- Advertisement -
JAKARTA(RIAUPOS.CO)– Pemerintah berencana mengubah skema subsidi gas elpiji 3 kilogram (kg) menjadi subsidi terapan. Pengamat Energy dari Universitas Gajah Mada Fahmy Radhi menilai rencana itu dapat menjadi solusi jangka pendek agar penyaluran subsidi elpiji tersebut dapat tepat sasaran.
Fahmy menjelaskan, sistem tertutup ini nantinya penerima subsidi gas melon adalah masyarakat yang membutuhkan atau masyarakat yang dikategorikan miskin.
- Advertisement -
“Jangka pendek ubah sistem distribusi dari terbuka jadi tertutup. Kalau siapapun bisa membeli tanpa sanksi. Di Wonosobo mie ongkol pakai gas 3 kg ada 10 an lebih. Laris sekali, mestinya dia eggak berhak tapi karena nggak ada sanksi,†ujarnya Wisma Bisnis Indonesia, Jakarta, Kamis (30/1).
Fahmy menuturkan, dalam pendistribusian dan implementasi subsidi gas melon tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya menggunakan barcodez
“Tapi harus ada komitmen mau barkode atau digabungkan dalam beras miskin atau penerima subsidi listrik 450 VA,†tuturnya.
- Advertisement -
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Perencanaan dan Infrastruktur Migas Kementerian ESDM, Alimuddin Basso mengatakan, anggaran subsidi gas melon tahun ini tidak berubah yaitu sebesar Rp 42,47 triliun.
Namun menurutnya, solusi yang bisa dijalankan adalah mengkonversi dari elpiji ke jaringan gas (Jargas).
“Isu 3 kg ini akan tetap ada, kedua rakyat berhak tetap dapat. Dari solusi yang kita lihat banyak salah satu dengan jargas, kontribusi kecil. Kami harap masyarakat bisa migrasi dengan memperbaiki fasilitas dan sistem,†tutupnya.
Editor : Deslina
Sumber: jawapos.com
JAKARTA(RIAUPOS.CO)– Pemerintah berencana mengubah skema subsidi gas elpiji 3 kilogram (kg) menjadi subsidi terapan. Pengamat Energy dari Universitas Gajah Mada Fahmy Radhi menilai rencana itu dapat menjadi solusi jangka pendek agar penyaluran subsidi elpiji tersebut dapat tepat sasaran.
Fahmy menjelaskan, sistem tertutup ini nantinya penerima subsidi gas melon adalah masyarakat yang membutuhkan atau masyarakat yang dikategorikan miskin.
- Advertisement -
“Jangka pendek ubah sistem distribusi dari terbuka jadi tertutup. Kalau siapapun bisa membeli tanpa sanksi. Di Wonosobo mie ongkol pakai gas 3 kg ada 10 an lebih. Laris sekali, mestinya dia eggak berhak tapi karena nggak ada sanksi,†ujarnya Wisma Bisnis Indonesia, Jakarta, Kamis (30/1).
Fahmy menuturkan, dalam pendistribusian dan implementasi subsidi gas melon tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya menggunakan barcodez
- Advertisement -
“Tapi harus ada komitmen mau barkode atau digabungkan dalam beras miskin atau penerima subsidi listrik 450 VA,†tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Perencanaan dan Infrastruktur Migas Kementerian ESDM, Alimuddin Basso mengatakan, anggaran subsidi gas melon tahun ini tidak berubah yaitu sebesar Rp 42,47 triliun.
Namun menurutnya, solusi yang bisa dijalankan adalah mengkonversi dari elpiji ke jaringan gas (Jargas).
“Isu 3 kg ini akan tetap ada, kedua rakyat berhak tetap dapat. Dari solusi yang kita lihat banyak salah satu dengan jargas, kontribusi kecil. Kami harap masyarakat bisa migrasi dengan memperbaiki fasilitas dan sistem,†tutupnya.
Editor : Deslina
Sumber: jawapos.com