Kamis, 19 September 2024

Pembagian BLT Ricuh, Massa Demo, Bakar Mobil dan Motor

MADINA (RIAUPOS.CO) – Kerusuhan terjadi di Desa Mompang Julu, Kecamatan Panyabungan Utara, Kabupaten Mandailing Natal (Madina). Kerusuhan itu karena ada masyarakat yang tidak mendapatkan bantuan langsung tunai (BLT) sebesar Rp 600 ribu yang berasal dari dana desa.

Kabidhumas Polda Sumut Kombespol Tatan Dirsan Atmaja mengatakan, akibat permasalahan BLT tersebut, sekitar 300-an orang warga melakukan unjuk rasa dari sore hingga Senin (29/6) malam. Massa menuduh kepala Desa Mompang Julu dinilai tidak transparan dalam pengolahan dana desa serta diduga melakukan praktik KKN.

”Massa pun berdemo, sekaligus meminta klarifikasi. Massa juga meminta Bupati Madina agar mencabut SK Kepala Desa Mompang Julu dan meminta penegak hukum memeriksa dan menangkap kepala desa mereka itu,” ujar Tatan Dirsan Atmaja seperti dilansir dari Antara.

Dalam aksi yang dilakukan, lanjut dia, massa juga melakukan pemblokiran jalan. ”Negosiasi sebetulnya sudah dilakukan, namun tidak menemukan titik temu. Tuntutan massa selambat-lambatnya akan diproses selama 5 hari,” kata Tatan Dirsan Atmaja.

- Advertisement -
Baca Juga:  Via Vallen Ungkap Lika Liku Perjalanan Kariernya

Pemblokiran jalan yang dilakukan massa pun semakin tidak terkendali. Massa juga melakukan penyerangan terhadap personel TNI-Polri yang berjaga-jaga dengan melemparkan kayu dan batu yang ada di bahu jalan. Selanjutnya, massa juga melakukan pembakaran terhadap satu unit motor, satu unit mobil Suzuki Baleno, dan satu unit mobil dinas Wakapolres Madina.

”Langkah-langkah persuasif dan komunikasi telah dilakukan aparat kepolisian. Bahkan, massa juga ada yang melibatkan anak-anak untuk melakukan aksi tersebut,” terang Tatan Dirsan Atmaja.

- Advertisement -

Sementara itu, enam personel Polres Madina mengalami luka-luka akibat kerusuhan mendapat perawatan di RSUD Panyabungan. ”Ada enam anggota Polri yang terluka saat mengamankan aksi unjuk rasa itu. Mereka sudah ditangani pihak medis,” kata Tatan Dirsan Atmaja pada Selasa (30/6) dini hari.

Baca Juga:  Berkas Perkara Tersangka Penyerang Novel Sudah Diserahkan ke Jaksa

Tatan menyebutkan, ke-6 personel polisi tersebut masing-masing AKP J. Hutajulu mengalami luka robek tulang kering kaki kanan, kemudian Aipda A.B. Siagian mengalami luka memar di kaki akibat lemparan batu. Selanjutnya, Bripda W.A. Putra terkilir bahu kiri, lalu Bripka A.R. Kurniawan mengalami luka robek kelopak mata sebelah kiri, serta Briptu M. Arif dan Bripka H. Sitorus mengalami luka memar di bagian kepala.

 

Sumber: Jawapos.com/Antara

Editor: E Sulaiman

MADINA (RIAUPOS.CO) – Kerusuhan terjadi di Desa Mompang Julu, Kecamatan Panyabungan Utara, Kabupaten Mandailing Natal (Madina). Kerusuhan itu karena ada masyarakat yang tidak mendapatkan bantuan langsung tunai (BLT) sebesar Rp 600 ribu yang berasal dari dana desa.

Kabidhumas Polda Sumut Kombespol Tatan Dirsan Atmaja mengatakan, akibat permasalahan BLT tersebut, sekitar 300-an orang warga melakukan unjuk rasa dari sore hingga Senin (29/6) malam. Massa menuduh kepala Desa Mompang Julu dinilai tidak transparan dalam pengolahan dana desa serta diduga melakukan praktik KKN.

”Massa pun berdemo, sekaligus meminta klarifikasi. Massa juga meminta Bupati Madina agar mencabut SK Kepala Desa Mompang Julu dan meminta penegak hukum memeriksa dan menangkap kepala desa mereka itu,” ujar Tatan Dirsan Atmaja seperti dilansir dari Antara.

Dalam aksi yang dilakukan, lanjut dia, massa juga melakukan pemblokiran jalan. ”Negosiasi sebetulnya sudah dilakukan, namun tidak menemukan titik temu. Tuntutan massa selambat-lambatnya akan diproses selama 5 hari,” kata Tatan Dirsan Atmaja.

Baca Juga:  Ikasi Turunkan 35 Atlet ke Kejurnas di Semarang

Pemblokiran jalan yang dilakukan massa pun semakin tidak terkendali. Massa juga melakukan penyerangan terhadap personel TNI-Polri yang berjaga-jaga dengan melemparkan kayu dan batu yang ada di bahu jalan. Selanjutnya, massa juga melakukan pembakaran terhadap satu unit motor, satu unit mobil Suzuki Baleno, dan satu unit mobil dinas Wakapolres Madina.

”Langkah-langkah persuasif dan komunikasi telah dilakukan aparat kepolisian. Bahkan, massa juga ada yang melibatkan anak-anak untuk melakukan aksi tersebut,” terang Tatan Dirsan Atmaja.

Sementara itu, enam personel Polres Madina mengalami luka-luka akibat kerusuhan mendapat perawatan di RSUD Panyabungan. ”Ada enam anggota Polri yang terluka saat mengamankan aksi unjuk rasa itu. Mereka sudah ditangani pihak medis,” kata Tatan Dirsan Atmaja pada Selasa (30/6) dini hari.

Baca Juga:  KLHK Kampanyekan Ramadhan Bersih dari Sampah

Tatan menyebutkan, ke-6 personel polisi tersebut masing-masing AKP J. Hutajulu mengalami luka robek tulang kering kaki kanan, kemudian Aipda A.B. Siagian mengalami luka memar di kaki akibat lemparan batu. Selanjutnya, Bripda W.A. Putra terkilir bahu kiri, lalu Bripka A.R. Kurniawan mengalami luka robek kelopak mata sebelah kiri, serta Briptu M. Arif dan Bripka H. Sitorus mengalami luka memar di bagian kepala.

 

Sumber: Jawapos.com/Antara

Editor: E Sulaiman

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari