Rabu, 18 September 2024

Mendikbud Nadiem Makarim Populer di Kalangan Generasi Z

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Hasil jajak pendapat dari Indonesia Popular Survey (IPS) menyimpulkan bahwa Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim populer di kalangan Generasi Z se-Jabodetabek. Nadiem dikenal dan populer diketahui melalui media sosial.

“Dari total responden, 73,2 persen mengenal Nadiem. Sementara, 26,8 persen menyatakan tidak kenal pendiri Gojek tersebut. Dengan demikian, dapat disimpulkan Nadiem ini cukup populer di kalangan Generasi Z,” ujar peneliti IPS Teguh Hidayatul Rachmad dalam keterangan tertulis yang diterima JawaPos.com, Jumat (29/11).

Teguh menjelaskan 61,3 persen Generasi Z yang jadi responden jajak pendapat ini mengenal Nadiem dari media sosial. Meski demikian, ada satu temuan menarik, yaitu Nadiem tidak punya media sosial.

“Nadiem itu tidak ada di media sosial, tapi justru Generasi Z itu banyak tahu dan kenal Nadiem dari media sosial. Nah, artinya ia jadi salah satu topik pembicaraan yang viral dibicarakan netizen dari Generasi Z,” katanya.

- Advertisement -

Selanjutnya, beberapa responden Generasi Z juga menyatakan mengenal Nadiem dari platform media-media lainnya. “16,8 persen kenal dari media TV; 16,5 persen dari portal berita online; 3,3 persen kenal dari media cetak; 1,5 persen kenal setelah bertemu tatap muka; 0,6 persen kenal dari media radio,” jelas Teguh.

Baca Juga:  Meski Tidak Ditahan, Kades Pangkalan Indarung Kuansing Tetap Ajukan Banding 

IPS juga meneliti tingkat keyakinan Generasi Z atas kinerja Nadiem sebagai Menteri. Secara garis besar, mayoritas Generasi Z percaya Nadiem akan memberikan performa terbaiknya.

- Advertisement -

“10,2 persen Generasi Z itu sangat yakin dengan kinerja Nadiem untuk lima tahun ke depan sebagai Menteri dan 47,1 persen juga menyatakan yakin. Ini artinya sudah lebih dari 50 persen Generasi Z percaya bahwa Nadiem akan bekerja dengan baik sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,” ujar Direktur IPS Alvin.

Masih ada 38 persen Generasi Z yang ragu-ragu akan kinerja Nadiem dan ada 4,7 persen menyatakan tidak yakin dengan kinerja anak dari pengacara Nono Makarim itu.

Kinerja Nadiem di kementrian pendidikan dan kebudayaan yang masih seumur jagung sudah dapat mengambil perhatian di generasi Z untuk tingkat kepuasaan keterpilihan Nadiem sebagai menteri sebanyak 45.2 persen. Sedangkan 51 persen generasi Z memilih biasa saja dan 3.8 persen tidak puas terhadap Nadiem Makariem sebagai menteri di kabinet Jokowi-Ma’ruf.

Baca Juga:  Pemkab Rohil Mediasi Warga yang Berada di Tanah Negara 

“Nadiem Makarim sebagai pelopor salah satu pendiri Gojek membawa suatu perubahan besar dalam perekonomian di Indonesia. Hal inilah yang akhirnya membawa dampak tingkat kepuasaan generasi Z terhadap image Nadiem Makarim sebagai mendikbud,” ujar Alvin.

Jajak pendapat ini dilakukan selama dua minggu, dimulai pada 11 November hingga 22 November 2019. Metode dari jajak pendapat menggunakan purposive random sampling, yakni metode pengambilan sampel dengan cara memilih sampel yang bisa mewakili populasi.

Setiap wilayah Jabodetabek mempunyai proporsi sampel yang seimbang. Jumlah responden dari jajak pendapat ini berjumlah 537 orang generasi Z yang berada di wilayah Jabodetabek. Semuanya merupakan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta.

Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Hasil jajak pendapat dari Indonesia Popular Survey (IPS) menyimpulkan bahwa Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Makarim populer di kalangan Generasi Z se-Jabodetabek. Nadiem dikenal dan populer diketahui melalui media sosial.

“Dari total responden, 73,2 persen mengenal Nadiem. Sementara, 26,8 persen menyatakan tidak kenal pendiri Gojek tersebut. Dengan demikian, dapat disimpulkan Nadiem ini cukup populer di kalangan Generasi Z,” ujar peneliti IPS Teguh Hidayatul Rachmad dalam keterangan tertulis yang diterima JawaPos.com, Jumat (29/11).

Teguh menjelaskan 61,3 persen Generasi Z yang jadi responden jajak pendapat ini mengenal Nadiem dari media sosial. Meski demikian, ada satu temuan menarik, yaitu Nadiem tidak punya media sosial.

“Nadiem itu tidak ada di media sosial, tapi justru Generasi Z itu banyak tahu dan kenal Nadiem dari media sosial. Nah, artinya ia jadi salah satu topik pembicaraan yang viral dibicarakan netizen dari Generasi Z,” katanya.

Selanjutnya, beberapa responden Generasi Z juga menyatakan mengenal Nadiem dari platform media-media lainnya. “16,8 persen kenal dari media TV; 16,5 persen dari portal berita online; 3,3 persen kenal dari media cetak; 1,5 persen kenal setelah bertemu tatap muka; 0,6 persen kenal dari media radio,” jelas Teguh.

Baca Juga:  Catherine Wilson Janji Tak Pakai Narkoba Lagi

IPS juga meneliti tingkat keyakinan Generasi Z atas kinerja Nadiem sebagai Menteri. Secara garis besar, mayoritas Generasi Z percaya Nadiem akan memberikan performa terbaiknya.

“10,2 persen Generasi Z itu sangat yakin dengan kinerja Nadiem untuk lima tahun ke depan sebagai Menteri dan 47,1 persen juga menyatakan yakin. Ini artinya sudah lebih dari 50 persen Generasi Z percaya bahwa Nadiem akan bekerja dengan baik sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,” ujar Direktur IPS Alvin.

Masih ada 38 persen Generasi Z yang ragu-ragu akan kinerja Nadiem dan ada 4,7 persen menyatakan tidak yakin dengan kinerja anak dari pengacara Nono Makarim itu.

Kinerja Nadiem di kementrian pendidikan dan kebudayaan yang masih seumur jagung sudah dapat mengambil perhatian di generasi Z untuk tingkat kepuasaan keterpilihan Nadiem sebagai menteri sebanyak 45.2 persen. Sedangkan 51 persen generasi Z memilih biasa saja dan 3.8 persen tidak puas terhadap Nadiem Makariem sebagai menteri di kabinet Jokowi-Ma’ruf.

Baca Juga:  Ciptakan Lapangan Kerja, Jaga Ekosistem Gambut

“Nadiem Makarim sebagai pelopor salah satu pendiri Gojek membawa suatu perubahan besar dalam perekonomian di Indonesia. Hal inilah yang akhirnya membawa dampak tingkat kepuasaan generasi Z terhadap image Nadiem Makarim sebagai mendikbud,” ujar Alvin.

Jajak pendapat ini dilakukan selama dua minggu, dimulai pada 11 November hingga 22 November 2019. Metode dari jajak pendapat menggunakan purposive random sampling, yakni metode pengambilan sampel dengan cara memilih sampel yang bisa mewakili populasi.

Setiap wilayah Jabodetabek mempunyai proporsi sampel yang seimbang. Jumlah responden dari jajak pendapat ini berjumlah 537 orang generasi Z yang berada di wilayah Jabodetabek. Semuanya merupakan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta.

Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari