.

Baca Juga:  Arab Saudi v Korea Selatan; Benahi Lini Depan

Sebetulnya, menurut Liverpool Echo problem terbesar Liverpool pasca juara Liga Champions adalah lini belakang. Joel Matip, Joe Gomez, dan Dejan Lovren tak berada dalam level yang sama dengan bek tengah utama Virgil van Dijk. Musim lalu, Gomez menjadi pilihan utama Klopp untuk berduet dengan Van Dijk. Namun ketika Gomez cedera hingga final Liga Champions, Matip menjadi tandem Van Dijk. (dra/bas/jpg)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari