JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Tak selamanya Zlatan Ibrahimovic menjadi dewa penyelamat bagi AC Milan. Khusus untuk Derby della Madonnina ke-227 di Stadio Giuseppe Meazza kemarin (27/1), Ibra justru jadi â€pesakitan†bagi Rossoneri.
Ibra menerima kartu kuning kedua pada menit ke-58 yang membuat AC Milan tertekan dan akhirnya kalah 1-2 dalam perempat final Coppa Italia. Sebelum pengusiran tersebut, AC Milan unggul 1-0 dengan Ibra sebagai pencetak gol pada menit ke-35.
Itu sekaligus gol keempat Ibra dalam tiga Derby della Madonnina terakhirnya atau sejak bergabung dengan Rossoneri setahun lalu.
â€AC Milan tidak menderita sebelum bermain dengan 10 orang. Perilaku buruk (Ibra) yang harus dibayar mahal,†ucap Massimo Ambrosini, mantan gelandang AC Milan, saat menjadi pandit Sky Italia.
Ibra memang emosional kemarin. Insiden yang paling menuai atensi adalah ketika dia nyaris baku hantam dengan striker Inter Romelu Lukaku sebelum babak pertama berakhir.
Keduanya lalu terlibat adu mulut yang membuat wasit Paolo Valeri memberikan kartu kuning kepada dua pemain yang pernah satu tim di Manchester United tersebut.
Friksi mereka kembali memanas setelah Valeri membunyikan peluit tanda jeda. Lukaku berusaha mengejar Ibra, tetapi ditahan rekan setimnya. Friksi itu dipicu provokasi Ibra yang menyebut Lukaku sebagai keledai. â€Valeri terlalu lembek. Saat itu Ibra dan Lukaku semestinya dikartu merah,†kritik Tuttosport.
Allenatore AC Milan Stefano Pioli menyatakan, Ibra telah meminta maaf kepada tim atas perilakunya. Menilik rekam jejaknya, Ibra beberapa kali melakukan tindakan emosional di lapangan yang berakibat kekalahan timnya. Tak ubahnya penyakit kambuhan.
Yang paling memorable adalah ketika dia mencengkeram rahang bek Fenerbahce yang kini jadi rekan setimnya di AC Milan, Simon Kjaer. Momen itu terjadi pada fase grup Liga Europa musim 2016−2017. Kala itu Ibra membela United dan United kalah 1-2.
Sumber : JawaPos.com
Editor : M Ali Nurman
JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Tak selamanya Zlatan Ibrahimovic menjadi dewa penyelamat bagi AC Milan. Khusus untuk Derby della Madonnina ke-227 di Stadio Giuseppe Meazza kemarin (27/1), Ibra justru jadi â€pesakitan†bagi Rossoneri.
Ibra menerima kartu kuning kedua pada menit ke-58 yang membuat AC Milan tertekan dan akhirnya kalah 1-2 dalam perempat final Coppa Italia. Sebelum pengusiran tersebut, AC Milan unggul 1-0 dengan Ibra sebagai pencetak gol pada menit ke-35.
- Advertisement -
Itu sekaligus gol keempat Ibra dalam tiga Derby della Madonnina terakhirnya atau sejak bergabung dengan Rossoneri setahun lalu.
â€AC Milan tidak menderita sebelum bermain dengan 10 orang. Perilaku buruk (Ibra) yang harus dibayar mahal,†ucap Massimo Ambrosini, mantan gelandang AC Milan, saat menjadi pandit Sky Italia.
- Advertisement -
Ibra memang emosional kemarin. Insiden yang paling menuai atensi adalah ketika dia nyaris baku hantam dengan striker Inter Romelu Lukaku sebelum babak pertama berakhir.
Keduanya lalu terlibat adu mulut yang membuat wasit Paolo Valeri memberikan kartu kuning kepada dua pemain yang pernah satu tim di Manchester United tersebut.
Friksi mereka kembali memanas setelah Valeri membunyikan peluit tanda jeda. Lukaku berusaha mengejar Ibra, tetapi ditahan rekan setimnya. Friksi itu dipicu provokasi Ibra yang menyebut Lukaku sebagai keledai. â€Valeri terlalu lembek. Saat itu Ibra dan Lukaku semestinya dikartu merah,†kritik Tuttosport.
Allenatore AC Milan Stefano Pioli menyatakan, Ibra telah meminta maaf kepada tim atas perilakunya. Menilik rekam jejaknya, Ibra beberapa kali melakukan tindakan emosional di lapangan yang berakibat kekalahan timnya. Tak ubahnya penyakit kambuhan.
Yang paling memorable adalah ketika dia mencengkeram rahang bek Fenerbahce yang kini jadi rekan setimnya di AC Milan, Simon Kjaer. Momen itu terjadi pada fase grup Liga Europa musim 2016−2017. Kala itu Ibra membela United dan United kalah 1-2.
Sumber : JawaPos.com
Editor : M Ali Nurman