DUMAI (RIAUPOS.CO) – Pro dan kontra pembangunan Dumai Islamic Center (DIC) yang dilakukan Wali Kota Dumai, H Paisal tidak hanya terjadi di tengah masyarakat saja, namun banyak aparatur sipil negara (ASN) yang notabene adalah pembantu pemerintah ikut berpolemik.
Jumat (27/8) kemarin, Wako Dumai, H Paisal memimpin langsung Ground Breaking Pembangunan DIC di Jalan HR Subrantas Kota Dumai. Kegiatan Ground Breaking berjalan lancar, tanpa ada kendala.
Wako mengatakan, masih ada warga Dumai yang belum menerima pembangunan DIC, ada yang mempertanyakan izin. Wali Kota menegaskan, jauh sebelum dilaksanakannya kegiatan Ground Breaking Pemerintah telah mengurus dokumen administrasi yang dibutuhkan.
Wali Kota juga menyebutkan, ada oknum Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kota Dumai yang menjadi “kompor" ikut memanas-manasi suasana, memprovokasi masyarakat agar menolak pembangunan DIC.
"Saya tegaskan, Pilkada sudah selesai, sudah saatnya kita bersatu, bersama membangun Dumai. Kalau mau berpolitik tunggu di 2024," kata Wali Kota saat Ground Breaking Pembangunan DIC Jumat (27/8/).
Menurut Wali Kota, ASN sebagai pembantu pemerintah harus mendukung program Pemerintah, memberikan penjelasan kepada masyarakat tentang tujuan pembangunan DIC, jangan malah ikut memanas manasi suasana," tegasnya.
Dijelaskan Paisal, pembangunan DIC sudah dicanangkan sejak zaman almarhum Khairul Anwar saat menjabat sebagai Wali Kota Dumai (2010-2015), pembangunan DIC terkendala, tahun ini kami wujudkan.
"Kami diberi amanah oleh masyarakat Dumai memimpin Dumai. Kami bertanggung jawab membangun Dumai agar menjadi lebih baik. Pembangunan DIC juga salah satu janji politik kami yang harus dilaksanakan," ujar Wako.
DIC akan menjadi icon Dumai sebagai pusat agama, dakwah dan ekonomi. Selain dibangun masjid, dikawasan DIC akan dibangun rumah tahfiz, kantor MUI dan pusat pembelajaran agama Islam lainnya.
Di depan DIC, tepatnya di Taman Bukit Gelanggang akan dibangun pusat jajanan, dan pusat kuliner, tujuannya untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.
"DIC bukan punya Paisal, DIC punya masyarakat Dumai. Kami hanya ingin membangun Dumai menjadi lebih baik lagi dan mewujudkan keinginan masyarakat agar Dumai punya DIC sebagai icon Dumai," paparnya.
Pembangunan DIC menggunakan desain Turki Madinah. Jangka waktu pembangunan 2 tahun (2021-2022). Anggaran yang diperlukan untuk membangun DIC sekira Rp65 Miliar, anggarannya bersumber dari APBD Dumai sebesar Rp30 miliar melalui APBD 2022 dan 2023. Sisanya dari dana CSR Perusahaan di Dumai, dan sumbangan masyarakat.
"Semoga bantuan yang diberikan menjadi amal jariah dan mendapatkan balasan pahala dari Allah SWT," pungkasnya.(mx12/rpg)